[FF] An Involved Lover [Three – Real Smile]

Gambar

“An Involved Lover”

 

Main Cast(s) :

  • Choi Sooyoung (SNSD)
  • Oh Sehun (EXO-K)
  • Kris Wu (EXO-M)

As tagged : Baekhyun, Chanyeol, Tiffany, Siwon, Samuel

Genre : Fluff, Romance, Comedy

Rate : G

Lenght : Chapter

Author : @WayneFanneey

***


Chapter Three – Real Smile

 

Hari itu Choi Sooyoung sedang membereskan kamar kosong di apartemennya. Untuk seseorang yang tak lama lagi akan datang. Sejenak Sooyoung tersenyum membayangkan orang itu, sepupunya, Oh Sehun. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali dia ke Busan untuk mengunjungi Sehun, sekarang mereka akan bertemu lagi dengan keadaan yang berbeda. Seperti apa ya Sehun sekarang? Empat tahun tidak bertemu rasanya cukup untuk membuat Sooyoung penasaran sosok Sehun yang sekarang. Apa dia masih bocah seperti dulu? Hahaha, jangan bercanda. Mereka memang sering berkomunikasi lewat skype, tapi tetap saja rasanya akan berbeda bertemu secara langsung dibandingkan dibatasi layar monitor 2 dimensi.

 

Ting, tong!

 

Sooyoung mendengar bel pintunya berbunyi, bergegas dia melepaskan kemoceng yang dipegangnya kemudian tergopoh membukakan pintu.

 

Annyeonghaseyo, Noona! Lama tidak bertemu!” sapa Sehun ramah sebelum yang dipanggil Noona mempersilahkannya masuk apartemennya.

 

Annyeong, Sehun-a.” Sooyoung tersenyum, dia kemudian membantu Sehun membawa kopernya. “Kau tepat waktu, aku baru saja membereskan kamarmu.”

 

“Waah, luas sekali.” Sehun memandang sekeliling terkagum-kagum. Dia makin memandang kagum setelah Sooyoung mengantarnya menuju kamarnya.

 

“Rapi sekali. Maksudku, sangat mustahil untuk seorang Choi Sooyoung yang identik dengan kata ‘berantakan’.”

 

“Hei!” Sooyoung meninju lengan Sehun membuat pemuda itu meringis. “Sudah berbaik hati aku menerimamu di sini dan mempersiapkan kamarmu secara khusus, bilang terimakasih saja apa susahnya?” katanya sewot. Sehun terkekeh.

 

Ne, gomawo.”

 

“Ngomong-ngomong kau datang sendirian? Kukira Ahjumma mengantarmu.”

 

“Aku bukan bocah yang harus diantar kemana-mana lagi.” Sehun manyun.

 

Sooyoung tertawa lalu mengusap kepala Sehun lembut. “Wah, kau sudah besar, ya. Sekarang, kau jauh dari orangtuamu, tidak takut akan kesepian?”

 

“Tidak akan. Noona dan aku kan suka menggambar, untuk menghilangkan kesepian kita berdua bisa menggambar sesuka hati di sini!”

 

“Aku tidak yakin,” bisikan pelan Sooyoung terdengar lemah. Sehun mendengarnya, tapi dia tidak terlalu mengambil pusing kalimat itu.

 

“Oh Sehun!” Kyungsoo menepuk pundak Sehun.

 

Nde?” Sehun terkesiap. Entah kenapa tadi dia melamunkan hari pertama saat tiba di apartemen Sooyoung. Ternyata benar kata Sooyoung saat itu, dia akan kesepian di Seoul. Karena Sooyoung sudah tidak menggambar lagi—kesimpulannya sendiri.

 

“Aku tanya untuk pameran lukis musim panas nanti, bagaimana menurutmu jika…”

 

Sehun tidak mendengarkan perkataan Kyungsoo, pikirannya kembali melayang. Benaknya terisi penuh soal Sooyoung. Ah, Sehun sukses dibuatnya bingung.

 

***

 

Sehari setelah kencan dengan Sehun di Namsan Park, Sooyoung merasa Sehun bersikap aneh padanya, seperti menghindarinya. Ah, bahkan mengacuhkannya, Sehun bersikap dingin dan itu amat tidak normal untuk seorang Oh Sehun yang berkepribadian hangat. Apalagi pada Sooyoung. Jujur, Sooyoung merasa ada yang tidak mengenakkan hatinya menerima perubahan sikap Sehun yang drastis. Tadi pagi pun Sooyoung tak sempat membuatkan Sehun bekal karena pemuda itu yang keburu pergi sebelum Sooyoung bangun. Apakah karena kejadian di Namsan Park itu?

 

“Aku ingin menemui Oh Sehun, dia ada?”

 

“Oh Sehun? Aaah, dia tadi pergi dengan Kyungsoo ke ruang klub seni lukis, Sam. Ada yang mau dititipkan?” jelas Tao pada Sooyoung. Wanita itu menggeleng lalu pamit pergi. Mungkin lebih baik berikan di rumah saja, pikir Sooyoung.

 

Sooyoung sudah memikirkan hal ini berulang-ulang. Ya, niatnya hari ini Sooyoung ingin mengembalikan buku sketsa itu pada Sehun. Karena, dia tidak ingin memberikan harapan kosong pada pemuda yang sudah bersama-sama dengannya selama 7 tahun itu. Sooyoung sebenarnya tidak ingin Sehun kecewa, tapi apa daya, Sooyoung yang ‘sekarang’ tidak akan bisa menggambar seperti ‘dulu’ lagi. Kini dan dulu itu dua kata yang berbeda.

 

“SELAMAT PAGI, SONSAENGNIM!” dari arah belakang punggung Sooyoung di hantam kencang, sampai-sampai wanita itu terjatuh, untungnya tidak sampai tersungkur.

 

“—!” Sooyoung ingin berteriak dan mengomel-ngomel pada Baekhyun—tersangka yang telah menghantam punggungnya—tapi saking terkejutnya dengan kecelakaan tiba-tiba tadi, suaranya jadi tidak bisa keluar.

 

“Kenapa? Sakit?” tanya Baekhyun bertubi-tubi seraya mendekatkan telinganya ke bibir Sooyoung yang bersimpuh, dia sendiri berjongkok di samping Sooyoung. “Apa? Mau traktir aku makan? Serius?! Ah, jadi nggak enak. Tapi kalau dipaksa gitu apa boleh buat. Minta bakpao sama susu pisang, deh!”

 

Sooyoung sudah mengepalkan tangannya—hendak memukul siswa kurang ajar itu—dengan tampang galak sebelum Baekhyun tersenyum dan menaruh kedua tangan di atas kepalanya—membuat love sign dengan kedua tangan. “Anti kekerasan <3.”

 

***

 

“Kalau mau makan siang bersama, harusnya kau ajak baik-baik, jangan dengan cara seperti itu!” omel Sooyoung saat dia dan Baekhyun duduk di bangku kafetaria sekolah.

 

Baekhyun menggigit bakpaonya sebelum berkata dengan nada sedih, “Habisnya Sam terlihat sangat tidak bersemangat hari ini, dan berjalan pun uring-uringan.” Kemudian dia menyedot susu pisang dari sedotannya dengan kalem. Sepertinya Sooyoung sungguhan mentraktirnya bakpao dan susu pisang ==”

 

“Siapa pula yang berjalan uring-uringan?” elak Sooyoung cepat.

 

“Sooyoung Sam lah! Dan lagi, ada urusan apa dengan Sehunie?” tanya Baekhyun.

 

“Kau menguping?” tuduh Sooyoung.

 

“Tidak sengaja,” Baekhyun mengelak dengan wajah tanpa dosanya. “Kalian lagi berantem? Ck. Makanya, sudah kubilang senyum itu jangan dipaksakan, senyum yang tulus saja!” katanya.

 

“Jangan sok tahu lah kau,” Sooyoung menggigit roti melonnya, tanpa sadar dia melamunkan hal yang Baekhyun ucapkan tadi. Senyum tulus? Jadi, selama ini senyumnya tak pernah tulus?

 

“Mau kuajari cara tersenyum dengan baik tidak?” tanya Baekhyun antusias. Baekhyun menunggu jawaban Sooyoung. Tapi kemudian dia kesal karena Sooyoung memilih diam saja. Dengan jahilnya dia mengambil plastik pembungkus bakpao dan meniupnya.

 

Doorr! Meledakkannya di tepat samping telinga Sooyoung.

 

“Jangan bengong kalau ada orang lagi ngomong!” katanya memperingatkan dengan jari telunjuk teracung-acung di depan wajah Sooyoung. Nih anak, sama guru berani amat!

 

“Kalau guru di nasehati oleh muridnya, tamat sudah, ya.” Sooyoung geleng-geleng kepala menerima nasehat Baekhyun dengan malas. Wanita perpipi tembem itu mengusap kupingnya sekilas seraya memandang Baekhyun kesal. Sementara siswa bertubuh pendek yang nyaris membuat Gurunya tuli itu hanya memamerkan wajah innocent lalu menyeruput lagi susu pisangnya dengan tenang.

 

“Dengarkan aku dulu,” kata Baekhyun cepat. “Mau tahu caranya tersenyum dengan tulus?” sambungnya dengan penawaran yang Sooyoung anggap aneh.

 

“Apa?” tanya Sooyoung. Walau malas-malasan, tapi dia berusaha menanggapi saran dari orang lain sekalipun itu muridnya sendiri.

 

“Yaitu…,” Baekhyun menggantung kalimatnya. “Ilmu aliran Byun Baekhyun, resep rahasia wajah yang tersenyum!” Baekhyun memasang senyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya juga matanya yang menyipit menyisakan garis hitam saja—eyeliner-nya.

 

Gubrak!

 

***

 

“Sehun-ssi,” panggil seseorang membuat Sehun yang sedang melukis meletakkan kuasnya sejenak, lalu berdiri melihat orang itu menghampirinya kemudian.

 

“Chanyeol Sunbae,” Sehun menatap pemuda jangkung dengan rambut cokelat-ikal yang memanggilnya. “Ada apa?” lanjutnya dengan pertanyaan.

 

“Eum, ini soal Sooyoung Sam, apa dia—”

 

“Ah, maaf! Aku sudah memberitahunya berkali-kali agar dia datang untuk melihat kita tapi sepertinya dia terlalu sibuk dan—” Sehun membungkuk tapi Chanyeol merasa tidak enak dan menyuruh pemuda itu berdiri tegak lagi.

 

“Bukan soal itu, sebenarnya tadi dia sudah datang ke sini,” Chanyeol menjelaskan. “Tapi dia datang hanya untuk ijin padaku, dia bilang tidak bisa mengawasi kita latihan hari ini karena punya urusan mendesak, dia bilang mencari sesuatu yang hilang. Mendengar itu aku mengijinkan saja karena katanya sesuatu itu sangat penting untuknya.” Sambung Ketua klub seni lukis berwajah manis itu—Park Chanyeol.

 

“Dia sempat datang ke sini?” Sehun tempak bingung. Benarkah? Setelah sekian lama tidak mendatangi ruang klub seni, Sooyoung tadi sempat ke sini?—walau hanya untuk bertemu Chanyeol dan meminta ijin bolos. Aneh.

 

“Ya. Aku juga bingung dia mencari apa sampai harus ke Namsan Park segala.”

 

Sehun menautkan alisnya. “Namsan Park? Dia mencari sesuatu di Namsan Park?”

 

Dengan anggukan singkat Chanyeol menjawab pertanyaan bertubi-tubi Sehun. Kala itu pula Sehun merasa ada hal janggal yang dia tidak tahu dari Sooyoung. Namsan Park… bukankah itu tempat kencannya dengan Sooyoung minggu lalu?

 

“Sehun, apa kau dan dia sedang ada masalah? Akhir-akhir ini aku melihatmu melukis dengan tidak bersemangat. Sooyoung Sam pun begitu, saat dia datang padaku tadi wajahnya begitu redup seperti menyembunyikan beban pikiran. Bukannya mencampuri urusan kalian, aku hanya khawatir.”

 

Sehun tertegun. Bahkan Chanyeol pun menyadari kondisi mereka berdua—dia dan Sooyoung—saat ini. Sebegitu terlihat kah?

 

“Hei… jangan berburuk sangka dulu. Aku cuma merasa ada yang hilang karena tidak akan ada kakak-adik yang adu mulut lagi di sekolah ini, hahaha. Sekolah jadi terlalu tenang tanpa keributan kalian berdua.”

 

Sehun tersenyum kikuk tapi dia bingung mau membalas apa ucapan Chanyeol. Lantas dia hanya menggaruki tengkuknya yang tidak gatal.

 

Chanyeol tersenyum lalu menepuk pundak Sehun. “Cari dia, gih. Kau juga khawatir kan?”

 

Nde?” sontak Sehun terkesiap, seketika dia gugup menerima pandangan mencurigakan Ketua klub-nya.

 

“Aku tahu marah-marahan dengan orang yang disukai itu rasanya tidak nyaman. Kalian harus berbaikan.” Chanyeol mengepalkan tangannya—memberi semangat.

 

Dan Sehun makin salah tingkah mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Chanyeol.

 

***

 

Choi Sooyoung memandangi sekeliling, lalu melihat lagi kertas sketsanya yang masih polos sejak  setengah jam yang lalu. Dia masih di Seoul Namsan Park, taman kota yang sejuk dengan nuansa hijau. Dia memutar-mutar pensilnya tanpa henti. Helaan nafas putus asa keluar dari bibir tipisnya.

 

Angin berhembus pelan menembus jaket tipisnya. Suhu mulai dingin karena mentari yang enggan singgah lebih lama di langit. Walau musim semi, ternyata udara Seoul di sore hari masih sedingin biasanya. Wanita berambut cokelat itu melirik arlojinya, pukul empat tepat. Ah, bodoh. Apa yang dia tunggu sebenarnya?—tidak. Apa yang dia cari?

 

“Ternyata aku sendiri masih hijau… aku harus menggambar apa?” bertanya pada diri sendiri, Sooyoung merasa sangat bodoh.

 

Gyuut.

 

Tangan mungil menarik-narik pelan kaus yang Sooyoung pakai. Membuat wanita itu menunduk untuk melihat anak kecil yang sedang menatapnya dengan mata bulat berkaca-kaca.

 

“Adik, kamu sendirian di sini?” tanya Sooyoung, menyamakan tingginya dengan anak laki-laki berambut hitam pekat itu. Tapi Sooyoung malah kelabakan karena bukannya menjawab pertanyaan, anak kecil itu malah mengeluarkan isakan dan derai airmata.

 

“Hiks… Ahjumma, ayahnya… hiks… Sammy… hiks… tidak ada… hiks—hueeee!”

 

***

 

“Kemana lagi harus mencari?” desah Sooyoung pasrah. Dia sudah mengelilingi tempat ini dan bertanya sana-sini untuk mencari orangtua anak yang ternyata bernama Sammy itu. Tapi, hasilnya nihil.

 

Wanita itu terduduk lemas di bangku taman dan Sammy ikut duduk sambil menyeruput jus apel yang Sooyoung belikan. Sooyoung memijat-mijat kakinya yang pegal setelah berkeliling Namsan Park dan sekitarnya hingga memakan waktu kurang lebih satu setengah jam. Dia mengeluarkan sapu tangan biru muda dari saku jaketnya kemudian mengusap peluh yang mengucuri dahi indahnya.

 

“Mati aku kalau sampai orangtuanya tidak ketemu.” gumaman Sooyoung terdengar Sammy. Anak berusia 5 tahun itu menatap Sooyoung horor, kemudian menangis keras lagi.

 

“HUEEEEE!”

 

“Eh? Tidak, tidak! Noona bercanda, Noona tidak mati, kok!” Sooyoung kelimpungan. Kenapa anak kecil itu peka sekali dengan perkataan orang dewasa, sih? Gampang menangis juga, bikin repot saja.

 

“Aissh, jinjja!” geraman Sooyoung tertahan, dia tidak boleh marah-marah begitu saja pada anak orang lain. Alhasil Sooyoung mengusap-ngusap dadanya sendiri untuk meredam kekesalannya.

 

Anak itu mulai berhenti nangis, lalu menyedot jus-nya lagi. Sooyoung menghela nafas lega.

 

“Sudah menangis, anak ini minta jajan terus minta gendong pula. Aishh…” runtuknya sembari menekan-nekan keningnya pelan. Seakan dengan begitu mampu menghilangkan sedikit kepenatan. “Memang waktu jamannya aku menghibur Sehun dulu bagaimana ya…” pikirannya melayang mengingat masa-masa dulu saat masih menggambar untuk Sehun. Mungkin caranya juga akan ampuh untuk anak ini, pikir Sooyoung.

 

[Flashback]

 

Senyum anak laki-laki 13 tahun yang terduduk di ranjang rumah sakit itu merekah begitu saja, di tangannya ada sebuah gambar sederhana yang hanya diwarnai oleh pensil warna, tapi begitu menarik dan indah. Sementara anak perempuan yang berusia 17 tahun yang berdiri di dekat jendela melihatnya dengan sumringah.

 

“Bagaimana? Burung sedang berkicauan dengan bahagia, matahari bersinar cerah dan awan berkilauan. Kau suka?” kemudian Sooyoung duduk di samping ranjang dengan senyum bangga.

 

Sehun mengangguk penuh. “Suka sekali! Setiap melihat gambaran Noona, rasanya hatiku menghangat dan menjadi begitu tenteram. Aku bahkan lupa rasa sakitku.”

 

“Kau berlebihan,” Sooyoung tertawa.

 

“Tapi aku jujur Noona, aku sangat suka gambar buatanmu,” kata Sehun cepat. “Aku berharap bisa menggambar seperti itu juga.”

 

“Kalau begitu cepatlah sembuh, supaya kita bisa menggambar bersama di luar.” Sooyoung meraih tangan dingin Sehun lalu meremasnya pelan—hal yang biasa ia lakukan untuk menyemangati anak laki-laki itu.

 

“Gambarkan lagi,” pinta Sehun manja.

 

“Tapi kau janji jangan menangis lagi, ya? Kau itu laki-laki tahu!”

 

“Iya, iya, aku janji.” Sungut Sehun. “Aku kan cuma kesepian tadi, jadi aku sedih. Tapi sekarang ada Noona aku tidak kesepian lagi.”

 

Sooyoung mengeluarkan tawa renyah khasnya, tak lama dia mengambil sebuah pensil lalu membuka lembar baru di buku sketsanya, “Baiklah, hewan apa yang kau sukai?”

 

[End of Flashback]

 

Sooyoung mengusap wajah dengan telapak tangannya, tersenyum hambar pada diri sendiri kala ingatan itu berhasl merasuki benaknya. Dia tertawa renyah, entah karena apa. Mungkin kecewa lebih tepatnya, pada diri sendiri.

 

“Ternyata, aku yang memulainya…” lirihnya. “Aku yang meracuni bocah itu dengan gambaranku. Aku yang membuat Sehun terobsesi menggambar.” Matanya mengabur, berat. Rasanya sekali hentakan saja airmatanya akan tumpah. Tapi Sooyoung cepat menegakkan tubuhnya dan mengusap lagi wajah cantiknya.

 

Ternyata, dulu ia menggambar hanya ingin membuat Sehun senang. Alasannya menggambar hanya Sehun. Hanya untuk Sehun. Karena gambarannya lah yang membuat Sehun tersenyum setiap hari, dan hanya senyum Sehun yang membuat Sooyoung bersemangat menggambar.

 

“Sammy,” Sooyoung melirik Sammy lalu membuka buku sketsa yang sedari tadi dia bawa-bawa. Dia menyiapkan pensil gambarnya. “Hewan kesukaanmu apa?”

 

***

 

Berkali-kali Sehun menyapu pandangan ke sekeliling. Tapi dia tidak melihat orang yang dicarinya. Sehun khawatir, ini sudah menjelang malam dan Sooyoung belum pulang ke apartemennya. Sooyoung tidak bawa ponsel, membuat Sehun sulit menghubungi. Chanyeol bilang Sooyoung pergi ke Namsan Park untuk mencari barang yang hilang. Tapi?

 

Sehun menggosok-gosokkan kedua tangannya. Dia lupa memakai jaket padahal udara sedingin ini, seragamnya saja belum sempat ia ganti. Rasa khawatirnya membuat pikirannya tercuri sepenuhnya.

 

“Sekarang Pak Gajah!” jeritan seorang anak membuat Sehun penasaran lalu melihat ke sumber suara.

 

“Wah, pilihan yang bagus, Sammy. Baiklah, sekarang Noona gambar Pak Gajah.” Dilihatnya Sooyoung sedang tersenyum pada anak yang dia panggil ‘Sammy’.

 

Sehun terdiam—tepatnya tertegun. Melihat Sooyoung menarik kedua ujung bibir tipisnya, tersenyum. Wanita itu sedang tersenyum pada bocah yang duduk di sampingnya. Senyum hangat yang ingin Sehun lihat. Akhirnya Sooyoung tersenyum, tulus tanpa beban. Wanita itu terlihat sangat cantik saat tersenyum, Sehun merasa darahnya berdesir hangat. Perlahan langkah Sehun tertuju ke bangku tempat Sooyoung dan anak itu duduk.

 

Sehun menarik kedua sudut bibirnya. Dari arah belakang ia menutup kedua mata Sooyoung dengan tangannya. “Barang yang dicari sudah ketemu, Nona pelukis?”

 

Seketika Sooyoung membeku kala kedua tangan jahil itu hinggap menghalangi penglihatannya. Dan sialnya dia tahu pemilik tangan yang membuat wajahnya memanas itu.

 

“Oh Sehun, singkirkan tanganmu!”

 

***

 

“Maaf ya merepotkan kalian. Kami benar-benar sudah kebingungan mencari Samuel.”

 

“Tak apa, sama sekali tidak merepotkan, Tiffany-ssi.” Jawab Sooyoung sopan. “Sammy anak yang manis.” Tambahnya, lalu tersenyum menatap anak yang dia sebutkan. Anak yang dipanggilnya Sammy itu ternyata memiliki nama asli Samuel.

 

“Yah! Ini salahmu yang terlalu asyik memancing sampai lupa anak sudah kemana!” omel Tiffany pada suaminya—Siwon—lalu memukul bahu pria itu geram. Siwon meringis pelan.

 

“Ahaha, maaf-maaf, aku benar-benar kelupaan! Dan Sooyoung-ssi, kami sangat berterimakasih padamu. Sammy, ayo beri salam pada Noona.” Kata Siwon sambil menggenggam erat sebelah tangan Samuel—seakan takut anak itu hilang lagi.

 

Ne, gomawo, Ahjumma, Ahjussi do!” ucap Samuel ceria, secara tidak langsung menolak perintah Ayahnya yang menyuruhnya memanggil Sooyoung ‘Noona’. Kemudian Samuel melambai-lambaikan tangannya saat Tiffany dan Siwon pamit pulang lebih dulu.

 

Sehun balas melambai sementara Sooyoung tersenyum kecut. Panggilan ‘Ahjumma’ dari Samuel rasanya terlalu menyakitkan bagi Sooyoung. Aku kan masih 21! Batinnya.

 

“Kapan-kapan main ke rumah, ya!” ujar Sehun—setengah berteriak. Samuel tertawa dari sana sebagai jawaban.

 

“Sehunie, buku sketsa itu… tidak apa-apa diberikan pada Sammy?” tanya Sooyoung.

 

“Tidak apa-apa. Lagipula kelihatannya dia lebih membutuhkannya daripadamu. Memang kenapa?” Sehun balik bertanya, tapi pandangannya masih tertuju pada keluarga kecil itu yang berangsur hilang dari pandangan. Sehun menurunkan tangannya lalu menoleh.

 

“Ehm, tidak ada,” jawabnya pendek. “Dan, terimakasih sudah mencariku. Kukira kau masih marah padaku,” sambung Sooyoung.

 

“Aku memang marah padamu.” Kata Sehun cepat. “Karena kukira Noona sudah berhenti menggambar. Aku takut perkiraanku benar, ternyata salah.”

 

“Makanya jangan buru-buru menyimpulkan,” ujar Sooyoung. Walau bagian lain hati kecilnya membenarkan ucapan Sehun.

 

“Tapi berkat buru-buru menyimpulkan itu… aku bisa melihat senyum tulusmu lagi, kau sangat cantik saat tersenyum seperti itu.” Sooyoung merasa wajahnya panas mendengar tuturan Sehun sebelum Sehun kembali memanggilnya, “Hei, Noona.”

 

“Hm?”

 

“Pulangnya gandengan tangan, ya.” Permintaan Sehun makin membuat wajah Sooyoung panas, untung hari sudah malam jadi Sehun tidak akan bisa melihat jelas wajah merahnya.

 

“Memangnya kau masih kecil apa harus gendengan tangan segala? Dasar. Kau tidak akan jadi anak hilang hanya karena aku tidak menggandeng tanganmu, kan.” Cibir Sooyoung.

 

“Kau bilang aku memang anak kecil. Dan lagi aku kedinginan karena lupa tidak pakai jaket. Kau tega aku sakit karena kedinginan?” belum sempat Sooyoung menjawab Sehun sudah berkata lagi, “Aaah, Noona tanganmu selalu hangat. Dulu kau selalu menggenggam tanganku, kan? Saat di rumah sakit ingat tidak?” Sehun meraih tangan kanan Sooyoung dengan tangan kirinya.

 

“Tidak.” Dusta Sooyoung. Entah kenapa rasanya dia sangat malu. Jantungnya seperti melompat-lompat karena Sehun menggenggam tangannya erat. Mengaitkan masing-masing jemari panjang pemuda itu dengan jemari Sooyoung.

 

“Sayang sekali kau tidak mengingatnya.” kata Sehun bernada kecewa, tapi dia tersenyum. “Tapi kenapa wajahmu merah?” Sehun menunduk dan membisikkan pelan di telinga Sooyoung. Sooyoung merinding saat hembusan nafas pemuda itu mengenai tengkuknya. Debaran jantungnya makin tidak terkontrol.

 

Sial. Jadi Sehun bisa melihat wajah merahnya? Memalukan.

 

“Jadi… apa kau masih marah padaku?”

 

“Kalau aku masih marah aku tidak akan menggenggam tanganmu.” Sehun mengeratkan genggamannya bersamaan dengan sesuatu yang hangat mengaliri dada Sooyoung. Sooyoung menunduk sepanjang perjalanan pulang, wanita itu mengulum senyumnya.

 

Ternyata resep rahasia untuk tersenyum dari Baekhyun ada gunanya juga.

 

[Flashback]

 

“Jangan-jangan ilmu itu aliran sesat. Semacam ilmu hitam.” Tuduh Sooyoung sembarangan. Baekhyun mengerang.

 

“Aku serius! Kau akan menyesal jika tidak menerima pelajaran tersenyum dariku, Sonsaengnim!” jerit Baekhyun. Penghuni kantin langsung menoleh padanya, kecuali yang diajak bicara malah tampak acuh. “Kalau kau begini terus, nanti bisa kehilangan cintanya Sehunie, loh.” Lanjutnya dengan bisikan mengintimidasi.

 

“Terserahlah.” Pasrah Sooyoung akhirnya.

 

“Nah, tersenyum dengan tulus itu syaratnya satu,” Baekhyun memulai pelajarannya. “Lakukan hal yang kau sukai, maka senyum itu muncul dengan sendirinya, dari dalam hati nuranimu!”

 

[End of Flashback]

 

***

 

Esoknya, pagi-pagi sekali, Sooyoung yang baru memasuki gerbang Shinju Cyber School bersama Sehun langsung disuguhi dengan sapaan salah satu siswa jurusan Sosial paling hyperaktif, Byun Baekhyun.

 

“Idiiih! Katanya kemarin Sam ngincer anak kecil, ya?!”

 

“Ucapan selamat pagi darimu selalu menghebohkan ya, Tuan Byun.” Sooyoung mendesah menahan jengkelnya. Sementara Sehun menatap keduanya bingung.

 

“Kata Chanyeol kau ke taman kota, dan kata temanku yang melihatmu kemarin, kau sedang bercanda ria mesra sekali dengan anak kecil itu! Choi Sonsaengnim pembina klub seni lukis berkencan dengan bocah 5 tahun! Oh-Em-Gee!”

 

Sooyoung sudah mengepalkan tinjunya tapi tertahan oleh Sehun. “Lepaskan aku Oh Sehun, bocah pendek itu harus diberi pelajaran atas mulut embernya!” desisnya geram. Sehun agak ragu tapi dia mengisyaratkan Baekhyun untuk segera pergi daripada pagi-pagi sudah jadi bahan amukan Sooyoung.

 

Baekhyun menerima isyarat mata Sehun, lantas tertawa-tawa. “Sepertinya ada yang akan meledak, hahaha. Aku pergi dulu, deh. Oh iya, nanti kita makan siang sama-sama lagi ya, Sam!” Baekhyun berlalu setelah sebelumnya memberikan love sign dengan tangannya pada Sooyoung. Sooyoung dan Sehun spontan melotot.

 

“Apa maksudnya itu? Makan siang? Bersama? Lagi?” tanya Sehun bertubi-tubi. Sooyoung menyadari perubahan eskpresi Sehun—yang amat sangat jelas tidak suka ucapan terakhir Baekhyun barusan. “Noona! Apa hubunganmu dengan Baekhyun Sunbae?! Jelaskan!”

 

“Huh? Aku hanya makan siang dengannya.”

 

Namun sepertinya jawaban ringan itu tak bisa diterima Sehun. “Hanya?” tanyanya penuh penekanan. “Jadi kau selalu makan siang dengannya selama aku mendiamkanmu?”

 

“Salahmu karena mendiamkanku. Dan lagi, aku makan siang dengannya hanya kemarin saja.”

 

“Ah, sudahlah, Noona. Pokoknya mulai sekarang dan selamanya kau ke kantin hanya denganku saja!”

 

Mwo—mwoya?! Yah, Oh Sehun-ssi, jangan lakukan hal yang menimbulkan kesalahpahaman!”

 

Pada akhirnya, bukan Baekhyun yang jadi bahan amukan Sooyoung di pagi buta itu. Malah Sooyoung yang jadi bahan amukan Sehun. Warga sekolah memperhatikan mereka yang ribut berdua di koridor sekolah dengan tatapan aneh—tapi beberapa yang sudah mengenal mereka berwajah maklum. Ck, dasar saudara sepupu.

 

***

 

A/N: maaf update yang mengecewakan karena tidak ada kris di chap ini (kris ngomel2 di belakang layar) tapi setidaknya hargai karya saya yang amat sangat sederhana ini, terimakasih khususnya yang sudah men support di chap2 sebelumnya, jeongmal gomawo!

chu!

 

40 Comments Add yours

  1. kenianurasha berkata:

    Fanfic yg aku tnggu2 akhirnya di post \(´▽`)/
    Ciee soo udh bsa senyum tulus nih kwkwk
    Ngakak sma tingkah baekie yg krng ajar =))
    Daebak thor! ^^ lanjut yaa

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      hehe makasih udah mau nungguin,
      jangan bosen nangkring di sini, ya, hehehe…

      Suka

  2. Yufasa berkata:

    ya ampun baekhyun oppa -_- kurang ajar bngt sama gurunya -_- aduh aduh….
    daebak thor! ditunggu next chapternya…
    a iya…. jangan lupain kris oppa T’T

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      aku juga kesal sama baekhyun sampai ingin jitak palanya, tapi ntar aku ditabok exotic lagi, waduh.
      makasih udah komenn!

      Suka

    2. wufanneey berkata:

      nggak kok, nggak mungkin aku lupain kris, tenang aja

      Suka

  3. cica berkata:

    ah senengnya…
    next 🙂

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      hoho, next tunggu aja

      Suka

  4. diamond kim berkata:

    baekhyun jadi murid kurang ajar banget ya ? -_____-
    trus si siwon gegara mancing anak dilupakan,,,, ckckckc
    keterlaluan banget jadi appa,,
    ehem,,, sehun sooyoung nya mesra banget ya,,
    tp chingu bikin nya jangan manis manis ya,, takut kena diabetes,, hihihi
    tp satu yang kelupa’an, ris nya nggak muncul T.T
    but gpp udah dibayar sm ke unyu unyu (?) an nya sehun sooyoung,,
    ditunggu part selanjutnya ya !!!!!!!! chingu FIGHTING !!

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      aku jamin ga bakal kenal diabetes kok, wkwkwk~
      tapi kalau ngilangin mansnya aku nggak jamin hehe… karena si sehun itu memang manis kayak gulali
      part selanjutnya jangan bosan menunggu…

      Suka

  5. Desy sooster berkata:

    Aduh ini bikin mesem-mesem sendiri thor ><
    ayo cepet lanjut xD
    kris ga keluar gapapah sama aku ajah :p kkk~
    oh iya thor part besok panjangin yah hehehe 😀

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      ya udah kris nya buat kamu aja,
      part besok aku usahakan lebih panjang, memang yg ini kurang pangjang, ya?

      Suka

  6. safira faisal berkata:

    hay^^ readers baru, maaf baru bisa koment di part ini.. Soalnya ini kali pertama aku baca di blog ini, waktu ff ini di post di exoshidae aku selalu koment ko, jadi ini pertama kalinya aku baca disini, ehehe 😀
    ciee sooyoung udah malu2 nih sama sikap sehun, jangan2 sooyoung bakalan suka juga nih sama sehun. Ehehe 😀 udah deh cepet jadian ajaa, haha 😀 ditunggu next part nya^^

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      salam kenal juga, panggil aku fanneey atau apa terserah deh.
      betah-betah di wp aku ya! hehehe.
      dan memang aku kayaknya gak bakal kirim lagi ff ke exoshidae karena malas *slapped
      makasih udah tinggalin jejak chingu baik, next part tungguin aja…

      Suka

  7. WINTERCHAN berkata:

    Akhirnya ff yang ditunggu keluar juga \(^-^)/
    Baekhyuuun, I love you! Ahahaha si Baekhyun kenapa selalu bikin ngakak sih XD
    cie akhirnya Sooyoung bisa senyum juga, bilang makasih sama Bacon harusnya 😀
    lanjutannya ditunggu yaaa 🙂

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      baek: I love you too xD
      ne, ne gomawo udah baca, ntar kukasih tau syoo supaya ngucapin terimakasih, kekeke

      Suka

  8. syoosister berkata:

    manisnya:3 next chapter ditunggu!^^

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      jangan bosan menunggu! ^^

      Suka

  9. Rere berkata:

    wahh bagus thor, ditunggu next chap nya ya ^^
    jangan lama2 hehe 😀 oh ya buat pairing soohun lg dong thor gomawo kalo mau buatin ^^
    mian kalo baru komen di chap ini 😀

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      hem. makasih juga udah komen.
      untuk pairing soohun mungkin bakal aku fokusin dulu ke ff ini soalnya aku pikir ff ini masih lama tamatnya, hehe. jadi chapternya banyak, gitu.
      tapi saran kamu aku pikirin deh.

      Suka

  10. nina berkata:

    masih di fokuskan sama Soo-Hun……….. (Kris? eodiro?)
    aigoo, Sehun bilang di udah dewasa buktinya ga ada-.-
    tampang cool sifat bocah macam sehun mesti di pertanya-kan?
    johda~
    BaeKki- bikin orang kesel ajah sama bicaranya yang ceplas-ceplos kkk~

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      Kris mollayo ==” ehehe
      tampang cool sifat bocah? setuju bangetlah sama kamu!
      jangan bosan nangkring di sini ya, ;D

      Suka

  11. Elisa SHa Nia berkata:

    Gemes lihat Tuan Byun Baekhyun..Gokil gila diaaaaa
    ya ampun kak lucu bgt dan sweet pulaa… aku sukaaaa bgt apalagi liat Sehun mulai cemburu itu lucu bagi aku..banyakin Soohun moment ya dan banyakin sehun yang cemburu

    i like this author hehe
    i like this Blog

    teruslah bekarya tentang ExoSOO YEAYYY 😀

    Suka

  12. Hika berkata:

    author kenapa ga lanjut post di exoshidae? u.u padahalkan lumayan nambahin tag ‘Sooyoung’ #lho! 0,0
    ckck 😀 gamasalah gaada kris juga, kan ada sammy :3 /lirik sammy/ muehehe 😀
    aku mau lanjut ke next chap dulu ya? 🙂
    Keep it up ^^

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      aku udah kirim ke sana tapi lamaaaa sekali di postingnya, kan banyak juga tuh freelancer di sana. jadi yaudah di blog sendiri aja wkwkwk~
      oh iya, selamat datang di wp ku chinguya! *tebarbunga

      Suka

  13. ichalovesy berkata:

    ampun..
    baekhyun bener2 yah-__-
    ceplas-ceplos banget,
    kerjaannya cuma nge-gosip sama gangguin orang,
    ckck

    Suka

  14. rifqoh wafiyyah berkata:

    Baekhyun oppa klu ngmng tajem bett..
    Tpi kocak..:),yeyy akhir’a soo unnie udh mau nggambr lagi..,tpi q msihg pnsran sma sbab’a dia knpa gak mau nggambar…
    Daebak thor…:D

    Suka

  15. mia berkata:

    huwaaa suami saya bebek kenapa sok tau hahhaha
    tpi gak apapa mending kaya gitu soalnya muka kamu bisa dibilang usil 😛
    btw knp soo unni gak mau ngelukis lagi?
    qw tunggu jawabannya dipart yg ditentukan authornya 😀

    Suka

  16. seo berkata:

    Hello Web Admin, I noticed that your On-Page SEO is is missing a few factors, for one you do not use all three H tags in your post, also I notice that you are not using bold or italics properly in your SEO optimization. On-Page SEO means more now than ever since the new Google update: Panda. No longer are backlinks and simply pinging or sending out a RSS feed the key to getting Google PageRank or Alexa Rankings, You now NEED On-Page SEO. So what is good On-Page SEO?First your keyword must appear in the title.Then it must appear in the URL.You have to optimize your keyword and make sure that it has a nice keyword density of 3-5% in your article with relevant LSI (Latent Semantic Indexing). Then you should spread all H1,H2,H3 tags in your article.Your Keyword should appear in your first paragraph and in the last sentence of the page. You should have relevant usage of Bold and italics of your keyword.There should be one internal link to a page on your blog and you should have one image with an alt tag that has your keyword….wait there’s even more Now what if i told you there was a simple WordPress plugin that does all the On-Page SEO, and automatically for you? That’s right AUTOMATICALLY, just watch this 4minute video for more information at. Seo Plugin

    Suka

  17. kartika berkata:

    senyam senyum gaje bacanya 😀 kyaa saya suka saya suka 😀

    Suka

  18. FAnoy berkata:

    Sarannya baekhyun oke juga tuh..sooyoung terbukti masih suka nggambar..dasar labil..sooyoung kan udah dewasa..masak masih labil?(?)..yah aku ngelantur..baiklah..keep writing..fighting’-‘)9

    Suka

  19. Baekhyun ada di ff ini??? wah.. semangat banget aku
    ilmu aliran byun Baekhyun??? sesat kali #plak
    lanjut…

    Suka

  20. @agilrestuuu berkata:

    sumpah ini baekhyun selalu bikin ngakak astagaaaa makin cinta sama ff ini
    ya ampuuunn ini ff bener – bener kece !!!
    makin buat penasaran thor

    Suka

  21. ssss berkata:

    Ngakak gue sama si bacon, suka banget sama fanficnya:D

    Suka

  22. YSA berkata:

    Soo mulai suka Sehun?
    *lanjut chapter berikutnya* kekeke~

    Suka

  23. fathiyahazizah berkata:

    Dasar mr.kkabseong sama guru kurang ajar banget -,-
    Ckckckck

    Suka

  24. riyalva07 berkata:

    Aishh.. Aishh… Aishh… itu si Baekhyun kau berani banget sama gurunya.. XD
    Thehun cemburuan aja dehhh 😀

    Suka

  25. jeni berkata:

    Kris kris kris kris
    i love you krissss

    Suka

  26. wiiaawiyu berkata:

    Oh-em-gee!!! dasar byun baekhyun, bitch 😀
    Sebenernya soo kenapa ya? traumarama masa lalu atau apa? kok sampek setahun mendadak dangdut? Eh mendadak gak ngelukis mksudnya.. untung dpt petuah dari byun baekhyun dan ketemu sammy. Jadi deh dia ngelukis lagi…

    Suka

  27. yoonade berkata:

    Hahahhaha… Makin kesini makin lucu, si baekhyun sotoy abis, tp resep senyumnya berhasil loh, wow daebbak..
    Yaah ampun soo eonni malu”gitu, emph sehun musti bahagia tuh, artinya kan lampu hijau cieciecie… 😄

    Suka

  28. Wahhh d sni baekki kok lucu amat..brni amt ama soo unni…soo unni jga dgrin dehh ilmu alrn dri baekki oppa..kn akhirnya soo unni bisa snyum tulus plg ska part soo unni dimarahin sehun haha kayaknya sehun cemburu dehh..tertukar bahan amukan d pgi hri ngk jdi baekhyun yg dmrhi soo young kn kna dri sndri dehh unni dmrhin sehun oppa…XD

    Suka

Tinggalkan Balasan ke wufanneey Batalkan balasan