[FF] Promiscuous – One

Promiscuous copy

“Promiscuous”

 

Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun, Lee Jonghyun, Seo Joohyun.

PG-rated. l Hurt/Comfort/Romance. l Chaptered. l Indonesian.

Plot © wufanneey.

The story belong to me, but the characters are belong to God and themselves.

 

“Ini semua terlalu rumit. Tentang aku yang menyukaimu, tentang kau yang menyukai dia, dan tentangnya yang sama sekali tak pernah melihatmu. Jadi, sebenarnya siapa yang bodoh di sini?”

 

***

Chapter One

 

Cho Kyuhyun memasuki ruang berpintu cokelat itu setelah sebelumnya mengetuk beberapa kali dan terdengar sahutan dari dalam. Kyuhyun berpapasan dengan seorang wanita kala pintu ruangan terjeblak lebar. Tertawa renyah, pria itu sedikit mengenyampingkan tubuhnya dan memberi jalan pada Seohyun—wanita itu.

 

Ladies first.” Bisiknya saat Seohyun berlalu melewatinya.

 

Menggelitik pendengarannya, Seohyun lantas tersenyum singkat. “Gomawo, Oppa.”

 

Kyuhyun memandang nanar sosok Seohyun yang semakin menjauh dan akhirnya lenyap dari pandangannya di persimpangan koridor gedung. Dihelanya nafas lelah. Sedikit kecewa Seohyun pergi saat dia justru baru saja datang. Tak tahukah jika pria itu memaksakan datang ke sini setelah performnya selesai hanya untuk menemui wanita itu? Oh, malangnya Kyuhyun. Seohyun kadang terlampau polos untuk mengerti dirinya.

 

Pria dengan kostum perform lengkap itu lantas merebahkan tubuhnya di sofa ungu lembut ruang itu, duduk tepat di samping seorang wanita dengan rambut brunette yang tengah sibuk dengan ponselnya.

 

“Sooyoungie,” terdengar suara bass yang sangat familiar, suara yang selalu bisa dikenali meski si pemilik nama yang disebut tadi belum melihat sosoknya. Ah, grupnya memang baru saja selesai tampil. Senyum yang muncul di bibir Sooyoung setiap kali merasakan kehadirannya. Senyum yang hanya untuknya. Kini tak Kyuhyun lihat.

 

Sekadar lirikan pun tidak. Kyuhyun merasa ada yang salah dengan Sooyoung. Ada apa dengan Seohyun? Ada apa dengan Sooyoung? Kedua wanita itu seperti mengabaikan dia.

 

“Seohyun baru saja menerima ajakan makan malam dari Yonghwa,” tiba-tiba saja si wanita berujar. Menjawab pertanyaan di benak Kyuhyun tanpa diminta. Mengucap sebuah nama yang membuat Kyuhyun mengerang beberapa detik.

 

“Ayolah, jangan bicarakan dia. Aku ke sini ingin menemuimu, sungguh.” Berdusta. Kyuhyun meyakinkan ucapannya dengan menatap lurus wanita itu. Samar terdengar helaan nafas dari Choi Sooyoung—lawan bicaranya—masih di sampingnya, tentu saja. Jangan pikir Sooyoung akan percaya dengan kalimat itu. Hah.

 

“Bicaralah,” Sooyoung berujar lagi—lebih mirip memerintah. Singkat, padat, dan jelas. Kentara sekali dia tampak tak ingin berbicara lebih pada Kyuhyun.

 

Kyuhyun tertegun. Bagaimana bisa wanita ini sebegitu tahunya? Oke, Kyuhyun memang tengah diliputi stress belakangan ini. Dan, satu-satunya yang bisa diajaknya bicara atas permasalahannya adalah wanita di sampingnya ini. Oh, jangan tanya kenapa. “Aku hanya… bingung.”

 

Sooyoung masih dengan dunianya, berselancar di dunia maya—di mata Kyuhyun. Namun percayalah wanita itu tak sepenuhnya konsentrasi dengan aktifitasnya jika Kyuhyun sudah berada di sekitarnya. Selalu saja, setiap saat. Sekalipun Sooyoung ingin bersikap acuh dan tak peduli. Berbagai alasan remeh pria itu selalu meluluhkannya. Sukses mencuri perhatian Sooyoung seutuhnya.

 

“Victoria tak mau mengangkat teleponku,” lagi-lagi. Kyuhyun sukses membuat hati Sooyoung mencelos untuk ke sekian kalinya. Dengan permasalahan yang sama, selama ini. Tentang Victoria yang selama ini menganggapnya teman belaka. Tentang perasaannya yang menggantung pada Seohyun. Dan, tentang dia yang tak tahu siapa wanita yang benar-benar dicintainya.

 

Dan, seperti pemeran wanita yang patah hati karena jatuh cinta pada sahabatnya dalam drama-drama kebanyakan, Sooyoung memberi argumen-argumen yang dirasanya akan membantu Kyuhyun menentukan pilihannya. Memberinya saran akan kehidupan cintanya. Menyemangatinya. Meyakinkannya. Bahwa hanya satu wanita saja yang benar-benar mengisi hati pria itu. Pasti, akan begitu.

 

Sooyoung menangis di balik kembangan senyumnya. Sebenarnya sebodoh apa pria di hadapannya sebenarnya? Tak sadarkah pria itu bahwa si wanita kini tengah melawan kepedihan semua jawaban atas keluh kesahnya? Menanyakan wanita lain saat jelas-jelas wanita yang tulus mencintainya tepat di hadapannya?

 

Oh, kini kita tahu siapa yang lebih malang daripada Kyuhyun.

 

“Kau merasa bahagia jika bersama siapa? Perasaanmu nyaman saat siapa yang berada di sampingmu?” tanya Sooyoung ketika Kyuhyun kembali termenung sekian menit. Tak satupun pertanyaan Sooyoung terjawabnya. Ini aneh. Sekalipun Kyuhyun berpikir keras namun jawaban itu tak hinggap di otaknya. Gila. Apakah IQnya selama ini hanya sekedar angka?

 

Kenapa pertanyaan sepele seperti itu tak bisa dia temukan jawabannya?

 

Ataukah… dia tahu, tetapi enggan mengungkapkannya? Entah.

 

Sooyoung menunggu. Akhirnya gelengan ringan dari Kyuhyun diterimanya. Menghela nafas lagi kemudian. Nampak-nampaknya Sooyoung nyaris menyerah atas perasaan Kyuhyun yang hingga kini masih terbungkus ketidakpastian. Ayolah, ini terlalu lama. Kyuhyun terlalu plin-plan dalam menentukan pilihannya dan Sooyoung seharusnya membenci sikap Kyuhyun yang seperti itu.

 

Tapi sulit disangkal, bagian kecil dalam hatinya mensyukuri perasaan tak tentu Kyuhyun. Karena dengan begitu Kyuhyun akan selalu datang padanya dan meluangkan waktu curhatnya, berada di sampingnya setiap saat kendati berstatus sahabat semata. Hanya ada Sooyoung, Kyuhyun, dan cinta sepihak Sooyoung. Antara Seohyun dan Victoria. Sooyoung ingin Kyuhyun menjawab tidak. Karena kini hanya ada mereka. Seperti yang dia pikirkan tadi.

 

Seperti sekarang. Masih dengan pakaian lengkap sesudah perform bahkan Kyuhyun tak sempat masuk ke restroom grupnya dan malah berbelok menuju restroom grup Sooyoung. Menginginkan bertemu Seohyun awalnya, namun akhrnya? Sooyoung lah yang ditemuinya.

 

“Besok temani aku mencari hadiah, ya.” Pintanya terakhir kali sebelum sosoknya benar-benar menghilang dari balik pintu ruangan itu.

 

“Hadiah?” Sooyoung terheran, menaikkan sebelah alisnya.

 

Kyuhyun melanjutkan masih dengan nada tenang yang sama, “Aku ingin membelikan sesuatu untuk Vic. Mungkin dengan itu dia tak marah lagi padaku.”

 

Dan, kalimat sederhana itu berhasil membuat indra pendengar Sooyoung ngilu. Perutnya serasa dililit kuat-kuat. Sakit sekali.

 

***

 

Tak pernah ada seorang pun yang tahu akan perasaannya. Choi Sooyoung terlalu pintar mengelabui, menutupnya rapat-rapat, menyembunyikannya tanpa celah. Tak juga seorang pun tahu Sooyoung sering menangis diam-diam di tiap malamnya. Bermimpi buruk suatu hari Kyuhyun telah menentukan labuhan hatinya, lalu membuangnya. Menangis, kebiasaan hina yang belakangan ini mengisi harinya. Hanya karena pria bodoh yang tak menyadari perasaannya. Tak menyadari bahwa dialah sandaran hatinya selama ini.

 

Tidak.

 

Sampai suatu ketika Taeyeon memergokinya berbanjir airmata di kamar mandi di ruang latihan. Itu menghancurkan semuanya. Meleburkan pertahanannya.

 

“Ini tidak seperti yang kau pikirkan.” Katanya cepat saat itu, mengelak. “Tidak seperti itu.” Sebisanya dia meyakinkan Taeyeon.

 

Namun Taeyeon justru meraih pundaknya dan merengkuh tubuhnya. Taeyeon terisak tanpa Sooyoung mengerti. Kenapa? Seharusnya dia yang tersedu-sedu sekarang ini, bukan?

 

“Aku tidak pernah tahu masalahmu, tapi kau selalu menyuruhku untuk mencurahkan setiap masalahku padamu. Kau tahu… kau sangat licik, Soo!” Taeyeon menangis. “Jadi, aku mohon… kali ini saja, katakan padaku. Katakan, Sooyoungie. Jika kau tidak ingin membuatku khawatir, setidaknya beritahu aku, kumohon…”

 

Buliran bening dari kelopak mata Sooyoung menyambut penuturan Taeyeon. Taeyeon selalu bisa membuatnya luluh. Orang kedua setelah Kyuhyun yang melakukannya.

 

“Taeng-a…”

 

“Kau mencintai Kyuhyun-oppa, kan?” Taeyeon menanyainya. Dan, tebakan itu 100% benar. Menembus pemikiran Sooyoung yang hendak mencari alasan lain. Namun, nihil.

 

Tertegun. Sooyoung bungkam karena Taeyeon nyatanya sudah tahu apa masalahnya. Rengkuhan hangat Taeyeon kian mengerat seiring anggukan lemah diterimanya.

 

“Berhenti memendamnya sendirian, Soo…”

 

***

 

Sooyoung memasukkan handuk dan botol air mineralnya ke dalam merah safir—miliknya tentu saja. Jadwal latihan Girls’ Generation sudah selesai setengah jam yang lalu, dan ketujuh member sudah keluar dari ruang latihan. Sooyoung merenggangkan lengannya sembari memijat pelan pundaknya yang terasa kaku. Menghafalkan lirik lagu baru, gerakan dance yang rumit, dan memikirkan Kyuhyun berhasil memperburuk harinya. Moodnya sedang tak cukup baik untuk menerima lelucon Onew sekalipun. Rutinitas yang sama. Orang-orang yang sama. Seburuk dan seberat apapun, Sooyoung tahu dia tak akan bisa lepas dari itu semua.

 

“Hei… hati-hati, Seohyunie…” suara bass menggema. Sooyoung tahu siapa yang sedang berbicara pada siapa sekarang.

 

“Eh… Gomawoyo Oppa…” tersenyum malu pada pria yang kini menahan pinggangnya—dia nyaris terjatuh tadi. Sooyoung merasakan panas di dadanya melihat Kyuhyun dan Seohyun. Hei, dia ada di sini. Diam terpatung dan masih di sini. Tak terlihatkah oleh mereka?

 

“Sooyoungie!” senyum cerah Sungmin berhasil mengalihkan perhatian Sooyoung dari pasangan maknae tersebut. Bersyukurlah karena Sungmin menyelamatkan tetesan airmatanya yang nyaris tumpah.

 

“Jika Oppa berani mengagetkanku seperti itu lagi, akan kuadukan pada Sunkyu,” Sooyoung mendesis tapi dia tertawa. Ah, benar juga, sekarang kan jadwal latihan Super Junior, pantas saja Oppadeulnya datang.

 

“Aish… akhir-akhir ini Sooyoungie banyak melamun, ya… padahal aku tidak berniat mengagetkanmu, loh.” Sungmin menyambutnya dengan tawa khasnya yang manis. Dia mencubit kedua pipi cabi Sooyoung dengan gemasnya.

 

Oppa! Ini asetku, jangan suka sembarangan mencubit!” Sooyoung bersungut-sungut lalu menangkupkan tangan di kedua pipinya, menghindari tangan jahil Sungmin.

 

“Sooyoungie, bogoshippo!” kali ini rambut brunette Sooyoung yang jadi sasaran tangan jahil Oppanya yang lain. Sooyoung tahu betul kebiasaan siapa ini.

 

“Siwon-oppa!” rengeknya—manja. Sooyoung mempout bibir mungilnya namun malah menimbulkan gelak tawa kedua Oppanya. “Sudah ah. Aku pergi ya, yang lain sudah menungguku. Annyeong Oppadeul…”

 

“Yah, padahal aku baru saja datang, Soo. Aku sangat merindukan barbieku!” main dancer Eunhyuk mengeluh. Sooyoung meninju pundak Eunhyuk sebelum berangsur pergi.

 

Tak lama setelahnya terdengar pekikan kecil Seohyun yang menyusulnya keluar, “Unni, chakkamanyo!”

 

Mencengkram tasnya kuat-kuat. Sooyoung berlari keluar secepat dia bisa. Meski berkali seruan Seohyun terdengar dari arah belakangnya, dia tak peduli. Yang dia ingin hanya berlari menjauh. Berlari dari pandangan memprihatinkan para Oppanya. Berlari dari rasa kecewa yang tidak seharusnya dia dapatkan. Berlari dari dia… Cho Kyuhyun.

 

“Kenapa dia?” tanya Kyuhyun. Agak kecewa karena tidak sempat mengajak Sooyoung mengobrol, karena tadi perhatiannya tertuju pada Seohyun.

 

“Entahlah, menghindarimu mungkin?” Eunhyuk menebak-nebak. Tidak bisa dipungkiri tebakannya benar.

 

“Siapa? Menghindariku? Yang benar saja.” Kyuhyun tertawa hambar. Walau tak bisa disangkalnya pemikiran itu sempat terlintas di kepalanya. Mungkin, Sooyoung memang menghindarinya. Kelihatannya.

 

“Jangan pura-pura bodoh, Kyu.” Imbuh Sungmin begitu saja. Tanpa tahu kalimat itu menyindir kelakuan Kyuhyun.

 

***

 

“Yang ini atau yang ini?” Jadi di sanalah mereka sore itu. Sebuah toko aksesoris yang tak jauh dari gedung SMEnt. Dengan Sooyoung yang berdiri di sampingnya, dan Kyuhyun dengan dua buah gelang manik-manik di tangannya. Yang satu berwarna biru dan satunya berwarna oranye.

 

“Vicky-unni suka warna apa?” Sooyoung balik bertanya. Kyuhyun terpengkur sesaat, berpikir keras.

 

“Entahlah… biru mungkin? Kuning?” Kyuhyun menggeleng. “Atau ungu? Atau…” dia menggeleng kedua kalinya. Bingung. Dia memang tak tahu warna kesukaan Victoria. Payah, bukan? “Kalau warna kesukaanmu aku tahu, hitam, kan?”

 

“Bukan aku Oppa, tapi Vicky-unni… Bagaimana kalau hijau?” Sooyoung memastikan. Pandangannya tertuju pada sebuah gelang cantik di paling ujung.

 

“Ah, yang itu?” Kyuhyun menunjukkan dan pegawai toko segera membawakannya. “Tidak buruk. Pilihanmu memang selalu bagus, Sooyoungie…” Kyuhyun menilik-nilik gelang itu dengan maniknya, dia mengembangkan senyum. “Sini… pinjam tanganmu.”

 

Diraihnya pergelangan tangan Sooyoung. Memakaikan gelang hijau itu padanya. Kyuhyun terkesiap. Cantik sekali. Apakah gelang ini sebegitu cantiknya? Apakah akan sama cantik jika Victoria yang memakainya?

 

Gomawoyo Youngie, jika tidak ada kau mungkin aku bisa berlama-lama di toko ini saking bingungnya memilih. Kau memang yang terbaik.” Kyuhyun mengambil lagi gelang itu dari tangan Sooyoung dan berjalan menuju kasir.

 

Sementara Sooyoung? Wajahnya memanas hanya karena kalimat sederhana dari Kyuhyun. “Kau memang yang terbaik.” Dia merasakan jantungnya berdetak cepat. Efeknya begitu parah, eh?

 

Oppa, aku ke sana dulu ya! Es krim itu terus memanggil-manggil namaku!” Sooyoung mengampiri sudut di luar toko tempat penjual es krim itu berada, sebelum memesan es krim incarannya, “Banana split satu!”

 

Igeoyo, Agassi.” Si penjual menyerahkannya sopan, Sooyoung memberinya tiga lembar uang.

 

Ah… jadi ingat. Dulu, dia dan Kyuhyun sering sekali menghabiskan waktu berdua di atap SM dengan cup es krim di pelukan masing-masing. Menunggu mentari terbenam di ufuk barat diiringi dengan obrolan ringan seputar konser, lagu, atau gerakan dance yang sulit. Tapi semuanya berubah semenjak Kyuhyun tak lagi melihatnya. Otaknya masih mengingat betul ucapan terakhir Kyuhyun di atap sore itu, Kyuhyun bilang dia menyukai Seohyun dan menginginkan Sooyoung menjadi jembatan untuk hubungannya dan Seohyun ke depan.

 

“Hiks…”

 

Sampai kapan akan terus begini? Dimana Happy Princess Sooyoung? Dimana senyum ceria yang Kyuhyun sebut paling manis itu? Tidak adakah? Karena yang ada hanya tersenyum palsu di hadapan Kyuhyun tapi menangis di belakangnya.

 

***

 

“Arrrh! Sampai kapan aku harus begini?!” Kyuhyun mengacak rambut cokelatnya, frustasi. Sooyoung yang duduk di sampingnya memamerkan senyum nyinyir seperti biasa melihat kelakuan Kyuhyun. Jika Kyuhyun sudah seperti ini, pasti masalahnya tentang dua wanita itu lagi. Sooyoung hapal betul setiap gelagat Kyuhyun.

 

“Berbaringlah,” Sooyoung tersenyum. Menepuk-nepuk bantal di sofa panjang yang sedang ia dan Kyuhyun duduki. Dulu, kan, setiap kau sedang stress selalu berbaring di sampingku. Sooyoung membatin.

 

“Ah, benar juga. Sudah lama, aku tidak berbaring di pangkuanmu.”

 

“Eh? Bukan itu maksudku!”

 

“Sudah, sssttt… Aku tahu.”

 

Kyuhyun mulai merebahkan kepalanya perlahan. Rambutnya lembut, menggelitik kedua paha Sooyoung yang jadi sasaran kepala Kyuhyun. Kyuhyun memejamkan matanya, merilekskan diri barang semenit mungkin bisa. Sementara Sooyoung sibuk mengatur tempo jantungnya. Ya Tuhan, dia mau membunuhku apa? Jantungku!

 

Kreeet.

 

Pintu ruang make up artis terbuka begitu saja, menampakkan sosok Seohyun yang tercengang melihat Kyuhyun dan Sooyoung dalam posisi seperti itu. Kyuhyun terlelap di pangkuan Sooyoung.

 

“Kyuhyun-oppa… Sooyoung-unni…” manik Seohyun yang tidak terlalu sipit berkaca-kaca, suaranya bergetar.

 

“Seohyun?” Sooyoung terkesiap. Dia bisa melihat airmata Seohyun yang sudah menggumpal di pelupuknya. Tidak, jangan menangis!

 

Spontan Kyuhyun membuka mata dan bangkit. “Seohyun-a!” tapi Seohyun terlanjur pergi meninggalkan Sooyoung, Kyuhyun, dan kesalah pahaman antara mereka. “Seohyun-a! Seo Joohyun!” Kyuhyun menyusulnya keluar.

 

Dan, kini. Hanya Sooyoung sendirian. Entah kenapa dia enggan menyusul Seohyun untuk sekadar menjelaskan kesalah pahaman itu. Oh, atau mungkin lebih baik mereka salah paham lalu tidak berhubungan lagi? Itu bagus untuknya, bukan?

 

***

 

Sooyoung baru saja turun dari stage, dia seharusnya berjalan beriringan dengan Seohyun jika saja maknae itu tidak menjauh darinya dan lebih memilih berada di antara Yuri dan Yoona. Bagus, sekarang Seohyun membencinya. Terlihat dari tatapan ketidaksukaan itu tadi, jelas-jelas ditujukan padanya. Tadi pun—saat tampil di stage—Seohyun dengan sengaja menginjak kakinya. Tunggu… memang apa salahnya?

 

Seohyun tetap menyapa Kyuhyun dan tersenyum manis pada pria itu seperti biasanya tapi bertolak belakang jika dengannya. Kini manik diagrem Sooyoung menangkap Seohyun yang sedang bergelayut manja pada lengan kiri Kyuhyun. Sekalipun ia bersalah, bukankah seharusnya Kyuhyun juga salah? Memang penjelasan apa yang Kyuhyun katakan pada Seohyun tadi?

 

“Kalian mesra sekali,” komentar Yoona, Yuri menyetujui.

 

“Apa kalian official couple sekarang?” Yuri berceletuk. Pipi Seohyun memerah sedangkan Kyuhyun terlihat salah tingkah.

 

“Kyuhyun-oppa baru menyatakan perasaannya padaku…” tutur Seohyun malu-malu.

 

Sooyoung merasa dia tidak kuat lagi. Dadanya sesak. Taeyeon berdiri di sampingnya menyadari perubahan raut wajah Sooyoung. Dia ingin membantu tapi tak satu pun bisa dilakukannya. Maka Taeyeon hanya meremas tangan Sooyoung pelan, memberinya kekuatan.

 

“Maafkan aku, aku tak bisa membantumu…” bisik Taeyeon sedih.

 

“Yah, memang aku selemah apa sampai harus meminta bantuanmu?” Sooyoung terkekeh.

 

Mereka bersembilan bersiap untuk pulang ke asrama. Tapi Sooyoung tiba-tiba menghentikan langkahnya saat tanda-tanda kehidupan terasa dari dalam tasnya. Ponselnya, satu pesan masuk. Melihatnya sekilas, hanya dari Kyuhyun yang menanyakan apa dia sudah pulang atau belum. Sooyoung memasukkan lagi ponsel itu ke dalam tasnya, tanpa ada niat untuk membalas pesan Kyuhyun.

 

Sooyoung tahu, itu hanya taktik Kyuhyun untuk mendatangi SNSD—jika Sooyoung menjawab dia belum pulang—dan mengambil kesempatan agar bisa mengantarkan Seohyun pulang. Maka dia lebih memilih membalas pesan itu ketika sampai asrama dan mengatakan bahwa mereka semua baru saja sampai.

 

“Eh?” Sooyoung tersadar sesuatu.

 

“Ada apa, Soo?” Tiffany menoleh ke arahnya.

 

“Gantungan ponselku terjatuh,” Sooyoung berucap. “Aku cari sebentar ya? Tidak akan lama, kok!”

 

“Benar, ya. Jangan lama-lama!” Tiffany setengah berteriak dari dalam van setelah Sooyoung berlari memasuki gedung MBC lagi.

 

Sooyoung mencari di restroom tapi tak ada, begitu pula dengan ruang make up, nihil. Gantungan flamingo itu pemberian dari Kyuhyun, Sooyoung tidak mau itu hilang. Itu pemberian Kyuhyun satu-satunya.

 

“Ahh, tidak ada!” keluhnya sepanjang koridor gedung. Mungkin sudah memakan waktu sekitar delapan menit baginya untuk mencari itu, namun hasilnya nol besar.

 

Sooyoung berjalan uring-uringan. Jika raga Kyuhyun tidak bisa jadi miliknya, Sooyoung ingin menghidupkan Kyuhyun dalam kenangannya. Mengingat masa-masa kebersamaan mereka dulu. Sooyoung terus berjalan—dengan pandangan kosong—nyaris terjatuh karena menumbruk seseorang. Seorang pria.

 

“Hei, hati-hati.” Pria tu menegur tapi Sooyoung tak peduli. “Ini milikmu?” pertanyaan itu justru berhasil membuat Sooyoung mendongak dan menatap pria itu. Wah, ternyata lebih tinggi dari yang dia kira.

 

“Itu…” Sooyoung menunjuk gantungan ponsel yang dipegang pria itu. Setengah terkejut, setengah gembira.

 

“Gantungan ini milikmu?” bertanya sekali lagi, pria itu, masih dengan senyum yang kentara di wajah tampannya. Ah, tidak. Senyum Kyuhyun masih lebih menawan. Tapi, senyum pria ini…

 

“Ya, terimakasih… Umm…” ucapannya menggantung. Bagus, Choi Sooyoung. Saking mengkhawatirkan gantungannya kini Sooyoung mendadak pelupa. Dia sangat yakin pernah melihat pria ini dan tahu namanya tapi semuanya menjadi buyar jika Kyuhyun sudah menyusupi pikirannya.

 

“Jonghyun, Lee Jonghyun. Apa bandku sebegitu tidak terkenalnya kah?” Jonghyun tersenyum lagi. Senyum yang bisa membuat Sooyoung berpikir dua kali untuk melihatnya karena, setelah melihat senyum itu, senyuman Kyuhyun terhapus dari memorinya.

 

“Aish… mianhae, aku lupa. Kita pernah bertemu sebelumnya, kan? Dasar pabo aku ini, hahaha…” Sooyoung menggaruki tengkuknya seraya tertawa canggung. “Jonghyun-ssi, aku…”

 

“Sooyoung.” Sela Jonghyun cepat.

 

Sooyoung melebarkan matanya. “Ya?”

 

“Choi Sooyoung. 90line. Maknae ketiga. Suka warna hitam. Suka musim dingin, pertandingan baseball, film Harry Potter, bahasa jepang, hmmm… apalagi?” Jonghyun mengetuk-ngetukkan telunjuknya pada dagu, seolah berpikir.

 

Dan, tingkah Jonghyun ini membuat Sooyoung tertawa. “Bagaimana bisa kau—?” menggantungkan pertanyaannya.

 

“Internet.” Lagi-lagi Jonghyun menyela cepat. “Semua tentangmu ada di internet, Nona Choi.”

 

“Ahaha, nae paboya. Benar juga.”

 

“Kau tidak pulang?” Jonghyun bertanya setelah melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam sembilan malam.

 

Sooyoung menggeleng sebagai jawaban, “Kurasa mereka sudah meninggalkanku karena aku pergi mencari gantungan ini terlalu lama.”

 

Jonghyun terkejut. “Sudah selarut ini dan kau belum pulang? Dan lagi kau sendirian!”

 

“Aku bisa naik taksi, aku sudah biasa, Jonghyun-ssi.” Jelas Sooyoung santai.

 

“Tapi bagaimana jika kau diculik supir taksi itu? Kau akan dibawa keluar negeri lalu mereka menjual organ tubuhmu!”

 

Sooyoung tertawa lagi, kali ini lebih keras. Dia tak habis pikir, bagaimana bisa pemikiran Jonghyun seluas dan senegatif itu? Meski itu cukup menghiburnya, sebenarnya.

 

Tanpa izin Jonghyun menarik lengan bawah Sooyoung, menyeretnya tak jauh ke tempat mobilnya terparkir. “Masuklah, aku akan mengantarmu.”

 

“Eh? Sungguh aku tidak apa-apa, Jonghyun-ssi.” Sooyoung mencoba menolak dengan halus. Direspon gelengan kuat Jonghyun.

 

“Anggap saja sebagai salam perkenalan dariku, dan ngomong-ngomong, tidak perlu memanggilku dengan embel-embel ‘-ssi’ karena itu cukup mengusik. Kita, kan, tidak seformal itu. Yeah… walau pun kau sebenarnya Sunbaeku.” Jonghyun mengangkat bahu. Sooyoung menghembuskan nafas pelan setelah Jonghyun membukakan pintu depan mobil untuknya. Manis juga.

 

***

 

“Kuharap aku tak kena masalah.” Bisikan Sooyoung memelan. Terlihat lampu dormnya yang sudah dimatikan, itu tandanya semua member sudah meringkuk  dibalik selimut tebal. Tapi, Sooyoung masih enggan keluar dari mobil.

 

“Kau tidak seceria yang orang-orang katakan, ya? Happy Princess?” Jonghyun bersuara—membuka pembicaraan. “Atau kau memang sedang tidak bersemangat?”

 

“Maksudmu?”

 

“Um, tidak, lupakan saja.” Jonghyun membukakan seat belt Sooyoung. Membuat wanita itu terkesiap karena wajah Jonghyun yang begitu dekat dengannya. Hanya beberapa detik namun dada Sooyoung sesak setelahnya karena selama itu pula dia menahan nafas.

 

“Ah… padahal aku bisa buka sendiri.” Ujarnya, tanpa memandang Jonghyun yang kini memandanginya.

 

“Tak masalah.” Kata Jonghyun cepat. “Ehm, Sooyoung…” sengaja menggantung kalimatnya, seperti ada yang hendak diucapkan namun dia ragu. Jonghyun menggaruk belakang kepalanya. Pria tampan itu kikuk, eh?

 

“Ya?” setelah jantungnya selesai berolahraga—dipompa tiba-tiba—Sooyoung kini membalas tatapan mata Jonghyun. Tunggu, dia melihat semburat merah di kedua cuping telinga pria itu, salah lihatkah?

 

Sekian detik Sooyoung menunggu Jonghyun menyelesaikan kalimatnya. Dan, pada detik ke sembilan akhirnya pertanyaan itu terlontar juga dari bibir Jonghyun, “Bisakah kita bertukar nomor telepon?”

 

***

 

Ini ke sekian kalinya Kyuhyun melirik ponselnya sekadar berharap ada pesan masuk dari wanita itu, paling tidak satu pesan, namun nihil. Ini sudah sepuluh menit berlalu dan masih tak ada balasan apapun dari Choi Sooyoung. Setelah dia mengiriminya pesan.

 

Sooyoungie, kalian sudah sampai dorm?

To : Sooyoungie

12/07/2013 20.50 PM

 

Hanya pesan ringan. Sederhana. Tetapi satu yang mengganggu pikirannya. Tak biasanya Sooyoung tak membalas pesannya lebih dari sepuluh menit dan ini diluar perkiraan seorang Cho Kyuhyun. Oke, kini semuanya semakin jelas. Dugaan-dugaan tak masuk akal yang selama ini ditampiknya mungkin harus diakuinya juga. Sooyoung menghindarinya. Menjauh darinya.

 

Tapi, kenapa?

 

Kyuhyun tidak pernah mengerti, apalagi ini menyangkut wanita dan Kyuhyun sama sekali bukan ahlinya. Dia pernah bertanya pada salah satu Hyungnya—Lee Donghae—tapi Donghae hanya membalasnya dengan segurat senyum mencurigakan.

 

“Lebih baik kau mengetahuinya sendiri daripada mengetahuinya dariku. Atau lebih bagus lagi kau berani bertanya langsung pada Sooyoung. Karena aku tidak berhak, itu urusan kalian.” Penuturan Donghae saat itu bagai tersirat suatu makna yang sengaja ditutupi. Lagipula, tidak biasanya Donghae berkata bijak begitu. Mencurigakan.

 

“Aish… dasar yeoja!” Kyuhyun meruntuk dalam kamarnya. Tak sadar runtukannya dalam kamar mungkin bisa membangunkan Sungmin yang sudah setengah terlelap.

 

“Siapa? Seohyun? Atau Victoria?”

 

“Hah?” mulut Kyuhyun terbuka lebar, menampakkan wajah bodohnya mendengar pertanyaan Sungmin yang menusuk pendengaran—atau hatinya. “Kau belum tidur, Hyung?”

 

“Memang siapa yang tidur? Aku hanya memejamkan mata.” Jelas Sungmin, lalu menyibakkan selimutnya menampakkan setengah tubuhnya. “Jadi siapa yeoja yang kau runtuki tadi? Seohyun atau Victoria?”

 

“Jangan asal bicara, Hyung!” Kyuhyun berusaha menghindari topik. Dia tidak mau Sungmin tahu dirinya sedang cemas pada Sooyoung mengingat satu fakta bahwa dia baru saja jadian dengan Seohyun—baru saja.

 

“Atau Sooyoung?”

 

“Ti-tidak mungkin pada Sooyoung!” kelitnya. Namun sayang, Kyuhyun tak pandai berbohong di hadapan Sungmin.

 

“Dasar bodoh.” Sungmin mencibir tapi kemudian dia tak bersuara lagi, terlelap rupanya.

 

***

A/N: dari hasil voting waktu itu aku mutusin buat nulis ff ini dulu, tapi tenang aja, dua ff lainnya juga bakal kutulis terus kuposting kok. Kalau banyak yang respon aku bakal lanjutin ff ini dengan semangat menggebu-gebu!

 

 

97 Comments Add yours

  1. yoonaddictakut berkata:

    Ahhh kerenn..nyesek tapi.

    Suka

  2. sabrinaa berkata:

    Pabo cho kyuhyun 😠
    Yg ngeselinnya si seohyun kenapa marah sama soo? Pake nginjek kaki lagi , maknae kurang ajar .
    Huu jadi marah marah deh,emosi thor hehe .
    Aku lanjut baca yah

    Suka

  3. Andria Knight berkata:

    Kyuhyun oppa bner” nyebelin…. 😦
    Gx mau n gx bisa ngerti prasaan.a Sooyoung eonni…

    Suka

  4. Andreena berkata:

    Halo.
    Aku baru baca part 1. Bagus deh.
    Aku berharap justru Sooyoung ke depannya sama Jonghyun. Haha
    Abisnya aku agak sebel sama sikap Kyuhyun yang agak2 plin-plan. Kiri-kanan terus. Wakakak.
    rencananya aku mau abisin baca semua part hari ini (mumpung libur nih chinguuu :P)

    Suka

  5. Weeni_leon berkata:

    Kyuppa bener2 menyebalkan…
    Tlg jgn sakiti eonni qu d0nk.
    Bru nemu ff Kyuyoung di blog mu thor. Salam kenal ja, qu knight.
    Hehe. 🙂

    Suka

  6. kelly berkata:

    Kyu, harusnya kamu melihat soo yang selama ini ada buat kamu
    Hai thor

    Suka

  7. dhyan057 berkata:

    aigoo kyu nggak sadar sama perasaannya sendiri -_- ffnya daebak thor feelnya dpt

    Suka

  8. kyungie berkata:

    Baru bgt baca dan seru!! Dan soo yg tabah ya sayang–“

    Suka

  9. kyungie berkata:

    Baru lihat ada ff yang udah tamat. Mian ak baru baca jadi baru komen. Soalnya aku suka komen ff kalo udah ada yg sampe tamat hihi Bagus loh ceritanya. Soo harus sabar ya syg–“

    Suka

  10. ananta.ditha berkata:

    kyu gag pke ama prasaan cwek agh….
    ksian Soo unnie…

    Suka

    1. ananta.ditha berkata:

      mksdnya PEKA.. heheh

      Suka

  11. EvilShikshin berkata:

    Mian thor aku reader baru numpang baca ffnya. Utk ffnya daebak. Jadi penasaran, nggak sabar buat baca. Next. XD

    Suka

  12. Echa Carthica berkata:

    Kyu gx peka bget sh jdi cowok,next

    Suka

  13. Echa Carthica berkata:

    Kyu gx pka bgt sh jdi cowok.next

    Suka

  14. Echa Carthica berkata:

    Kyu gx pka bgt sh jdi cowok
    next

    Suka

  15. Ve berkata:

    Aish… Pabo Cho Kyuhyun!!!
    Masa blm sadar jg sih-__- gk peka bgt,, Soo eonni hrs sabar..
    Ffnya keren + ngefeel

    Suka

  16. kyusooforever berkata:

    annyeong aku reader baru, mau baca sampe part 5 dulu ya hihi

    Suka

  17. Choi Je Kyung berkata:

    Hyaa~
    Kyuhyun oppa pabo atau gak peka sama sekali yah?? Ckckck~
    Lee jonghyun? Wah, dya secara terang2an tuh mendekati soo eonnie.

    Suka

  18. ika berkata:

    Asli bikin nyesek ff ini .next

    Suka

  19. YSA berkata:

    tinggalin jejak dulu…

    Suka

  20. YSA berkata:

    gak tega sama Soo eon u,u
    Kyuhyun .. hiih

    Suka

  21. Kim Seo Won berkata:

    iih aku suka banget hehe cowo lainnya jonghyun, ini complicated sekali yah kasian soo. oh iya annyeong aku reader baru baru bgt di blog ini *bow*

    Suka

  22. yoonAddict01 berkata:

    kyu plin plan ni
    kasian kan masa 3 cewek di kejar

    Suka

  23. Kang Yong Ae berkata:

    heih dasar kyu plin plan.
    soo sabar bgt itu pastinya.
    udah deh sama jonghyun ajah 😀

    Suka

  24. sooyounggggg210 berkata:

    Aku baru nemu blog author nih 😀
    Dan ini ff kyuyoung pertama yang aku baca di blog ini, sukaaaa banget! Izin baca chapter yang lain nya lagi ya thor 🙂

    Suka

  25. kaadiss berkata:

    ASLIII
    ini nyesek banget sooyoung eonni yang tabah yaaa. di series an involved lover sooyoung eon ga peka, tapi disini sooyoung eon sensitif banget
    author semangat yaaa 🙂
    baru nemu ini dan ngebut dari pagi abis nyelesaiin an involved lover tentunya hehehe

    Suka

  26. Wihh kyuhyun plin plan 😀
    Tpi bagus kok Saya suka 😀
    smoga Aja Sooyoungnya Sama Jonghyun 😀

    Suka

  27. erika berkata:

    pabo, nyebelin kyuhyun’ny -.- !
    bagus thor ff nya 🙂

    Suka

  28. wiiaawiyu berkata:

    Cho kyuhyun stupid.. gak peka…
    Ntar soo jadian sama orang baru heboh sendiri kaya kebakaran jenggot ! :/
    seohyun juga kok kaya nenek lampir, ngediemin soo gitu tapi malah jadian sama kyu. apaan coba? -_-
    Tapi kayanya Sungmin sama hae tau perasaan soo ke kyu deh. Berarti emang bener bener ini si Evil kyu gak peka. Huh dasar !
    Aduh jonghyun oke juga, to the point lagi 😀

    Suka

  29. kusumaani berkata:

    waduuh kyuhyun plinplan niiih amaaa tiga cewe disukain sekaligus udaah kalo gitu soo ama k
    jonghyun aja

    Suka

  30. fransiscafrtnta24 berkata:

    annyeong ^^ reader baru nih hehe (kyknya ._.V ) lupa prnh k sini ato engga hehe 🙂 numpang baca yaa thorr
    ohh itu lee jonghyun ?? kirain sehun xD hbs ak liat poster nya lgsg, ga baca cast nya siapa wkwk
    wahh kasian bgtt soo nya …
    wah seo mmg manja yaa looo ewwwwwwwww ckckck
    sebenernya ak kurang suka ff ttg idol life, tapi kyknya yg ini seru jdi coba bca dulu dehh hehe
    penasaran selanjutnyaaa

    Suka

  31. emmalyana25 berkata:

    kyuhyun jahat banget untung soo kuat
    jonghyun uaahh dia datang sebagai penyelamat
    daebak!!!

    Suka

  32. SummerAnn berkata:

    wah eonni aku suka ff mu

    Suka

  33. maulidia03 berkata:

    O-ow jadi begini awalnya. Nyesek chingu q prnh ngrasain rsanya jdi sooyoung gak enk bngett serba salah dan bkin stress klo trlalu dipikirin.sedihh mulu bawaannya. Q jg prnh ngrasain ad di posisi kyu tpi seenggaknya q lbih bruntung krn gak lgi mngharapkan ap yg dlu pernh dilepaskan.tpi wlaupun di posisi jonghyun jg pernh tpi jonghyun lbih beruntung dri q… T_T

    Suka

  34. Zee Anggita berkata:

    ngubek2 ff kyuyoung akhirnya ketemu blog ini, ceritanya kereeen..
    oy q izin baca part selanjutnya y chingu..

    Suka

  35. sweetyoungsoo berkata:

    Astaga Kiyuhyun kamu tdk bisa perasaanmu sendiri, ah semoga tdk penyesalan dari pihak Kiyu. Saya izin untuk baca part selanjutnya author terima kasih

    Suka

  36. Kaisoolay berkata:

    Baper lah aku bca nih ff…😂😂😂
    Lanjuttt

    Suka

  37. zahra berkata:

    Wahh suka sma crita.a😘😘😘..nyesek banget 😢😢

    Suka

  38. yani yanuari berkata:

    ughhh knpa blang ‘laddies first’ nya mlah k’seo? bkan k’soo eonni ajaa,,, ishhhh nappeun namja
    ska ama alur cerita’a, brasa kek d’khidupan real mereka gtu… jdi pnsaran sma next part’a

    Suka

  39. zaa berkata:

    Aku reader baru yg baru kenal blog ini..
    Kyuhyun nggak peka dan plin plan, sementara sooyoung sabar.
    Izin baca part selanjutnya…

    Suka

  40. septrin berkata:

    Ah…si kyuhyun paboya, ga peka banget

    Tp kok aku senang ya dsni sooyoung deket sama jonghyun 😍😍😍

    Suka

Tinggalkan komentar