[FF] An Involved Lover [Five – His Eyes in Fireworks]

Gambar

“An Involved Lover”

Main Cast(s) :

  • Choi Sooyoung (SNSD)
  • Oh Sehun (EXO-K)
  • Kris Wu (EXO-M)

As tagged : Baekhyun

Genre : Fluff, Romance, Comedy

Rate : G

Lenght : Chapter

Author : @WayneFanneey

 

***

Chapter Five – His Eyes in Fireworks

 

Sehun’s Pov

 

Hari terakhir sekolah untuk semester satu ini. Di sini, di sekolah ini pun kedatangan liburan semester yang dinanti-nantikan seluruh murid. Termasuk aku.

 

Noona, kau tidak berminat mengucapkan selamat padaku? Atau merayakan keberhasilan atas pencapaian nilaiku? Sooyoung Noona?” aku bertanya padanya yang berjalan cepat di sampingku—Choi Sooyoung, sepupu perempuanku. Yeah, aku memang senang karena hasil rapor yang cukup memuaskan—semua nilaiku nyaris sempurna, nyaris.

 

“Harus kuberitahu berapa kali dulu baru ngerti sih?! Kalau di lingkungan sekolah, panggil aku Sonsaengnim Oh Sehun-ssi murid penerima beasiswa seni lukis kelas 10-4!” tanpa memandangku, Sooyoung-noona menegur. Aku mendengus tanpa suara. Bosan. Entah keberapa kalinya ia lontarkan kalimat itu padaku hari ini. Bukan hari ini saja sebenarnya, setiap hari.

 

“Apa tidak capek? Tiap kali aku panggil Noona, kau meralat, aku panggil lagi, kau ralat lagi, tidak capek Choi Sooyoung Sonsaengnim pembina klub seni lukis sekaligus wali Oh Sehun?”

 

Sekejap dia menghentikan langkahnya. “Kalau kau mau diralat kan masalahnya beres!”

 

“Tapi aku ingin memanggilmu Noona! Kenapa tidak boleh? Lagipula kita kan saudara sepupu!”

 

“Dimanapun boleh asal jangan di sekolah!”

 

Noona!”

 

“Yah! Kau kepala batu!”

 

“Ah, berantem lagi. Choi Sonsaengnim, berjuanglah, hahaha!” Baekhyun-sunbae tertawa-tawa saat melewati Sooyoung-noona dan aku yang sedang adu mulut di koridor.

 

“Sehunie jangan mau kalah! Fighting! Hahaha!” Chanyeol-sunbae menimpali.

 

Baekhyun-sunbae menyikut Chanyeol-sunbae tapi Sunbae berambut ikal itu tidak peduli. Kyungsoo menghampiri kedua orang itu dan menariknya pergi. “Abaikan saja, Sunbaedeul. Kalian jangan ganggu mereka.” Aku berusaha tidak memperdulikan mereka.

 

Dan perdebatan itu masih berlanjut sampai perjalanan pulang, dengan tidak mulusnya. Jadi dalam mobil aku terus memandang ke luar jendela—memperhatikan trotoar. Sementara Sooyoung-noona dengan wajah masam duduk di kursi kemudi di sampingku.

 

Sooyoung-noona mengeluarkan nafas lelahnya. Dia memejamkan mata beberapa detik. “Sial. Padahal kukira selama liburan semester akan selesai tanpa mendengarkan omelannya Guru Kepala.” Seperti biasa. Sooyoung-noona selalu mengeluh tiap kali dia mendapatkan omelannya Pak Kepsek Shinju yang terhormat itu, Lee Sooman. Sebenarnya bukan dia saja, sih. Aku juga ikut dimarahi. Tapi tidak terlalu mengambil pusing karena di rumah Busan pun aku sering di marahi Ibu. Sama saja lah.

 

“Dimarahi borongan termasuk untuk jatah liburan semester ya,” terlihat Sooyoung-noona memijat-mijat keningnya. Entah kenapa, akhir-akhir ini aku sering sekali melihatnya memijat-mijat kening seperti itu. Kurasa ada beban pikiran yang dia sembunyikan dariku. Aku tidak tahu. Aku ingin bertanya tapi tidak bisa. “Gara-gara kau, tuh.”

 

Noona juga.” Dia tidak membalas perkataanku. Aku menoleh dan melihatnya memandang lurus jalanan. “Tapi, entah bagaimana rasanya sudah liburan lagi. Masuknya aku ke sekolah ini bersama Noona, seperti baru terjadi kemarin.” Aku tersenyum dan memandangnya.

 

“Itu karena aku walimu!” benar juga. Noona memang waliku. Hish, kurasa dia tidak mengerti maksud ucapanku tadi.

 

Diawal mula musim semi tahun ini, aku terpilih sebagai murid penerima beasiswa seni lukis. Oleh sekolah ternama yang menghasilkan banyak pelukis terkenal, Shinju Cyber School. Kemudian aku harus tinggal di tempatnya Choi Sooyoung. Dia sepupuku yang bekerja sebagai Guru Bahasa Jepang di sekolah ini. Aku tidak tahu pasti, tapi aku pernah mendengar sebenarnya dulu Sooyoung adalah Guru Kesenian, bukan Guru Bahasa.

 

“Oh iya, Noona.” Aku memanggilnya dan dia menyahut pelan. “Kai bilang akan ada pawai kembang api di pantai Hyeopjae.”

 

“Pawai kembang api?”

 

“Sepertinya acaranya malam ini, aku ingin kita pergi ke sana sama-sama.”

 

“Kau nggak bisa pergi dengan Jongin saja?”

 

“Yah! Noona memang nggak ngerti maksudku, ya?!” aku kesal karena Noonaku itu orangnya terlampau bebal. Sulit sekali rasanya menunjukan kalau aku suka padanya. Apa harus aku tulis besar-besar lalu kutempel di jidatku?

 

“Dasar, kau kan sudah besar. Masa kemana-mana harus kutemani?” dia malah mengusap-usap kepalaku dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya masih memegang setir. Tuh kan dia nggak mengerti maksudku! Bukan itu! Argh!

 

Selalu saja. selalu saja menganggap dan memperlakukanku seperti anak kecil. Mungkin di matanya aku ini Oh Sehun yang baru masuk TK 0 kecil dengan tas punggung bergambar Thomas and Friends. Hish, lihat saja. Hari ini akan kubuat dia terkejut!

 

***

 

Tanpa kuduga-duga. Malam itu Pelatih Wu atau aku biasa memanggilnya Kris-hyung datang ke apartemen Sooyoung-noona untuk menghancurkan semuanya—walau aku tahu niatnya tidak seperti itu. Tapi tetap saja, bagiku dia perusak. Memang agak kejam. Si rambut emas itu mengajak Noona dan aku pergi ke pawai bersama-sama. Aku berusaha berpikir postitif bahwa kita memang akan pergi bertiga. Bukan seorang adik laki-laki yang mendomplengi kencan kakak perempuannya.

 

BUKAN.

 

Pokoknya akan kujadikan acara malam ini hanya ada aku dan Noona dengan puluhan kembang api di pantai Hyeopjae.

 

Kami sampai di tempat perayaan dan sudah banyak yang datang. Parkiran cukup penuh membuat Kris-hyung memarkirkan mobilnya di restoran sekitar lokasi perayaan. Kurasa perayaan ini benar-benar dinantikan semua orang. Banyak pedagang di sisi-sisi pantai yang ikut meramaikan. Sebagian besar berjualan makanan yang membuat hidungku terus mengendus kenikmatan. Aku jadi lapar.

 

“Selamat datang, anda berdua mau memesan menu khusus untuk pasangan? Kebetulan restoran kami sedang ada menu spesial khusus couple malam ini.” Seorang pegawai restoran itu menghampiri. Bertanya pada Sooyoung-noona dan Kris-hyung dan aku luarbiasa kesal saat itu. Apalagi pipi Sooyoung-noona sempat merona dan Kris-hyung kelihatan salah tingkah.

 

Sangat ingin aku mendamprat pegawai sok tahu itu dengan kata-kata, “Mereka bukan pasangan dan tidak akan pernah jadi pasangan!” tapi aku masih punya rasa malu, tentunya.

 

Aku kesal. Sangat. Terlalu sering hanya karena Noona dekat dengan laki-laki selain aku—kecuali Samuel tentunya. Bahkan aku tidak bisa mengontrol emosiku saat aku tahu dia pernah makan siang berdua dengan Baekhyun-sunbae. Aku tidak tahu rasa suka itu bisa jadi semenyebalkan ini. Aku tidak mempermasalahkannya namun Noona lah yang sering kali bermasalah karena rasa kesal berlebihanku. Aku tidak mau peduli karena ini salahnya yang tidak peka dengan perasaanku.

 

Aku tidak tahu tepatnya kapan aku mulai menyukai dia, sepupuku, Choi Sooyoung. Yang jelas aku menyadarinya saat membangunkannya hari minggu itu dan melihat wajah tidurnya yang seperti malaikat. Waktu itu jantungku berdegup dua kali lipat lebih cepat. Rasanya sama persis saat memeluknya di makan malam musim semi, saat melihatnya tersenyum tulus kemudian menggandeng tangannya sepulang dari Namsan, dan saat dia mencium pipiku di hari libur. Ah, aku ingat insiden dimana tanpa sengaja dia menciumku dan wajahnya langsung memerah seperti tomat. Dia manis sekali dan aku hampir tertawa. Namun aku hanya bertampang polos dan malah menggodanya. Kadangkala Noona lebih kekanakan daripadaku. Hanya saja dis terlalu pintar menutupinya. Dan semenjak semua itu, aku sadar rasa sayangku pada Choi Sooyoung melebihi seorang rasa sayang seorang adik pada kakaknya.

 

Kebetulan perutku sudah kosong dan berdendang ria. Aku meninggalkan mereka—Sooyoung-noona dan Kris-hyung—dan mulai menjajahi macam-macam makanan yang ada di perayaan. Mungkin makanan itu lebih mengerti perasaanku. Karena moodku cukup terkendali setelah setusuk ikan asam manis dan daging saus tomat bakar melewati kerongkonganku.

 

Aku makan seperti orang kalap. Apalagi setelah aku datang lagi dengan tiga tusuk kastela kacang di tanganku, kemudian mendapati Noona dan Hyung rambut emas itu tengah mengobrol seru. Sesekali diselingi tawa. Lagi-lagi aku cemburu.

 

“Kau masih ingat tidak?” Kris-hyung bertanya. Pada Sooyoung-noona tentunya, bukan padaku.

 

“Hm?” Noona meresponnya. Mereka masih tidak menyadari aku menguping.

 

“Entah berapa tahun lalu sih, aku pernah mengajakmu pergi ke pawai kembang api di Hongdae. Waktu kita bertiga masih di Busan.”

 

“Eh? Benarkah?”

 

“Hahaha, wajar kau nggak ikut. Habisnya kau waktu itu—”

 

NOONA! KRIS-SSI!”

 

Mereka berdua sontak menoleh berbarengan seriring dengan panggilan—yang lebih cocok disebut teriakan—terlontar dari mulutku. Aku memasang wajah semasam mungkin agar mereka merngerti keberadaanku di sini. Maksudku, mereka kan datang denganku! Bukan hanya berdua saja!

 

“Sepertinya kalian membiarkan orang lain dan menciptakan dunia milik berdua.” Jujur aku benci mengucap kalimat itu.

 

“Nggak kok!” elak Sooyoung-noona. Semoga itu benar.

 

“Ah, Sehun-a.” Kris-hyung menoleh padaku, dia tersenyum. “Sekedar mengobrol mengenang masa lalu saja.” jelasnya kemudian.

 

“Kalau begitu, nggak apa-apa, sih.” Aku mempertahankan wajah masamku. Rasanya penjelasan segitu belum cukup buatku.

 

Tapi Kris-hyung lantas menghampiriku dan mengatakan hal yang membuatku tertegun, “Dasar. Makanya jangan berwajah seperti itu. Ini perayaan yang dinanti-nantikan. Bukankah kau yang mengajak Sooyoungie kemari?” dia bertanya dengan nada tenang.

 

“Ha—? I-iya…”

 

Aku menyadari. Sejak dulu Kris-hyung adalah orang yang menawan. Aku mengenalnya lama seperti aku mengenal Sooyoung-noona. Waktu kecil dia sering bermain denganku juga. Seperti seorang kakak laki-laki yang baik hati dan bisa diandalkan. Tahun ini pun, setelah bertemu lagi dengannya, hal itu tetap tidak berubah. Dia masih menawan. Dan, aku mengaguminya.

 

“Lama tidak bertemu ya, Sehun-a,” sapaan ramahnya saat pertamakali melihatku menginjakkan kaki di Shinju, juga memanggil namaku dengan nada yang sama seperti dulu. Walau wajahnya sedingin es yang diimpor dari kutub utara tapi kepribadiannya sangatlah hangat.

 

Kemudian, satu hal lagi yang tidak berubah dengannya di masa lalu. Mungkin ini hanya firasatku dan kalau kukatakan langsung Kris-hyung pasti akan langsung menyangkalnya. Tapi, sejak pertama bertemu lagi dengannya aku selalu memperhatikan. Tatapan mata Kris-hyung yang memandang Sooyoung-noona… sejak dulu tetap tidak berubah. Aku sangat tahu tatapannya tidak seperti itu saat melihatku atau anak-anak basket atau para siswi yang mengidolakannya sekalipun. Itu berbeda, sangat, aku tahu jelas. Aku tidak berani menanyakannya karena aku terlalu takut. Aku takut dia juga punya perasaan yang sama denganku, pada Choi Sooyoung.

 

Aku mendengus pasrah. Dia saingan cinta yang selain kuat juga tidak bisa dibenci. Ramah, baik hati, ditambah lagi tampan. Jelas aku kalah telak.

 

“Kenapa murung? Kau sakit?” tiba-tiba saja Kris-hyung bertanya padaku dengan raut cemas.

 

Gwenchana.”

 

Aiissh! Dasar! Baik hatinya semakin menegaskan!

 

“Biarkan saja, Kris. Paling juga karena kebanyakan makan.” Cibiran Sooyoung-noona membuatku menggembungkan pipi. Lihat! Sepupu kandungku malah sikapnya seperti itu!

 

“Masa bodoh!” dia sendiri sedang makan bakpao tapi mengomentariku yang banyak makan. Aku makan banyak kan karena dia! Dan lagi, yang shikshin itu sebenarnya dia!

 

“Jangan kesasar, Sehunie!” aku mendengar seruannya kala aku sudah menjauh dari dua orang itu. Lebih baik menjelajahi makanan saja daripada dengan mereka berdua. Menyebalkan.

 

“Kris, mau?” dia menawari Kris-hyung tapi mengabaikanku? Arh, Choi Sooyoung bodoh!

 

Pada akhirnya aku tetap diperlakukan seperti anak kecil. Selain itu, entah kenapa alur cerita ini sangat diluar imajinasiku. Ini seperti… “Adik laki-laki pengganggu yang mendomplengi kencan kakak perempuannya”. Vision macam apa itu? Yah! Aku ingin menghajar penulisnya! (author langsung ngibrit)

 

“Guru Choi dan Pelatih Wu!” rasanya aku mengenali suara itu.

 

“Eh, Baekhyun-ssi.” Benar. Baekhyun-sunbae si tukang gosip itu. “Kau juga datang?” Kris-hyung bertanya dengan ramahnya.

 

“Tentu saja. Ini kan perayaan!”

 

Ada dia lagi. Yaish! Kenapa lama-lama makin menjauh dari rencana semula?

 

“Hmm,” Baekhyun-sunbae memicingkan mata ber-eyelid-nya. “Tetapi kalian berdua juga tidak bisa didiamkan begitu saja, ya. Masa kencan di pawai kembang api berdua-duaan saja.”

 

Ya—!

 

Bukan! Bukan berdua-duaan saja! Ada aku di sini! Dan seharusnya aku dengan Noona bukannya Kris-hyung dengan Noona!

 

Aku mendengar Noona menolak keras argumen sepihak Baekhyun-sunbae dan aku setuju. Tapi Baekhyun-sunbae terus menggoda mereka dan mengatakan hal yang makin membuatku marah.

 

“Padahal nggak perlu malu-malu. Habisnya kalian berdua seperti sepasang kekasih yang serasi, loh!”

 

Deg.

 

‘Seperti sepasang kekasih…’

 

Kenapa rasanya aneh? Mendengar Baekhyun-sunbae mengatakan mereka sepasang kekasih yang serasi kenapa aku begitu marah? Jadi, benar terlihat seperti itu? Pada akhirnya aku memang kasat mata di mata mereka. Aku memang tidak dianggap.

 

Aku memang…

 

Payah!

 

Aku berlari keluar dari tempat pawai. Aku duduk di sebuah bangku dan menenangkan dadaku yang bergemuruh. Panas sekali di dalam sini. Aku baru sadar tidak memakai jaket. Hawa mendingin, semilir angin menerpa wajahku. Tapi tak cukup dingin karena di dalam sini sudah terlampau panas.

 

Duaaar! Duaaar!

 

Warna-warni muncul di langit. Percikan api yang sudah diluncurkan. Kembang api meletup-letup indah di atas sana. Ah, benar juga. Tadi kan datang ke sini untuk melihat kembang api, dengannya. Lagi-lagi, pada akhirnya cuma aku sendiri. Picingan mataku masih menangkap warna-warni yang berkilauan itu. Kalau Noona ada di sini, lengkap sudah. Tapi, sayangnya dia tidak di sini.

 

Aku ingin menunjukkan padanya. Aku bukan Sehun kecil lagi, aku ingin dia sadar. Aku ingin dia tahu perasaanku padanya tanpa harus kulontarkan langsung dari bibirku. Aku ingin dia paham akan sikapku padanya selama ini. Aku ingin dia.

 

Jauh-jauh hari Kai sudah memberi tahu acara perayaan ini padaku. Chanyeol-sunbae ikut mendukungku. Dia menyarankan aku kencan berdua dengan Noona hari ini. Menyusun rencana walau penuh lubang. Tetapi, rencana itu hancur berantakan. Seolah-olah tanggul yang retak hanya oleh lubang semut. Dan, lubang semutnya adalah Kris-hyung.

 

Ah, bicara soal pawai kembang api, dulu pun aku pernah melihatnya. Sekali.

 

[Flashback]

 

“Aku ingin lihat kembang api, Noona.” Kala itu aku bertanya pada Sooyoung-noona yang tengah mengunjungiku di Rumah Sakit. Sejak dulu, dia memang satu satunya orang yang paling sering membesukku selain Ibuku.

 

Dia tersenyum namun menggeleng. Sebuah pukulan untukku. Dia menenangkanku dengan usapan hangat tangannya di kepalaku, seperti biasa, dia selalu melakukan itu. Dan perlakuannya juga membuat hatiku tenang.

 

“Nanti kalau kau sudah sembuh, mau berapa kali pun kuajak, deh.” Katanya saat itu. Aku masih mengingat jelas.

 

“Tidak bisakah sekarang saja, Noona?”

 

“Heh, kepala batu. Kau itu masih sakit, nanti saja kubilang, kan? Pokoknya setelah kau sembuh aku akan mengabulkan apapun keinginanmu, jadi cepat sembuh!”

 

Yaksok?”

 

Yaksok.”

 

[End of Flashback]

 

Pada akhirnya dia tidak pernah membawaku ke sana. Karena aku tidak kunjung sembuh. Dan, ia melupakan janjinya. Kembang api yang hanya sekali kulihat itu dari jendela kaca di kamar Rumah Sakit sambil berlinangan airmata. Aku menangis karena sepupu perempuanku mengingkari janjinya. Cahayanya samar. Sebagian kembang api itu terpotong tertutupi bangunan gedung yang menjulang.

 

Jauh…

 

Jauh sekali.

 

Bahkan terlihat seperti benda dari dunia lain.

 

“Eh?” Setitik air jatuh dari mataku. Cepat aku menyekanya. Kenapa aku menangis?

 

“Oh Sehun!” itu pekikan Sooyoung-noona. Sosok wanita bertubuh tinggi itu tampak berlari-lari dengan sepatu haknya ke arahku. Dia bodoh atau apa lari-lari pakai sepatu hak?

 

“Yah!” dia berteriak lagi setelah sampai di hadapanku. Dia menumpukan tubuhnya pada lutut seraya mengatur nafasnya yang terengah. Aku memandangnya heran. “Sendirinya ribut-ribut, jadi anak hilang, terus nangis padahal cowok. Menyusahkan saja!” dia berkata dengan nafas memburu. Aku bisa menangkap nada khawatir di kalimatnya. Dia mencemaskanku. “Makanya, kau itu masih kecil, tahu! Dasar bodoh!”

 

Noona aku nggak nangis! Dan aku nggak bodoh!” kelitku. Memang benar kok! Lagipula airmata itu hanya setetes!

 

Plak!

 

Aku tertegun. Dia menamparku. Pipiku panas tapi aku tahu tamparan itu ungkapan kekhawatiran yang berlebihan padaku. Jadi, aku membiarkan dia meluapkannya saat itu juga.

 

Noona…”

 

“Balasan karena kau bikin cemas!” walau berkata dengan nada galaknya. Aku tahu dia sangat peduli padaku. Dia begitu panik saat mencariku. Dia menangis.

 

“Sooyoung-noona,” aku memanggilnya lagi tapi dia menyibukkan diri dengan kakinya. “Sakit?” aku berjongkok dan melihat pergelangan kakinya yang memar.

 

Dia menggigit bibir bawahnya sebelum mengangguk pelan sekali. Justru dia yang bodoh. Kenapa juga berlari dengan sepatu hak begini? Jelas saja kakinya akan memar.

 

“Gara-gara kau. Neottaemune.”

 

“Kau cemas sampai sebegitunya padaku.” Ujarku. Aku berjongkok memunggunginya. “Naiklah, Noona.” Dia diam saja. Memandangku sampai-sampai tanda tanya besar tergurat di wajahnya. “Aku akan menggendongmu.” Penjelasanku sukses membuat kedua pipi tembemnya merona kemerahan. Padahal aku tidak sedang menggodanya, aku serius akan menggendongnya di punggungku.

 

Keundae…”

 

“Ayolah, cepat. Kembang apinya sudah mau habis nih, aku ingin lihat denganmu.”

 

Dan, kalimat dariku itu akhirnya meluluhkan Sooyoung-noona. Aku sedikit bergidik saat dengan pelan dia lingkarkan kedua tangannya pada leherku. Lembut sekali.

 

“Berat nggak?” dia menanyai dengan pelan. Nafasnya hangat dan teratur mengenai tengkuk telanjangku. Dia mengeratkan pelukan di leherku dan aku menopang kaki panjangnya dengan kedua tanganku.

 

“Berat.” Jawabku jujur. Terdengar kekehan renyah darinya.

 

“Maafkan aku.”

 

“Maafkan aku juga.” Aku tersenyum kendati dia tidak bisa melihatnya. Tapi dadaku terasa hangat karena sentuhan kulitnya.

 

“Padahal waktu dulu aku yang menggendongmu. Saat lututmu terluka karena jatuh dari pohon untuk mengambil layang-layang.” Dia berucap.

 

Noona itu kan lama sekali, itu waktu aku masih TK.”

 

“Memang iya, hehehe. Tapi aku tidak bisa melupakan kejadian itu, soalnya kau lucu banget sih.” Terdengar tawa renyahnya dan saat itu pula aku ingin melihat wajahnya yang tertawa. Dia selalu terlihat mengagumkan saat tertawa, mata bulatnya menyipit dan dagunya akan melancip. Ini bukan kali pertama dia tertawa karena perbincangan di antara kami tapi rasanya berbeda dari biasanya, aku tidak tahu kenapa. “Hei, yang paling besar lagi naik tuh.” Dia mengingatkanku. Aku menengadahkan wajahku.

 

Benar. Kembang api yang paling besar itu sangat bercahaya. Percikan warna-warni yang indah terlihat dari tempatku dan dia. Tepat di atas kami.

 

Hari ini, malam ini, kembang api yang kulihat dengan Noona kugendong di punggungku, terasa sangat dekat daripada yang penah kulihat dari jendela kamar Rumah Sakit.

 

Noona, andai kau tahu rasanya sebahagia ini.

 

***

 

“Sehun-a! Syukurlah kau tidak hilang jauh-jauh.”

 

“Bikin cemas, loh. Jangan-jangan kau ditangkap sama preman? Eh tapi kayaknya mustahil, deh. Badanmu bongsor begitu masa kalah sama preman?”

 

Kris-hyung dan Baekhyun-sunbae juga ternyata mengkhawatirkanku. Mereka pasti ikut mencariku.

 

“Sooyoung-sam sukses jadi sepupu yang lalai dari tugas, ckck.”

 

“Byun Baekhyun-ssi!” Noona menggeram.

 

“Maaf merepotkan kalian. Aku hanya jalan-jalan di sekitar pantai.” Dustaku. Nyatanya, aku memang berencana kabur meninggalkan mereka.

 

“Aku hanya takut kau tidak akan tahu jalan pulang. Ini kan kali pertama kau datang ke sini. Tapi kalau kau cuma jalan-jalan sih tidak apa-apa.” Kata Kris-hyung.

 

“Yah, Wufan! Jangan terlalu memanjakan dia!” Noona bersungut. Aku sudah menurunkannya dari gendonganku sebelum terlihat Kris-hyung dan Baekhyun-sunbae. Dia takut Baekhyun-sunbae menyebarkan gosip aneh lagi di sekolah kalau melihat kami dalam kondisi seperti itu.

 

“Sebenarnya ini juga gara-gara kau, kan.” Balas Kris-hyung.

 

“Kau juga lengah memperhatikannya!” Noona tak mau kalah.

 

“Jangan menyalahkan orang lain, Choi.” Dan, mereka akan terus seperti itu jika tidak ada yang menghentikan.

 

“Mereka selalu begitu, ya.” Baekhyun-sunbae berbisik lantas ikut mendudukkan pantatnya di sampingku.

 

“Yeah, sering kali.” Gumamku. “Repot juga.”

 

“Kucabut kata-kataku barusan. Daripada disebut sepasang kekasih, lebih tepat disebut pasangan yang cekcok melulu, ya. Lucu banget.”

 

“Menurutku juga begitu.”

 

Ngomong-ngomong, dulu juga mereka selalu bertengkar…

 

“Dasar cewek tomboy!”

 

“Apa katamu? Dasar kepala batu!”

 

“Kepala batu? Daripada kau kepala udang!”

 

“Mana ada kepala udang? Yang ada otak udang! Bodoh!’

 

Meskipun begitu, mereka berdua kelihatan sangat asyik. Malah aku berpikir mereka semakin tidak bisa dipisahkan karena pertengkaran mereka. Aku pernah iri akan hal itu dan ingin cepat jadi orang dewasa.

 

***

 

Jadi sepulang dari pawai yang menguras tenaga dan emosi itu, dalam mobil BMW hitam milik Kris-hyung, aku yang kelelahan memejamkan mataku dengan kepala yang menyandar di pundak Sooyoung-noona. Sementara Kris-hyung mengemudi di jok depan. Hahaha, entah kenapa rasanya dia seperti sopirku saja.

 

“Bocah yang paling heboh malah sudah tidur duluan, ck.” Noona mengira aku sudah tidur. Biarkanlah. Jadi aku bisa berlama-lama bersandar di pundaknya.

 

“Sehun benar-benar anak laki-laki yang penuh semangat.” Komentar Kris-hyung.

 

“Hmm. Aku juga jadi berhutang budi padamu karena sudah mengantar jemput kami. Anak ini merepotkan juga, sih.”

 

“Haha, jangan begitu. Aku memang ingin melihat pawai dengan kalian, kok.”

 

“Tapi, sebagai kakak perempuan dari anak ini, aku ucapkan terimakasih. Gomawo, ne?”

 

“Kau tuh memang brother complex ya, Choi?”

 

Mwo?”

 

“Waktu itu juga kau begitu,” terdengar lagi suara berat Kris-hyung yang tertawa. Waktu itu? Waktu itu kapan? Apa ada yang aku lewatkan di sini? “Waktu itu aku mengajakmu pergi melihat pawai kembang api, tapi kau menolak dengan alasan yang membuatku cemburu.”

 

“Apaan sih?”

 

“Aku tanya kenapa, kau bilang, ‘Ada seseorang yang sangat ingin melihat kembang api tapi tidak bisa, makanya aku tidak mau hanya aku yang bersenang-senang melihatnya, aku ingin melihat kembang api dengannya.’”

 

Ha—? Noona bilang begitu?

 

Itu…

 

Seseorang itu…

 

Maksudnya, AKU? Benarkah? AKU? OH SEHUN?

 

“Hyah! Aku nggak pernah bilang!” Sooyoung-noona mengelak, aku yakin dia sangat malu. Sedangkan aku hanya bisa mengulum senyum dengan mata masih terpejam.

 

“Pernah, pernah bilang.” Ujar Kris. “Terus terang saja. Saat itu aku aku cemburu pada seseorang yang kau bicarakan. Sehun, kan?” Noona diam saja. otomatis Kris-hyung melanjutkan, “Sebenarnya Sehun itu penting bagimu. Hanya saja kau belum sadar seberapa pentingnya dia. Atau malah… sebenarnya kau sudah sadar tapi berpura-pura tidak tahu.”

 

“Tentu saja dia penting,” Noona menyela, aku mengulum senyum. Detik berikutnya kembali dia menyambung dengan kalimat yang membuat senyumku pudar, “Dia kan adikku.”

 

“Adik?” Kris-hyung terkekeh. “Raut wajahmu saat mencarinya tadi pun… Yah, Choi Sooyoung, jangan mengelak lagi padaku. Aku tahu.”

 

“Dasar bodoh! Nggak mungkin aku… Masa sama bocah macam dia—”

 

“Loh? Yang bodoh itu kau, kan? Sehun bukan bocah lagi, yeah… kalau kau punya mata.”

 

Ya. Salah besar kalau terus menganggapku anak kecil, Noona.

 

“Pokoknya, jangan beritahukan pembicaraan ini ke Sehun! Awas saja!” terdengar ancaman Sooyoung-noona dan Kris-hyung tertawa lagi.

 

“Itu sih, tergantung tutup mulutnya…”

 

“Wufan!”

 

Aku membuka mata dan Kris-hyung melirikku. Noona tidak sadar aku mengedipkan sebelah mataku pada Kris-hyung kemudian memejamkan mata lagi—pura-pura tidur.

Haha, Noona, siap-siap saja, ya.

 

***

 

Kris-hyung menceritakan ini padaku. Entah aku harus berterimakasih atau mendampratnya. Jadi di sanalah mereka. Sooyoung-noona dan Kris-hyung keesokan harinya. Setelah Noona mentraktir Kris-hyung makan kepiting sepuas hati—untuk sogokan tutup mulut—di Restoran China, Kris-hyung memberitahu Noona kalau aku sebenarnya tidak tidur di mobil malam itu. Kesimpulannya, ada sisi negatif dan positifnya. Positifnya, aku jadi tahu perasaan Noona padaku. Dan negatifnya, sepulang dari Restoran China itu Noona langsung mendiamkanku selama tiga hari penuh.

 

***

 

A/N: finally yeay! akhirnya update juga! hahaha, ini special chapter sehun pov dan next chapter adalah special sooyoung pov dan nextnya lagi adalah spesial kris pov ^^

semoga nggak mengecewakan, mohon maaf kalau banyak salah kata atau typo, maklum lah manusia banyak kesalahan. oh iya chingudeul, doain aku juga ya buat tanggal 234 ntar aku ada plantikan di PMI! ujian, ujian aku dataaang~!~

bonus pic
SooHun-selca

39 Comments Add yours

  1. Choi Je Kyung berkata:

    Hahaha~ jadi yang mendapatkan keuntungan ini hanya kris, udah di traktir tpi ujung2nya ngebocorin juga tentang sehun ==”

    Lanjut chingu, fighting^^

    Suka

  2. $uho wifeu berkata:

    Ihh thor makin bikin gregetan /.\
    akhirnya sedikit lega /?
    Ayo next chap..
    Aku suka deh kamu updatenya cepet n.n
    hwaiting~

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      oh jadi kalau updatenya nggak cepet kamu beci aku?
      hueeee!!! *nangis di pelukan Sammy (?)*

      Suka

  3. WINTERCHAN berkata:

    Aaaa akhirnya Baekhyun nongol lagi /cipok baekhyun/
    eh kris licik tuh, udah dapet sogokan tapi tetep ember (?) dasar -_-
    lanjutannya ditunggu yaaa 😀

    Suka

  4. safira faisal berkata:

    akhirnya part ini ngejelasin juga perasaan nya sooyoung ke sehun, yaa biarpun aku masih agak ga ngerti, ehehe 😀 , kasian sehun didiemin 3hari penuh sama sooyoung haha 😀 , ditunggu spesial partnya sooyoung, dan terutama kris!! Aku penasaran sebenernya kris itu suka sooyoung atau nggak sih?
    Oh ya, semangat ya buat pelantikan PMI nya eonnie^^

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      hueeee… ternyata sebagai penulis amatir memang aku masih banyak kegagalan?
      apa kamu kurang bisa nangkep perasaan sehunnya di sini? T___T

      Suka

  5. cica berkata:

    makin seru sumpah
    nextnya ditunggu 🙂

    Suka

  6. Nina berkata:

    Joha johda~
    Hati sehun panasnya kaya apa? *teko dg air mendidih?*
    Baekki, ga sekolah-perayaan masih aja dengan celotehannya yang bikin orang bersungut-sungut
    Kris bijak juga, meski terkadang dia terlalu jujur dan menyama-i ke polosan Sehun yang bikin orang gemes(><)
    Apa Soo memang menyukai Hunie?
    Terus perasaan Kris?

    Ceritanya seru, tapi alur dan waktunya sedikit terkesan agak cepet *menurutku*

    Next be waiting~
    Fighting!!!!!~

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      omona masa kris dibilang polos? omo enggak banget lah mukanya itu kan… /plak/
      aku minta maaf deh kalo alur dan waktunya sedikit kecewpetan, padahal aku ngerasa lama banget bikin part yang ini, aku adit-adit mulu soalnya ==”

      Suka

  7. KyungSoo berkata:

    entah kenapa jadi suka copel sehun-sooyoung gara” ff ini
    alurnya makin keren! pokoknya ditunggu chap selanjutnya-o-

    fighting buat plantikan PMI-nya thor-o-)9

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      hahaha, biasain aja baca ff soohun couple kalo udah di blogku, wkwk~
      sukur sukur deh kalo kamu jadi shipper mereka xD

      Suka

      1. KyungSoo berkata:

        ngahahah,iya nih thor-o-
        author sih nyebarin virus._.v

        Suka

  8. kenianurasha berkata:

    Finally part 5 keluar juga! \(´▽`)/
    Kyaaa kris muncul! Kwkwk
    Kris gk sakit hati tuh tnya kyk gt ke soo kwkwk
    Sehun akhirnya udh tau perasaan soo
    Daebak thor!^^
    Lanjut ya

    Suka

  9. Febryza berkata:

    Duuuuh part ini bener2 deh ada yg bikin ngakak tapi ada yg bikin dilemanya juga.. Tapi jujur author aku lebih prefer soo unnie sama kris entah kenapa, tapi ditunggu deh soo pov sama kris pov nya

    Suka

  10. syoosister berkata:

    kyaaaa sooyoung-ah~ sehuna~
    kris godain sooyoung dalam mobil haha
    sookris apa kabar yaa?’-‘
    gak sabar sama chapter selanjutnya, update soon author^^ fighting!

    Suka

  11. Hika berkata:

    woah woah~ makin keren aja nih ff :3
    ijin nge-save bonus pict nya ne? aku suka :3
    ciye ciye cover ff nya baru :3 aku suka :3
    ah~ pokonya aku suka :3
    Keep it up ^^

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      aku juga suka sama yang komen /chu//gaknyambung/
      silahkan aja save ga ada yang larang kok

      Suka

  12. syaffinyoungsters berkata:

    next chingu ^^ daebaaakk~~

    Suka

  13. Yufasa berkata:

    akhirnya kris nongol juga di part ini *.* hu… Di sembunyiin mulu nih sama author *peluk kris* ah iya…. Masih ada 2 perasaan menggantung menurutku, antara perasaan sooyoung ke sehun dan kris ke sooyoung -.- #its make me confused!! *lupakan
    semoga sukses dengan ujianya… *pasti selalu mendoakan*
    Ditunggu next chapternya ya thor… Figthing…..
    *hug author*

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      *ikutan peluk kris*
      aku juga mengehela nafas lega setetlah nongolin dia lagi…
      haha iya dong masih ngegantung kan end nya masih lama /evil laugh/
      makasih juga buat doanya chingu ><
      *hug back*

      Suka

  14. diamond kim berkata:

    mianhe,,, ya chingu,, komennya baru bisa skarang,,,
    gara* chingu aku dikira gila sama orang rumah,,
    abis aku senyam senyum sendiri gegara ff chingu,,
    ah,, akhirnya kris muncul lagi,, baekhyun juga ikutan nongol,,
    rame deh jadinya,, apalagi waktu scene sehun gendong soo nni,, so sweet,, >///<
    tapi yang aku bingungin perasaan nya kris thu gmn ke soo nni ?
    suka apa enggak ? pokoknyua ditunggu klanjutannya lah chingu,,,
    FIGHTING ya !!!

    Suka

  15. emi berkata:

    huwaaa makin unyu aja nih ceritanya, lanjut thor lanjut! ^o^
    penasaran bgt aku sama perasaannya kris ke sooyoung.-.
    ditunggu soo pov sama kris pov-nya thor~~!!! ^o^

    Suka

  16. arifianka azzahra berkata:

    Authooooorr , ciyusly aku suka banget ceritanyaaaa /peluk kris/
    Aku suka sifat sehun yg romantis <33
    Aku suka sifat sookrisbaek disini <33
    I will give you a million applouse for you /keprok/

    Pokokya cerita nya harus panjang sama banyaaaaak banget part nya sampe 20-an .-.v
    Ah, daebak jinjja '-')b
    Lanjutin ya thor , kalo bisa lebih panjaaang banget ceritanya '-'
    Tolong cepat juga ya nge publish nyaaa *readers macam apa ini minta minta terus-_- *
    Lapyusomay miin ❤ /cium sehun/
    Makasih thoor :*
    Ditunggu banget part selanjutnyaaa , papaai!!!!

    Suka

  17. arifianka azzahra berkata:

    Thoooor aku suka banget sama ceritanyaaaa /peluk kris/
    Aku suka sifat sehun yg romantis <33 /cium pipi sehun/
    Aku juga suka sifat sookrisbaek '-')b
    Pokoknya FF author jjang pake banget! '-')b
    Semangat lanjutin FF nya yaaa author ku sayaang /cium baekhyun/ '-')9
    Kalo bisa lebih panjaaaang banget ya , ceritanyaaa
    Pokoknya partnya harus banyak , kalo bisa 20-an .-.v *Readers macam apaini banyak permintaanyya -_-* maapkan min /bow bareng luhan/
    Lanjut ya thor FF nya!!!
    Aku sukaaaaaa bingid sama FF in thor '-')b
    I will give you a million applouse!! /keprok bareng chanyeol/

    Aku mau curcol thor , tdi pas mau ngecoment , eh , ke back , jadi harus ngetik lagu demi author '-')9

    Semangat ne thor ngelanjutinnya '-')9
    Fighting '-')9 muah

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      muaaaaah juga buat arifiankaaa!
      welcome to my (weird) blog! kekeke~
      kok kamu bisa tebak isi kepalaku sih? memang ff ini (rencananya) tamatnya masih ber part-part lagi, lama deh pokoknya. tapi jangan bosen yak~
      pasti dong musti semangat lanjutinnya, tapi ntar kalo akunya lagi kosong, heheh… belakangan sibuk sama kegiatan pmr dan ff ku (nyaris) terbengkalai /malah curhat/
      ya udah pokoknya selamat datang aja deh

      Suka

  18. rifqoh wafiyyah berkata:

    Sedih pas sehun oppa nritain tntng dia gk bsa ke pawai kmbang api..
    N’ hnya bsa lht dri jndla rmh skit…:(
    Daebak thor…:D

    Suka

  19. mia berkata:

    poster yg dibawah bagus editannya hehehhe
    jadi soo unni juga kan sama sehun?
    saya mau wait aja 😀

    Suka

  20. syoohmy berkata:

    chingu aku ninggalin jejak ya,aku readers baru jadi langsung mau lanjutin baca mian pokoknya ff kamu ceritanya gak ngebosenin deh ! 😀

    Suka

  21. kartika berkata:

    hahaha.. kris dapet untungnya bisa ditraktir 😀 pic editan yang di bawah itu bagus, izin save ya? gomawo 🙂

    Suka

  22. FAnoy berkata:

    Kris nongol2 udah licik aja..udah enak2 ditraktir tapi tetep aja ngomongin ke sehun..keep writing..fighting ‘-‘)9

    Suka

  23. wah… kasihan sehunnya, sabar ya nak. doa orang yang tersiksa pasti di kabulkan kok
    lanjut kak fanney

    Suka

  24. @agilrestuuu berkata:

    aaahhh thooorrrr aku sukaaa …
    suka banget sama kris sehun baekhyun disiniii …
    aaakkk suka ceritanya ..
    suka baekhyunnya ..
    suka sehunnya ..
    suka kris nya ..
    suka semuanyaaaa
    daebak thorrr

    Suka

  25. babysprings berkata:

    bisa dibilang kris curang yah-_- udah ditraktir malah ngebocorin, lol hahaha

    Suka

  26. YSA berkata:

    kyaaa~ Soo malu-malu (/.\)

    Suka

  27. fathiyahazizah berkata:

    Dasar kris -,-‘ udah ditraktir malah bocorin evil banget jadi orang :v

    Suka

  28. riyalva07 berkata:

    Ciee Sooyoung ciee Sehun… :*
    Dipert ini jelas banget perasaan soo ke sehun gimana…
    Ahh suka dehh sama ni ff

    Suka

  29. wiiaawiyu berkata:

    Jadi sebenarnya soo punya perasaan ke sehun? Ohmaygaad!!! demiapa demiapa???? *Gulingguling*

    Suka

  30. yoonade berkata:

    Aigoo, dear author ini benar” daebbak story deeh, bagus tuh thor semakin soo eonni g’ peka semakin banyak tingkahnya si sehunhun…. Wkwkwkwk

    Suka

  31. soohunhan berkata:

    Haha di sini kyknya suka amat dgn psgn sookris asyik berantem aja..sehun cemburu terus smpe lari kn soo unni cemas tuhhh duhh kris bantuin sehun sihh utk tahu prsaan soo unni…

    Suka

Tinggalkan komentar