“An Involved Lover”
Main Cast(s) :
- Choi Sooyoung (SNSD)
- Oh Sehun (EXO-K)
- Kris Wu (EXO-M)
As tagged : Kai, Chanyeol, Tao, Kyungsoo, Jiyoung, Sulli
Genre : Fluff, Romance, Comedy
Rate : G
Lenght : Chapter
Author : @WayneFanneey
***
Chapter Four – Mid Test? I’d Loved it!
Setelah menekan kombinasi password apartemen Sooyoung, bergegas pemuda tinggi itu masuk tanpa melepas sepatunya. Dia lemparkan ranselnya sembarang kemudian merebahkan tubuhnya pada sofa empuk di ruang tengah. Oh Sehun menghela nafas. Lelah kah?
“Noona?” panggilnya. Tak ada sahutan.
Sehun berguling-guling di sofa dengan malas. Sepertinya Sooyoung belum pulang, biarkanlah. Karena kalau ketahuan Sehun dalam keadaan seperti ini wanita itu pastilah langsung mengomeli Sehun. Biar tipe perempuan yang berantakan begitu, sebenarnya Sooyoung juga tipe yang sangat menerapkan kedisiplinan. Sedikit saja melanggar aturan, Sehun mati di tangan Sooyoung.
“Hoaam…” dia menguap. Sekarang kantuk menyambanginya.
Daripada ketiduran di sofa lalu punggungnya sakit belum lagi jadi bahan amukan Sooyoung lebih baik dia tidur di kamarnya. Maka Sehun merangkak lemas menuju kamarnya yang tak jauh dari ruang tengah. Tak sadar mengotori lantai karena sepatunya yang belum ia lepas. Sehun cepat melepasnya setelah kesadarannya pulih.
Krieeet.
Dia sudah menggeser pintu kamarnya. Namun pandangannya teralihkan pada sebuah pintu bercat biru di ujung ruangan. Selama ini Sooyoung selalu melarangnya memasuki ruangan itu. Kadang Sooyoung suka marah-marah jika dengan iseng Sehun menyentuh gagangnya. Sebenarnya ada apa di balik pintu itu? Rasa penasaran pemuda itu menyeruak. Apalagi setelah pintu itu terbuka sedikit menampakkan celahnya. Pintunya tidak dikunci!
Sehun menyeringai jahil. Dia melangkah pelan menuju pintu itu. Mengendap-endap. Eh, jangan-jangan tidak dikunci karena Sooyoung sedang di dalam?
Sehun mengintip melalui celah. Ada sesosok wanita yang duduk memunggunginya. Benar, itu Sooyoung. Entah kenapa dada Sehun jadi berdebar-debar tidak karuan. Sungguh, dia penasaran.
Ah, peduli! Yang jelas dia ingin lihat!
Bermodalkan nekat Sehun mendorong pintu itu yang terasa tiga kali lebih berat. Sedetik setelah masuk. Dia tercengang melihat isinya. Lukisan-lukisan Sooyoung! Semuanya sangat indah. Sehun takjub, manik hazelnya berbinar-binar. Dia sangat menyukai lukisan Sooyoung, selalu, dari dulu. Dia menyukai semuanya, yang berukuran besar maupun dalam figura-figura kecil. Semuanya indah. Seindah Sooyoung dimatanya.
“Noo—na?” tanyanya terbata saat melihat lukisan yang tengah Sooyoung buat. Wanita itu menoleh dan tersenyum manis pada Sehun. Ya, tersenyum manis!
“Ini kau, Oh Sehun.”
Sehun senang Sooyoung melukis dirinya, tapi di sisi lain dia bingung. Apa Sooyoung kerasukan? Kenapa tiba-tiba tersenyum manis dan melukisnya pula? Dan, yang paling membuat Sehun syok adalah sekarang Sooyoung berdiri dan memeluk tubuhnya.
Sooyoung menyandarkan kepalanya pada dada Sehun. jantung pemuda itu rasanya mau lepas karena tidak bisa berhenti melompat-lompat. Sebenarnya Sooyoung kenapa?
“Sehun-a, nan neol saranghae…”
Byuuur!
“Oh Sehun! Ireonnayo!”
Sehun sontak mengerjapkan matanya lalu membukanya lebar-lebar. Terlihat seraut wajah wanita cantik memandangnya jengkel. Sehun menyentuh kepalanya yang dirasa basah.
“Noona, kau menyiramku?” tuduhnya dengan ekspresi tak terdefinisikan. Dan, memang benar.
“Itu memang pantas mengingat kau baru saja mengotori lantai dengan sepatumu yang kotor dan membuat sofa ruang tengah berantakan karena kau baru saja terlelap di sini.” Kata Sooyoung sengit.
“Aku ketiduran?”
“Yeah, dan yang lebih hebat, kau sempat tersenyum-senyum sendiri sampai kupingmu memerah.” Sooyoung mengangguk. “Kau bermimpi kotor, ya?”
“Aniyo!” Sehun lantas memegangi kupingnya yang dirasanya panas. Ugh, memalukan.
Sooyoung menyidik wajah gugup Sehun—memicingkan matanya. “Sekarang ganti dulu bajumu, lalu kita makan malam, setelah itu kerjakan PRmu.”
Sehun menggaruki kepalanya diakhiri dengan anggukan paham. Jadi, yang tadi itu mimpi? Aish, kenapa juga harus mimpi aneh seperti itu? Kalau kenyataan sih tidak apa-apa. Hihihi, tanpa sadar pemuda itu cengengesan sendiri.
“Yah, cepat ganti bajumu, kalau kau sakit karena kedinginan aku tidak mau tahu.”
“Ne, ne!” tergesa Sehun menuju kamarnya sebelum Sooyoung mendapratnya dengan omelan lagi.
***
“Sehun! Kita harus gimana?!” anak laki-laki bermata besar terbirit menuju bangku tempat Sehun duduk dan berteriak-teriak tidak jelas. Sehun yang tengah sebik dengan permainan mario cross-nya akhirnya mempausenya sejenak.
“Gimana apanya?” Sehun mengernyit.
“Minggu depan! Minggu depan! Minggu dep—mmph!” Kai terus merancau, Sehun spontan berdiri dan membekap mulut Kai dengan racun tikus—ups, dengan sapu tangan.
“Memang ada apa minggu depan?” tanya Sehun setelah Kai mulai tenang. Kai memandang Sehun seraya mengatur-ngatur nafasnya yang sempat memburu.
“Tadi aku habis dari ruang guru, mau ngasihin tugas Kimiaku yang telat ke Jessica Sam, nah terus aku curi dengar guru-guru lagi ngomongin sesuatu tentang ulangan semester! Mid test dimajukan satu minggu!” jelasnya dengan oktaf dinaikkan.
“Oh, minggu depan ulangan semester?” tebak Sehun.
Kai menjentikkan jarinya. “Bingo!”
“Lalu apa masalahmu?” Sehun masih bingung. Dia menggaruki tengkuknya dengan gaya aneh.
“Minggu depan aku kan mau nonton konser Big Bang, pabo! Aku bahkan sudah beli tiketnya, online!”
“Oh kirain ada apa… relakan saja lah.” Kata Sehun enteng. Kai merenggut kesal.
“Kalau masalah tiketnya bakalan hangus dan uang jajanku melayang aku nggak masalah. Tapi konser itu kan janjiku sama Jiyoung! Aku mau nonton karena dia juga nonton! Aish!” raut Kai sudah harap-harap cemas. Membayangkan batalnya janji dengan Jiyoung, aaah… sangat disayangkan! Jiyoung itu kan cewek incarannya Kai!
“Paling dia juga nggak jadi pergi, kan nanti ulangan.”
“Aish, ternyata salah minta pendapatmu, kau kan nggak pernah suka sama cewek jadi nggak mengerti perasaanku.” Dengus Kai sebelum membanting ranselnya di meja, lalu duduk di samping Sehun yang kembali bermain dengan PSPnya. Sehun angkat bahu.
“Hiks! Hiks! Sulli gimana dong… hueee!” Sehun melirik bangku paling belakang kelasnya, terdengar tangisan dengan suara cempreng anak perempuan. Jiyoung yang menangis dan Sulli terlihat menepuk-nepuk pundaknya.
“Kalau minggu depan ujian, berarti aku nggak bisa lihat Daesung Oppa,” Jiyoung sedih. Kemudian Sulli menghiburnya dengan kata-kata yang tidak bisa Sehun dengar. Sehun menghela nafas.
Sedangkan di bangku samping, terlihat Tao yang sedang komat-kamit tidak jelas. Sehun bertanya dan langsung dijawab anak laki-laki itu, “Minggu depan ujian lah, aku kan ada training camp dengan anak-anak wushu! Dan masalahnya, kita udah sepakat bikin latihan gabungan sama Anyang High School, masa musti dibatalin?!” si mata panda itu cemberut.
Lagi-lagi masalah ujian tengah semester. Kenapa semua murid di kelasnya tampak tidak senang? Sudahlah. Sehun mencoba acuh dan kembali konsentrasi pada PSPnya.
***
“Kayaknya kita harus mundurkan acara pamerannya, deh.” Gumam Chanyeol sang Ketua klub saat Sehun dan Kyungsoo baru masuk ruang seni lukis.
“Loh, kok gitu?” heran Kyungsoo. “Semuanya musti dirombak lagi dari awal, dong? Padahal pameran itu sudah kunanti-nantikan!”
Chanyeol mengangguk lemah. “Soalnya minggu depan ujian, kita nggak mungkin mempersiapkan semuanya waktu ujian kan? Kita harus fokus pelelajaran.”
Ujian lagi. Ujian lagi. Ternyata bukan hanya murid di kelas Sehun saja yang bermasalah soal ujian, di klub seni lukis juga? Kenapa semua orang mendadak bermasalah karena ujian?
***
“Aish… eottokhae?” Sooyoung menghempaskan diri duduk di sofa ruang tengah, matanya memang mengarah ke televisi yang menampilkan iklan kosmetik, tapi otaknya masih memutar-mutar ucapan guru-guru di Shinju tadi siang. Ujian tengah semester dimajukan jadi minggu depan.
“Kau sakit, Noona?” tiba-tiba saja Sehun duduk di sampingnya dan meletakkan tangan di keningnya. Jantung Sooyoung langsung terpompa cepat tanpa aba-aba.
“Huh? Ah… anieyo.” Sooyoung mengelak tanpa memandang wajah Sehun. Bisa Sooyoung dengar kalau Sehun menghela nafas panjang lalu menyandar di sofa. Masih di sampingnya, tentu saja.
“Noona, di sekolah semua murid ngomongin ujian tengah semester minggu depan, sepertinya hal itu sensasional sekali. Di kelasku Kai bahkan depresi karena berkat ujian itu acara kencannya dengan Jiyoung batal.” tutur Sehun diselingi dengusan pelan.
“Jinjja?” tanya Sooyoung sambil menoleh ke arah Sehun yang sedang mengangguk dan lagi-lagi tersenyum. “Woaah, bagaimana bisa? Aku juga sedang kesal soal ujian itu. Janji makan malamku dengan Kris batal lagi gara-gara minggu depan murid-murid Shinju akan ujian. Aish, dengan bodohnya aku lupa hal penting itu.”
Sehun terlonjak, detik berikutnya dia memasang wajah sebal. “Baguslah kalau batal. Lebih baik mengurusi muridmu dari pada Pelatih Wu!” katanya ketus. Dia melangkahkan kakinya lebar-lebar lalu masuk kamarnya, membanting pintunya keras sebelum berucap dengan nada yang sama seperti sebelumnya, “Aku mau belajar, jangan ganggu aku!”
Bahkan Sooyoung Noona pun bermasalah karena ujian itu?
Apalagi alasannya karena… si Kris-kris itu?!
Arrrh!
***
Sebelum minggu ujian tiba. Shinju memberikan hari tenang—libur—untuk para muridnya selama dua hari penuh untuk mempersiapkan diri. Ujian dimulai dari hari Jum’at sampai dengan hari Kamis—tentu saja dipotong hari Minggu. Aneh memang. Tapi, itulah yang membuat Shinju berbeda dari sekolah lainnya.
Dan di hari Rabu ini, tepatnya hari tenang yang dibicarakan tadi, Sehun memutuskan menghabiskan waktunya untuk bersantai seharian. Entah kenapa menjelang ujian dia selalu jadi anak pemalasan dalam sekejap. Kebiasaan aneh, sejak dulu, namun tak bisa dihilangkan. Jam weker di nakasnya sudah menunjukkan pukul 09.00 AM. Mentari sudah meninggi dan menyilaukan matanya tapi Sehun enggan beranjak dari ranjang. Dia menarik selimut menutupi kepalanya.
“Sehunie, sudah siang, bangun!” Sooyoung mengetuk-ngetuk pintu kamar Sehun. Sehun membiarkannya, toh pintunya tidak dikunci nanti juga Sooyoung masuk sendiri. “Yah!” kepala Sooyoung menyembul dari balik pintu, tuh kan benar.
“Aish, Noona…” Sehun merengek saat Sooyoung kemudian menarik selimutnya kasar. Tentu membuat Sehun terjungkal dari kasur diakhiri dengan bokong yang mendarat pada lantai dengan tidak harmonis.
“Bangun! Jangan malas mentang-mentang sekolah libur.” Sooyoung melipat-lipat selimut tebal itu dan meletakkannya di atas ranjang. “Sarapan dulu, lalu bantu aku beres-beres apartemen.” Kalimat itu menutup percakapan terakhir dengan Sehun pagi itu sebelum Sooyoung keluar lalu menutup pintu kamarnya. Sehun mengusap wajahnya. Ahhh, malas sekali!
***
Sooyoung benar-benar menepati perkataannya. Mereka—Sooyoung dan Sehun—membereskan apartemen bersama, walau Sehun sempat menolak keras dan akhirnya luluh oleh bujukan Sooyoung. Menyapu, mengepel, mengelap kaca, membereskan buku-buku di rak, menyiram tanaman di balkon, apa lagi?
Kedisiplinan dan kerapihan. Dua kata yang diterapkan Sooyoung semenjak Sehun menginjakkan kaki di apartemennya benar-benar sudah mengerak di otak pemuda itu. Tujuan Ibunya menitipkannya pada Sooyoung ternyata bukan sekadar dengan embel-embel ‘sepupu’, tapi juga bermaksud merubah pribadi seorang Oh Sehun yang masih bocah dan kekanakan menjadi lebih—atau sedikit—dewasa. Yeah, walaupun impian sang Ibu belum terwujud dalam kenyataan. Tapi setidaknya, dua kata disiplin dan rapih tadi sudah melekat pada Sehun.
“Akhirnya selesai juga…” Sehun berbaring di karpet dengan mata terpejam. Diikuti Sooyoung yang duduk di sampingnya.
“Lelah, ya?” tanya Sooyoung. Sehun cemberut, seharusnya wanita itu sudah tahu jawabannya. “Maaf, deh. Aku hanya ingin menghilangkan kebiasaan burukmu yang suka bermalas-malasan menjelang ujian itu.” Ungkapnya dengan seulas senyum.
“Noona, tubuhku pegal-pegal,” Sehun ikut duduk—berkata pada Sooyoung dengan nada manja. Dibalas cibiran wanita itu.
“Dasar. Kau kan cowok, jangan menye-menye begitu. Baru juga beres-beres apastemen segini.”
“Kau nggak sadar ya apartemenmu segimana luasnya? Berantakan diluar batas!” Sehun berucap dengan segala penekanan di tiap kata. “Pokoknya kau karus membayar kerja kerasku hari ini!” tuntutnya.
Sooyoung memicingkan matanya ke arah Sehun penuh selidik, sejurus kemudian dia tersenyum manis sekali membuat Sehun lupa akan pegal-pegal di sekujur tubuhnya. “Baiklah, kau minta apa?”
Sehun terkesiap. Sebenarnya dia tidak benar-benar memerintahkan Sooyoung untuk membayar pekerjaannya. Tapi wanita itu bertanya ya apa boleh buat selain dimanfaatkan. Kemudian Sehun balas tersenyum.
Sehun merengsek maju mendekati Sooyoung. Sontak saja sebelah alis wanita itu terangkat. Sehun makin mencondongkan tubuhnya dan Sooyoung masih belum sadar apa yang hendak pemuda itu lakukan padanya. Hembusan nafas Sehun mengenai pipi Sooyoung pertanda wajah mereka hanya dibatasi beberapa sentimeter saja kini. Sooyoung gugup. Tempo jantungnya bertambah dengan sendirinya.
“Ma… Mau apa kau?” Sooyoung menahan nafas. Bertanya dengan hati-hati karena wajah Sehun tepat di depannya.
Sehun menggerakkan tangannya ke belakang tubuh Sooyoung, kulit halus wanita itu bergesekan dengan lengan Sehun walau tanpa sengaja. Sooyoung yang panik langsung memukul dada Sehun. Naasnya malah membuat tubuh Sehun semakin condong.
Chu.
Membuat sebuah ciuman tak bisa terhindarkan. Sehun merasa pipinya basah sedangkan manik diagrem Sooyoung sukses membulat.
Apa yang…
“Noona,” nada suara Sehun tak terdefinisikan—antara kaget, bingung, dan senang sekaligus.
Sama halnya dengan Sooyoung, “N—nde?”
Sehun menarik nafas panjang dan Sooyoung mendengarnya jelas. “Igeo,” masih memandang lurus. Sehun menunjukkan sebelah tangannya yang berhasil meraih sesuatu di belakang tubuh Sooyoung. Dua buah stik PS warna hitam.
Dan, saat melihat itu Sooyoung merasa jadi orang termemalukan sedunia karena sempat mengira Sehun hendak menciumnya. Uh-oh! Ternyata hanya untuk mengambil benda yang ada di belakang tubuhnya? Bodoh!
“Ya—yah! Pabo! Harusnya kau bilang mau mengambil stik jadi tadi aku tidak memukulmu!” dan entah kenapa sekarang Sooyoung membentaknya. Sekilas pipi kemerahan wanita itu tertangkap penglihatan Sehun.
“Kau saja yang berpikir terlalu jauh. Lagipula aku cuma mau mengajakmu main game. Sebagai bayaran untukku.” Sehun beranikan diri menolah menatap wajah Sooyoung. Kejadian beberapa detik lalu membuat tatapan mereka satu sama lain agak…
Canggung?
“Ehm, Noona,” berdeham. Sehun memecah kecanggungan antara mereka. Spontan saja Sooyoung kerjapkan maniknya berulang. Merasa Sooyoung tak akan merespon panggilannya, Sehun melanjutkan, “Bibirmu masih terasa hangat di sini.” Menampakkan wajah polosnya, dia menunjuk pipinya.
Kali ini. Wajah merah Sooyoung tak bisa tertutupi lagi.
***
Tak terasa mentari sudah terbit lagi di ufuk barat. Rasanya baru sekejap Sooyoung pejamkan mata alarmnya sudah berbunyi lagi. Sooyoung meraih jamnya kemudian mematikannya, dia kembali tidur setelahnya. Dia tak mau bangun. Entah kenapa dia tidak ingin melihat wajah Sehun hari ini.
Kejadian kemarin siang benar-benar menjatuhkan harga dirinya, sebagai seorang sepupu sekaligus sebagai guru. Tapi tampaknya keberuntungan tak berpihak padanya. Sooyoung yang tengah berkeliaran di alam mimpi seketika terjaga tatkala mendengar suara ketukan pintu yang cukup keras—mengusiknya. Sooyoung membuka mata perlahan.
“Noona, kau mau keluar kamar tidak?”
“Tidak! Kau tidur saja lagi, jangan ganggu aku!” Sooyoung tidak bisa mengelak bahwa nada suaranya sedikit ketus menjawab pertanyaan Sehun.
Terdengar helaan nafas. Lalu tak terdengar apa-apa lagi. Ah, anak itu pasti balik lagi ke kamarnya lalu melanjutkan aksi ‘ngebo’nya. Sooyoung tak ambil pusing, lantas dia membenamkan kepalanya pada bantal.
Eungh, tapi perutnya tak bisa dibohongi.
Mau tak mau Sooyoung bangkit dari kasurnya dan berjalan sempoyongan menuju pintu. Belum juga mempersiapkan mentalnya di depan pintu dia melihat Sehun membawakan senampan sarapan.
“Baru mau kuantar,” katanya. “Aku buat sendiri, loh.”
“Eumm, gomawo.” Jawab Sooyoung pelan. Oh, ternyata bocah ini tadi pergi ke dapur, lalu ke sini lagi. Dilihatnya sandwich sederhana dengan segelas susu di atas nampan yang dibawa Sehun.
“Kau sudah mandi?” Sooyoung bertanya secara gamblang setelah hidungnya mencium aroma sabun dari tubuh Sehun, dan rambut pendeknya yang masih basah.
“Semenjak alarmku berbunyi. Sepertinya kebiasaan malasku di hari libur jadi hilang berkat Noona.” Tutur Sehun.
“Dan sekarang berpindah padaku.” Ungkap Sooyoung setelah mengambil alih nampan dari tangan Sehun dan duduk di ruang makan. Sehun mengekorinya.
“Noona, kau tidak sibuk kan?”
Sooyoung menggigit sandwichnya, “Waeyo?”
“Seharian ini aku ingin menyewamu.”
“Uhhk—Mwo?” bibir tipis Sooyoung membulat setelah wanita itu mendorong paksa segigit sandwich yang masuk kerongkongannya dengan susu.
“Maksudku berlajar denganmu, untuk ujian besok.” Ralat Sehun disertai cengiran.
***
Choi Sooyoung berjalan cepat—setengah berlari dengan tergesa-gesa menyusuri koridor gedung Shinju lantai dasar. Dia harus cepat atau Guru Kepala memergokinya terlambat lagi dan berakhir bencana. Terlihat Sehun terengah-engah mengejar langkah Sooyoung yang super lebar. Aneh, padahal kakinya lebih panjang tapi Sooyoung melangkah secepat itu. Faktor takut diomeli Guru Kepala? Entahlah.
“Noona, chakkan!”
“Kita sangat terlambat, dan itu gara-gara kau!” Sooyoung mendesis, tatapan galak menyertainya tapi Sehun kelihatan tenang-tenang saja padahal bel masuk sudah terdengar nyaring lima menit yang lalu.
“Cuma lima menit, kok.” Akhirnya langkahnya berhasil menyamai Sooyoung.
“Tapi reputasiku! Oh, ya ampun…” Sooyoung memilih menahan kekesalannya seorang diri. Karena percuma, Sehun akan sulit diajak kompromi.
“Noona—”
“Sudah, sekarang kau masuk ruanganmu dan kerjakan soal dengan baik, aku duluan.” Sela Sooyoung kemudian wanita itu melesat pergi meninggalkan derikan high heels sepanjang koridor. Sehun angkat bahu lalu berjalan santai memasuki ruang bertuliskan angka 09.
Beruntung pengawas belum datang, jadi belum ada yang memulai ulangan karena soal belum dibagikan. Sehun melihat kartu pesertanya dan mencocokkannya dengan sebuah bangku sebelum membanting pantatnya dan menyandarkan tubuhnya pada kursi. Di sebelahnya ada Kai.
“Untung pengawasnya juga terlambat datang, jadi kau tak kena masalah.” Bisik Kai. “Ngomong-ngomong kenapa bisa telat? Tumben.”
“Moodmu sudah baik? Kupikir kau akan mengerjakan soal ujian dengan linangan airmata karena kencan dengan Jiyoung gagal.” Bukannya menjawab, Sehun malah terkekeh menyebalkan.
“Selamat pagi semuanya, maaf saya terlambat karena ada sedikit masalah. Siap untuk ujian hari pertama?” suara wanita—pengawas ruangan—membuat Sehun menoleh. Mendapati Sooyoung yang juga tengah melihat padanya.
“Waaah, Choi Sonsaengnim! Pantas saja Sam dan Sehun terlambat, kalian datang berbarengan, ya?” Kai menanyai, cengar-cengir tidak jelas melihat Sooyoung mendatangi mejanya—dan Sehun—untuk membagikan soal ujian.
Sooyoung membalasnya dengan senyum simpul sementara Sehun mengambil alih jawaban atas pertanyaan Kai, “Sooyoung Noona terlambat bangun karena dia kelelahan.” Sooyoung melotot memberi kode Sehun untuk diam, dengan polosnya Sehun malah melanjutkan, “Kurasa kemarin malam Noona terlalu eksrim padaku jadi dia kecapekan dan telat bangun.”
“Mwo?” Kai melongo. Kemarin malam? Ekstrim? Pikiran kotor berseliweran di otak Kai.
[Flashback]
“Sehunie! Kerjakan lagi yang benar! Masa aturan sinus dan kosinus saja kau lupa lagi? Siapa sih guru matematikamu?” Sooyoung tak henti mengoceh membuat pendengaran Sehun bernguing-nguing.
Setengah muak Sehun menarik kertas dan pensil lagi lalu mulai menghitung. Jelas saja muak, entah ini percobaan pengerjaan soal yang keberapabelas dan dia selalu salah. Padahal Sooyoung sudah menjelaskannya berulang-ulang sampai mulutnya berbuih (enggak deng).
“Kim Sonsaengnim memang menyebalkan. Penjelasannya tidak kumengerti karena bicaranya cepat-cepat. Bahkan aku bingung dia lagi ngomong atau nge-rap.” Curhat Sehun setelah menyerahkan kertas jawaban hasil kotretannya pada Sooyoung.
“Kim Sonsaengnim? Kim Minseok-ssi maksudmu?” pertanyaan Sooyoung direspon anggukan cepat Sehun. Sooyoung lantas menggerak-gerakkan bolpoinnya pada kertas itu setelah sebelumnya meniliknya dengan jeli. Terlihat gerakan silang-silang dan Sehun tahu jawabannya salah lagi. “Kalau tidak mengerti kau harusnya kau minta penjelasan dengannya secara empat mata. Atau paling tidak tanya pada guru matematika yang lain, atau minimal bertanya padaku.”
“Ehehe, salah banyak, ya?” Sehun tertawa hambar.
“Tuh tahu.” Sooyoung meletakkan lembar jawaban itu di meja belajar. “Pokoknya kerjakan ini dulu sampai benar, setelah itu baru boleh tidur!”
“Serius? Noona sekarang jam setengah sepuluh malam!” pekik Sehun. “Aku sangat mengantuk, kau tega sekali padaku.”
“Lebih tega mana kau atau aku? Tadi pagi kau minta aku mengajarimu, siangnya aku menunggumu untuk belajar bahkan sampai sore. Tapi kau malah mengajakku mulai belajar setelah makan malam!” Sooyoung memekik tertahan. Dia mengusapi dadanya sendiri. Lama-lama bisa darah tinggi tinggal serumah dengan Sehun—dia keseringan menahan pekikan.
“Mianhae.” Sehun menunduk, dicobanya untuk mengerjakan soal yang diberikan Sooyoung, lagi.
“Apa boleh buat, aku terlanjur gemas padamu, Sehunie sayang… kenapa tadi siang kau main game terus dan baru belajar jam sembilan tadi, huh?” Sooyoung menampakkan senyum pemaksaan yang terlihat mengerikan di mata Sehun. “Issh… beginikah cara belajar murid penerima beasiswa?” tanyanya retoris.
“Tapi beasiswa seni lukis, bukan beasiswa olimpiade matematika!” Sehun meralat, tak terima.
“Iya, iya, Tuan seniman. Coba lihat kau sudah bisa belum?” Sehun menyerahkan kertasnya. “Kau mau begadang semalaman ya, Oh Sehun?” dan saat itu pula desisan Sooyoung terdengar menyeramkan di telinga Sehun.
[End of Flashback]
***
A/N: saya akui part yang ini benar-benar aneh dan sibak. aigoo, saya malu mau ngepostnya juga. maafkan saya keran kris yang lagi-lagi gaada. itu orang entah mau saya apain -__-
gk kok thor aku suka !! 😀 hahah tu kan kris oppa ilang -_- hiks….. jangan di umpetin terus donk thor 😀 ahhahah
SukaSuka
ntar krisnya numpuk di chapter berikutnya, gomawo sudah komen chingu!
SukaSuka
Wah, kyakx ada yg berfantasi liar nih gara2 ucapany sehun, kekeke~
Lanjut chingu lanjut ^_^
SukaSuka
sepertinya emang udah rahasia umum kalau kai itu berotak liar /digampar/
SukaSuka
Iya nih author krisnya engga ada lagi padahal kan mau liat momentnya sookris abis masih ngerasa aja kalo sehun kepolosan buat soo unnie hahaha
SukaSuka
momen sookris di chap berikutnya tunggu aja, ne? xD
eh jangan salah loh orang polos itu justru berbahaya
SukaSuka
Kris ga usah di apa-apain diemin dulu ajah, nunggu entar kalo FF ini selesai baru Kris di munculin, eotte?
dae~bak, part ini suka banget apalagi saat Sehun bicara pas waktu ujian yang bikin pikiran Kai jalan-jalan #VirusHyuk
next be waiting~
SukaSuka
aku setuju sama kamu! tapi sayang deh, ntar kris muncul di chap selanjutnya.
virushyuk-nya jangan ditular-tularin dong xD
SukaSuka
hahaha sehun dimarahin terus sama syoo
SukaSuka
dia memang pantas digituin
SukaSuka
Wahaha hayo Kai mikir apaan? *toel Kai*
yah sayang disini Baekhyun ga muncul, padahal kangen sama kekonyolan dia XD
ditunggu ya lanjutannya 🙂
SukaSuka
bakhyun cuma cameo sih, dia bukan cast tetap hahaha,
tapi kayaknya bakal aku pake lagi tuh anak
SukaSuka
sering sering pake yaaa, lumayan buat membumbui cerita (?) haha 😀
SukaSuka
bisa aja kamu
SukaSuka
hehehe 😀
SukaSuka
aduh chingu gara* kai jadi pikiran nya yadong kan,,, hahaha
tapi ini malah terkesan lebih natural dan lebih lucu lho,,
cuma ya kris nya disimpen lagi,,,jadinya gak muncul deh di part ini,,
ahahhaha,, ehem ciuman nih walo cuma’ di pipi,,
pokoknya ditunggu terus part slanjutnya,, FIGHTING CHINGU !!!
SukaSuka
lebih naturalkah? kukira justru part ini membosankan banget dan pendek pula hahaha
ehem kalau ciuman nggak dipipi terus dimana dong? xD
SukaSuka
wahaha eonnie, part ini lebih kocak.. Part sebelumnya juga lucu banget sih sama tingkah baek, part selanjutnya baek nongol lagi ya eon? Sekalian kris nya jugaa, kasian dia.. Dia kan perannya second man, masa ga ada teruss , fighting eonnie 😀
SukaSuka
kok bisa lebih kocak? aku pikir garing tapi untungdeh ga garing-garing banget.
baeki aku usahain ada lagi deh, penggemar dia di ff aku juga lumayan banyak xD (?)
kris juga pasti ada kok, tenang aja…
SukaSuka
Part ini nggk ada kris lg 😦
Baekhyun jg gk ada. Pdhl dia yg paling rame kwk
Daebak thor!^^
Lanjut ya 😀
SukaSuka
helaw thor,mianhae aku baru sempet komen di chap ini sebenernya udah baca dari prolog yang di exoshidae
aku juga sooyoungster lho thor :B
suka banget sama chap yang ini,natural banget-o-)b
bikin deg”an waktu sehun mau ngambil stik gamenya itu,wakakak
ditunggu chap selanjutnya yang ada moment sookris yak-o-
SukaSuka
waaaaa… soo sweet ampun dah aku bener2 suka sama ff ini … Sooyoung-sehun ><
kakak kamu bener2 keren dah buatnya ,,, suerrrrr
SukaSuka
lanjut thor! penasaran next chapternya’-‘
sookris nya dibanyakin ya hehehe
SukaSuka
ini ff lanjutannya mana? gue sebenernya dari kapan tau udah baca, tapi lupa komen-,- ayo dong ini lanjut! soohun so sweet :33
SukaSuka
suka deh thor, soo unnie bisa kejam juga ya?
kekekeke
SukaSuka
tetep keren ko’ di chap yg ini :3
cuman kurang asik(?) di endingnya. kan lebih seru kalo endingnya ngegantung n penuh teka teki muehehehe tapi aku tetep suka 🙂
Keep it up ^^
SukaSuka
huwaaaa sehun sama soo makin unyu aja >,< semangat terus thor! 😀
SukaSuka
aduh,
kai mikirnya kejauhan deh-,-
lagian statement sehun aneh banget sih,
jadi mancing kai buat mikir yg aneh2,kke~
SukaSuka
Annyeong hihi saya reader baru kkk~
wuah… Sehun nakal banget haha greget liat dia sama syoo unni yg malu malu gajelas tp masi belum sadar sama perasaannya masing2 huh-_- sampai bertemu di part selanjutnya thor hehe :))
SukaSuka
Hahaahaa..:D,soo unnie ma sehun oppa kocak abis..
Kekekeekee~,daebak thor…!!
SukaSuka
ngakak ternyata cuma mimpi pas soo unni bersandar didada sehun
kasihan sehun tapi saya berharap dia sabar dgn soo unni
tpi saya bingung bukannya mereka saudara sepupu emang kl saudara sepupu boleh ya nikah gitu?
SukaSuka
sepupuan itu nggak sedarah, di aturan islam juga diperbolehkan kok ^^
SukaSuka
Maaf saya koreksi dikit, boleh kok menikah, tapi … Ada tapinya, nah—
SukaSuka
kai pikirannya udh melencong ke yg kotor2 :v
SukaSuka
annyeong ^^ aku reader baru maaf ya baru comment disini soalnya tadi keasikan baca hehe ~ceritamu bagus alurnya juga gak terlalu mainstream hwaiting hwaiting
SukaSuka
Kai pikirannya melencong kemana mana -_- saudara sepupu paling aneh sedunia *digampar
SukaSuka
Gak papa hun..aku juga masih belum ngerti sinus kosinus..btw gurunya sehun mirip guruku..ngerap terus..aku ketinggalan banyak *curhat*..kai pikirannya kotor ah dasar..btw kriseu ilang lagi..cuma numpang nama..kesian ㅠ_ㅠ..keep writing..fighting ‘-‘)9
SukaSuka
Kai mikir kotoran ya? Kan kotoran itu kotor..Sooyoung gr tuh..Sehun mau ngambil sesuatu kok malah mikir mau nyium Sooyoung? Keep writing..fighting ‘-‘)9
SukaSuka
sehun sehun, plis jangn buat syoo unnie sakit jantung dengan ulah mu
next… keep writing ne >_<
SukaSuka
duuuhhh si sehun ini bener2 bikin greget …
kris mana thor .. kris -_-
padahal pengen liat moment sookris ._.
daebak da thor
SukaSuka
Gya, kai yadong bingit
SukaSuka
astaga aku baru baca an involved lover >< aaa ini unyu/? maaf ya kak baru komen sekarang huhu
SukaSuka
Dipikiran Kai kayaknya cuma ada hal ttg begituan kali ya???masa SooHun dikira abis gituan…
SukaSuka
Sehun polos banget kekeke~
suka suka
SukaSuka
Dasar kai :3 otaknya..
Kasian thehun dimarahin thehun mulu :p
SukaSuka
Ya ampun kai , dasar otaknya mikirin yang kotor mulu… 😀
SukaSuka
aku suka ff ini,gak tau kenapa semakin lama baca ff soohun makin seneng,aku berharap mereka bisa real…^^
SukaSuka
Ini bacanya ringan tapi berbobot heheheh 😀
pokoknya kereeen
SukaSuka
Kim jongin omes lu! aduh aku menanti nanti dengan sangat adegan kissing nih…
SukaSuka
Hahahahhah…. Aduh kaya’ setiap ngomen harus nampilin hahah deh, coz si sehunnya lucu banget sih, jd nambah suka deh ama sehun 😆, waah eonni pikiran’y kejauhan nih udah mau nyaingin kai yah hahahahah….
SukaSuka
Kai pasti bfkrn yadong nii mikirik apnyg sehun katain..haha sehun kesel amat ea gara² d ajarin soo unni smpe ngak bisa tdr awal
SukaSuka
Setiap part selalu ngakak bacanya
SukaSuka