[FF] An Involved Lover [Nine – Anonim Painting]

AIL SooHun copy

“An Involved Lover”

Casts: Choi Sooyoung, Oh Sehun.

G-rated. l Fluff/Comedy. l Chaptered. l Indonesian.

Plot © wufanneey (@WayneFanneey)

Characters © they belong to God and themselves.

***

Chapter Nine – Anonim Painting

“Jadinya pameran yang lumayan meriah, ya.” Komentar Choi Sooyoung hari itu sehabis melihat-lihat sekeliling pameran di Shinju High School. Di sampingnya, Oh Sehun berjalan mengimbangi sambil sesekali tersenyum melirik Sooyoung.

Selesai sudah. Liburan musim panas yang sepanjang waktunya diisi dengan kegiatan klub ampun-ampunan pun tanpa terasa berakhir. Akhirnya, hari ini, tepat pada perayaan sekolah yang dinanti-nantikan semua orang, tiba!

“Jelas, dong. Semuanya pada berusaha, kan.” Sehun menunjukkan senyum khasnya, sampai matanya menyipit membentuk bulan sabit. Di sekeliling mereka riuh-ramai orang yang berlalu lalang, toko-toko kecil buatan tiap kelas, mobil red cross (palang merah) dan tempat untuk mendonor darah, paparazzi sekolah, dan semua hal yang ikut meramaikan perayaan ulangtahun sekolah yang ke-100 itu.

“Tapi… Sonsaengnim nyaris tidak memberikan bantuan… ya.” Celetuk Park Chanyeol dengan posisi memunggungi Sooyoung, setengah menyindir. Yang disindir merasa tertimpa beban 50ton di pundaknya. Lantas Sooyoung dan Chanyeol saling bersitatap horor.

“Ah, Ketua Klub.” Sehun ikut menoleh, nampaknya tidak menyadari perang mata antara Sooyoung dan Chanyeol saat ini.

“Chanyeol-ssi, aku itu Guru dan Guru itu urusannya banyak!” Sooyoung merajuk. “Percaya, deh!”

Chanyeol memutar bola mata ogah-ogahan. “Ya… Ya… Percaya…”

Namun Sooyoung malah menyadari ada yang aneh pada Sehun, itu anak ngeliat sepupu sama kakak kelasnya lagi ribut bukannya dilerai malah cengar-cengir nggak jelas. “Yah… Ngapain kau senyam-senyum?”

Sehun terkesiap. Dia lantas mengibas-ngibaskan kedua tangan di samping pipinya, seolah teroris yang ‘nyaris’ kecolongan jati diri. “Nggak ada apa-apa kok! Nggak ada apa-apa.” Ujarnya bertubi. “Eh, Noona. Mending kita buruan pergi, nanti pementasan Klub Paduan Suara keburu mulai, loh!” Sehun cepat-cepat mengalihkan seraya menarik tangan Sooyoung dan menggandengnya erat-erat.

“Ah, iya. Katanya Suho ikut nyanyi, ya?” gumam Sooyoung sekaligus bertanya.

Bukannya menjawab, Sehun yang terlampau semangat terus menarik tangan Sooyoung sampai tubuh mereka hilang dibalik segerumul manusia. “Ketua, kami pergi dulu!”

“Sehun! Jangan tarik-tarik, dong!”

“Dasar,” Chanyeol berdecak kecil, lalu menghela napas pendek. “Guru Pembimbing dan Murid Beasiswa macam apa itu?”

***

Tepukan tangan diterima Klub Paduan Suara, sangat meriah siang menjelang sore itu. Tak rugi artinya mereka rela pulang sekolah sore-sore, menghabiskan liburan di ruang latihan vokal seharian, hanya untuk menampilkan performance yang menakjubkan. Dan, banyak mendapat standing applause. Yang paling membuat bangga adalah banyak alumni tahun kemarin yang datang dan ikut menyaksikan.

Entah kenapa, Sooyoung yang melihat itu ikut merasakan kebahagiaannya. Apalagi saat Ibu dan Ayah Suho datang untuk memberinya pelukan dan sebuket bunga. Rasanya… ada sesuatu yang mencair di dalam tubuhnya, lalu mengaliri darahnya… hangat. Sesuatu yang pernah dirasakannya juga saat melihat Sehun berdiri di belakang podium dengan medali dan piagam penghargaan atas lukisannya.

Sooyoung terenyuh.

Sayang, Sehun yang tiba-tiba memeluk tubuhnya menghancurkan memori indah yang tengah terputar di benaknya. “Noona, aku senang sekali!” serunya, tak ayal membuat kening indah Sooyoung mengkerut walau tertutupi poni tirainya.

“Lagi-lagi senyam-senyum, lepas ah, nggak enak dilihat orang.” Sooyoung melepas paksa tangan Sehun yang melingkar di bahunya, dan berhasil melonggar. Sooyoung terheran-heran. “Lagunya Suho apa sebegitu bagusnya?”

“Tentu saja!” Sehun kelihatan semangat sekali hari ini, itu yang dipikirkan Sooyoung kala mendengarkan penuturan Sehun selanjutnya, “Tapi spesifiknya bukan itu, sih. Tadi Suho-hyung bicara denganmu, kan?”

“Iya—Tunggu, sejak kapan kau memanggilnya Hyung? Sok akrab sekali,” cibir Sooyoung.

“Kami memang sudah akrab, kali,” ujar Sehun. “Oh… Aku tadi mendengar Suho-hyung bilang padamu bahwa pementasannya kali ini berkat Noona, dan dia berterimakasih atas itu. Kalau mendengar itu… Aku jadi ikut gembira.”

Sooyoung menggaruk tengkuknya. Tunggu… kenapa jadi dia yang salah tingkah sendiri? “Apa kau gembira aku dapat ucapan terimakasih?” lantas menunjuk dirinya sendiri. Sehun mengangguk penuh dengan mulut berucap ‘ya’ tanpa suara. “Dasar orang aneh.”

“Kalau Noona dihargai seseorang,” Sehun memulai, dia merengsek mendekati Sooyoung, lalu menggapit tangannya dan menggandengnya seperti biasa. Seketika Sooyoung merasa ada hawa panas di sekitar wajahnya. Sehun mengedipkan sebelah matanya ke arah Sooyoung, dan Sooyoung merasa hawa panas itu menjalar ke kupingnya. “Itu hal yang menggembirakan melebihi apapun bagiku.”

Sooyoung kelabakan. “A… Apaan sih, kau ngomong hal yang aku nggak ngerti!”

Noona malu ya.”

“Jangan nempel-nempel!”

***

Perdebatan tanpa henti saudara sepupu yang sudah biasa, juga berakhir seperti biasa. Sehun dan Sooyoung memutuskan mengunjungi salah satu kedai takoyaki yang dibuka oleh kelas Sehun. Jiyoung dan Sulli menyambut mereka dari pintu masuk dengan wajah berseri-seri. Sulli bahkan exited sekali, gadis berambut sebahu itu lantas mempersilahkan mereka duduk di tempat spesial—dekat jendela—supaya tetap dapat mengamati keramaian yang terjadi di luar.

Kemudian Kai datang dengan buku menu di tangannya. Lagaknya sudah seperti waiter profesional lengkap dengan seragam imut berdasi kupu-kupu dan rompi yang matching dengan apron hitam. Sooyoung heran dan bertanya bukankah ini kedai tradisional Jepang, tetapi Kai menjawab dengan kalem, “Menu boleh tradisional, tapi suasana dan penampilan harus tetap fresh dan up-to-date! Jadi nggak cuma orangtua bau tanah doang yang tahan ke kedai tradisional kalo waiternya kece-kece kayak aku.”

Sebenarnya Sooyoung ingin menanyakan lebih lanjut, karena penjelasannya Kai dengan pertanyaannya lah justru yang kurang matching. Memang apa hubungannya kedai tradisional dengan waiter kece? Semoga tidak terpaut cinta segitiga dengan orangtua bau tanah. /plakk/ /mulai ngawur/

“Kenapa kau nggak ikut bantu-bantu usaha kelasmu sendiri?” tanya Sooyoung saat pesanan mereka baru saja on time di meja—dua kotak takoyaki lengkap dengan mayonaise dan saus tomat.

Sehun menggigit takonya dengan lahap, mulutnya sampai penuh-penuh. “Aku bantu-bantu habiskan makanan aja, nanti tapi.”

“Ck, kau malah keluyuran denganku.” Sembur Sooyoung retoris. “Bikin malu aja.”

“Lagipula aku ikut ataupun enggak, nggak bakal ada yang nyadar, kok.” Jelas Sehun enteng, sembari mengetuk-ngetukkan sumpitnya pada meja. “Karena mereka semua terlalu sibuk sama urusan di bidangnya masing-masing. Lihat aja Kyungsoo, dia bolak-balik pantry-penggorengan dari tadi, kepalanya mengepul gitu kayak setrikaan yang udah dipanasin lima menit terus siap dipakai.” Penjelasan Sehun mulai ngaco, Sooyoung sadar dia harus segera mengalihkan topik pembicaraan.

Beruntungnya Sooyoung saat itu, belum juga dia mengalihkan pembicaraan, speaker ukuran sedang yang tertempel di tiap-tiap kelas membunyikan suara bass yang dalam dan menghanyutkan siapa pun yang mendengarnya. Terdengar suara Chanyeol memanggil Sooyoung walau diselipkan secuil nada setengah hati.

“Choi-sonsaengnim, Choi Sooyoung-sonsaengnim… Ada tamu untuk anda, dimohon untuk segera ke ruang seni.”

“Eh? Tamu?” Sooyoung mengernyitkan alis. “Pergi dulu sebentar, deh. Takoyaki buatmu aja, nih.”

Mwo?!” mulut Sehun yang masih terisi penuh takoyaki sontak membulat, untung isinya tidak nyembur kemana-mana. “Tapi ini kencan kita di hari perayaan yang kunanti-nantikan!”

“Kencan?” Sooyoung memasang wajah ==”

“Ya sudah, sana pergi. Apa boleh buat, sih.” Hap! Sehun menguyah sebuah takoyaki bulat lagi di mulutnya. “Asal nanti sore jadwalmu denganku. Titik.”

“Jadwal apalagi? Seharian tadi kau sudah menarik-narik tanganku kemana-mana mengunjungi tiap inci pameran! Mau kemana lagi setelah itu?”

“Ada, deh.”

***

“Sooyoung-sam, di sini!” tumben-tumbenan tuh bocah tiang satu senyum lebar ke arah Sooyoung. Bukannya berlebihan, tapi semenjak insiden Sooyoung mangkir itu Chanyeol memang jadi jutek mampus sama Sooyoung—jutek dalam tanda kutip.

Sooyoung yang sempat celingak-celinguk setelah menapaki ruang seni akhirnya melangkah mendekat dengan agak canggung. Rasa-rasanya hari ini dia tidak membuat janji dengan siapapun di luar pihak sekolah. Tapi kok tiba-tiba ada tamu untuknya? Bagaimana ceritanya?

“Mohon maaf, sampai harus memanggil anda,” sang tamu yang dilihat sekilas sih seperti orang penting. Lengkap dengan setelan jas abu-abu necis dan sepatu hitam mengkilat. Kemudian membungkuk kepada Sooyoung. Sopan sekali, pikir Sooyoung. “Choi-sonsaengnim penanggung jawab kesenian, kan? Perkenalkan, saya… mendapat tugas mewakili Dewan saat ini, yang sedang dalam perjalanan dinas ke luar negeri. Nama saya Xi Luhan. Karena ada keputusan mendadak, maaf saya jadi terlambat memberi tahu…” Xi Luhan tersenyum. “Mohon bantuan anda.”

Suaranya merdu sekali, seperti perempuan saja.

“Ah… Sama-sama…” Sooyoung nyaris terhipnotis lagi, sama seperti saat dia terhipnotis mendengar suara Suho.

Chanyeol yang duduk di kursi, lantas bertopang dagu pada meja sembari menatap Sooyoung tanpa ekspresi. “Ternyata Sam lemah sama cowok bersuara indah, ya. Nanti dimarahi lagi sama Sehun-ssi, loh. Disangka selingkuh terus berakhir di ranjang UKS.” Bisiknya—atau ancamnya, hanya dia dan Sooyoung yang bisa mendengar.

“Cerewet.” Sooyoung mendelik.

“Oh iya!” Plok! Luhan menepuk tangannya sekali di depan dada. Kontan Sooyoung dan Chanyeol menoleh serempak. “Ada hal yang ingin saya tanyakan pada Choi-sonsaengnim.”

***

“Lukisan tanpa nama?”

“Ya. Ketua Klub juga sepertinya tidak tahu karya siapa…”

“Aneh,” Sooyoung menggumam. “Atau mungkin salah satu murid lupa mencantumkan namanya? Ah, tapi mustahil rasanya… Mereka kan paling semangat justru di bagian ‘menulis nama’ supaya bisa pamer.”

Masih berjalan beriringan di ruang tempat dilaksakannya pameran kecil-kecilan itu, Luhan menuntun Sooyoung pada lukisan tanpa nama yang barusan dilihatnya. “Di bagian sebelah sini.” Katanya seraya menunjuk deretan lukisan yang dipajang di dinding sebelah kanan Sooyoung. “Karya yang sangat luarbiasa. Perasaan itulah yang membuat saya terkesan. Mungkin Choi-sonsaengnim sebagai Guru Pembimbing tahu…”

Sooyoung terpaku melihat lukisan yang ditunjuk Luhan kemudian. Ludahnya seperti sebongkah es yang sulit ditelan, lidahnya menjadi kelu beberapa saat sekadar untuk mengkonfirmasi lukisan itu. Tak satupun kata bisa diucapnya.

“Ah, ini. Lukisan yang ini… sebenarnya siapa yang membuatnya?”

“Gambar ini…,” ucapannya menggantung. Sooyoung tidak dapat berkata-kata. Dia tertegun. Masalahnya bukan apa yang dilukis di kanvas itu atau seberapa mengagumkannya lukisan itu, tetapi fakta dibalik siapa pelukisnya, dia tahu siapa pembuatnya, hanya ada satu nama: Choi Sooyoung.

“Choi Sooyoung-sonsaengnim? Apakah ada sesuatu?”

“Ah, tidak, itu…,” Sooyoung tersenyum namun ada kesan hambar dan dibuat-buat, mimik wajah pura-pura tidak tahu yang begitu kentara. “Saya juga kurang tahu… Kemungkinan karya murid dahulu atau apalah yang ikut tercampur.”

Jelas itu bohong.

“Wah, kalau begitu, gambar itu—”

“Ya. Bukan karya anggota Klub yang sekarang.” Entah kenekatan darimana namun Sooyoung serta merta menyela ucapan Luhan. “Sebaiknya dilepaskan saja.” Putusnya sepihak. Kedua tangan kurus Sooyoung sudah meraih kedua sisi pigura kayu yang membingkai lukisan itu, nyaris sudah melepaskannya jika saja sebuah suara agak cadel tiba-tiba menginterupsi.

“Lukisan itu, mau dilepaskan?”

Sooyoung dan Luhan mendapati sesosok pemuda berambut agak pirang berdiri di belakang mereka—darimana suara berasal. Menatap Sooyoung dengan mengiba. Seakan hartanya yang begitu berharga akan dibuang ke jurang paling dasar.

“Padahal lukisan itu begitu menawan. Karya yang patut dilihat oleh lebih banyak orang.” Tegas pemuda itu—yang ternyata adalah sepupunya sendiri. “Kenapa? Noona—”

“Oh Sehun-ssi!”

Sehun agaknya sedikit terlonjak dengan seruan itu. Dia tahu artinya Sooyoung  serius marah padanya. Saat ini, yang bisa dilakukannya hanyalah menatap Sooyoung tanpa emosi, mengharapkan wanita itu mengerti. Walau nyatanya… tidak.

“Aku tidak tahu kenapa kau menyusupkan lukisan ini, tapi… Kita tidak boleh memamerkan karya milik orang dari luar klub.” Tandasnya. “Mengerti?” satu kata itu, diucap dengan penuh penekanan dan nada yang tak terbilang rendah.

Sehun. Terdiam.

Biar bagaimana pun, lukisan ini…

Hanya sekedar mengalihkan perhatian.

Karena ada banyak waktu di liburan musim panas.

Dengan bermodalkan perasaan asal-asalan seperti itu…

Karena lukisan ini kubuat dengan suasana hati seperti itu…

Apakah layak dipertontonkan?

“Pokoknya lukisan ini harus diturun—”

Sruk. Tangan Luhan menahan pergerakan tangan Sooyoung yang hendak menurunkan lukisan itu. Ditatapnya Luhan bingung—dan setengah terkejut.

“Tidak perlu sampai diturunkan,” kata Luhan—suaranya setenang aliran air. “Seperti yang dikatakan Sehun-ssi, lukisan ini karya luarbiasa. Meskipun hasil karya orang luar klub, kalau diturunkan begitu saja kan sayang sekali.”

Sooyoung kehabisan kata-kata untuk mengelak lagi. “Te… Tetapi—”

“Selain itu, hari ini perayaan Shinju yang paling ditunggu, bukan begitu, Sehun-ssi?” Sehun langsung mengangguk semangat kala Luhan menanyainya.

Sial. Keputusan mayoritas.

***

Di gudang lukisan, Sooyoung yang bertopang dagu dengan sebelah tangan memandangi Sehun kesal. Itu terlihat jelas dari alismatanya yang amat sangat rendah. Dan, wajah super keruh.

Sehun memberanikan diri membalas pandangan setajam pisau itu, dan begitu saja matanya terkunci. Takut-takut dia bertanya, “Masih marah?”

“PASTI!” Sooyoung menggebrak meja. Reflek Sehun terlonjak. “Seenaknya saja bawa keluar barang dari kamar orang, hah! Aku nggak ingat pernah mendidik anak seperti kau tahu!”

“Siapa juga yang jadi anak Noona…”

“Bukan itu intisarinya!”

“Iya, iya, tahu, kok.” Sehun merasa situasi tidak setegang sebelumnya. “Itu faktor aku terlalu senang… Karena Noona mulai menggambar lagi…” ungkap Sehun jujur. Seperti yang sudah-sudah—dan di chapter sebelumnya pun pernah dijelaskan—Sehun memang tidak biasa berbohong, dia akan jujur pada siapa pun, tipe anak manis yang benar-benar cinta kejujuran dari hati. “Makanya aku ingin memperlihatkannya pada orang-orang. Ingin bahwa orang-orang mengetahui betapa menawannya lukisanmu…” sambung Sehun. “Selain itu juga kan ada sisi positifnya. Siapa tahu akan menarik perhatian pelukis terkenal atau kritikus seni? Kalau begitu, jalan menjadi pelukis—”

Brakk! Sooyoung menggebrak meja lagi, kedua kalinya dia lakukan hari ini.

Setelah itu, hening.

“Kau kira aku akan gembira bila hal itu terjadi?”

Noona…”

“Itu lukisan untuk membuka jalan untuk menjadi pelukis… Itu yang kau kira, Sehun?” Sehun tahu pertanyaan itu untuknya, namun sesuatu menghalaginya untuk menemukan jawabannya. Sehun sudah membuka mulut tapi tak satu pun kata keluar dari bibirnya. Akhirnya, dia memilih bungkam sampai Sooyoung melanjutkan, “Akan kutegaskan ini.” Sooyoung beranjak dari duduknya, berdiri dengan tatapan dingin yang tak terlepas dari Sehun. “Kau sangat ingin agar kemampuanku diakui oleh orang lain, tapi… aku tidak berharap demikian. Biar pun itu lukisanku, tapi semata-mata hanyalah suasana hati sesaat.”

Perkataan Sooyoung yang diluar eksistensi dugaannya salah besar, seratus delapan puluh derajat bertolak belakang. Sehun sudah ikut beranjak tatkala jari-jari lentik Sooyoung telah menggapai handel pintu. Hendak membukanya. Sehun jadi serba salah.

Sehun masih bungkam disaat Sooyoung kembali melanjutkan kalimatnya yang tertunda, “Aku ini… sudah lama meninggalkan sesuatu yang bernama lukisan. Lukisan tadi yang bahkan tanpa pecahan hasrat itu… Bagaimana bisa akan diperlihatkan pada banyak orang?”

“Sooyoung-nuna!”

“Sehun, campur tanganmu sudah cukup. Kau mengusikku.”

Kau mengusikku.

Kau mengusikku.

Dan, kalimat terakhir yang berhasil Sehun tangkap dengan indera pendengarnya adalah yang paling menusuk. Sampai ulu hati. Dia tidak tahu ternyata pemikiran orang yang disukainya selama ini seperti itu. Selama ini, jadi dia menyukai orang yang salah? Mengagumi lukisan yang salah? Atau malah… dirinyalah yang salah karena begitu berharap pada Sooyoung?

***

Pim! Pom! Pam! Pom!

“Sebentar lagi perayaan ulang tahun Shinju High School yang ke-100 akan mendekati akhir. Tidak lama lagi di halaman sekolah akan diselenggarakan dansa kebun. Para pengunjung dipersilahkan bergabung. Kami ulangi…”

Speaker di tiap kelas berbunyi lagi, termasuk yang berada di ruang pameran. Mengiringi Sooyoung yang berdiri mematung memandangi hasil karya tangannya. Lukisan tanpa nama yang dibuatnya. Wanita bersurai brunette itu tercenung semenjak beberapa menit yang lalu, manik bulatnya menilik detail-detail cat warna yang ada di sana. Mencari-cari sesuatu.

Namun apa?

Sooyoung menggumam, “Dimana letak bagusnya, sih?”

“Apa Choi-sonsaengnim tidak menyukai lukisan itu?” pertanyaan itu terlontar dari mulut Luhan yang tiba-tiba saja berdiri tegap di sebelahnya. Pria itu ikut memandangi lukisan Sooyoung, namun sorotnya berbeda. Penuh kekaguman dan rasa cinta yang murni.

“Wakil Ketua Dewan… kenapa anda di sini?”

“Maaf mengagetkan anda.” Luhan mengembangkan senyum dengan suara indah khasnya. Membuat Sooyoung terlupa dengan kekagetannya barusan, namun Sooyoung cepat mengendalikan diri saat Luhan kembali mengorbitkan pandangannya lurus pada sebuah lukisan anonim. “Soalnya saya ingin melihat lukisan ini lagi.”

“Eh?”

“Lukisan yang ajaib, ya.” Luhan berkomentar. “Padahal dilukis dengan teknik yang tinggi, tapi saya merasa hal itu sengaja disembunyikan. Tetapi… meskipun disembunyikan dan ditutupi, tetap tersampaikan perasaan yang tidak dapat disembunyikan.” Sooyoung sama sekali tidak menyetujui ungkapan Luhan. “Pasti lukisan ini… digambar oleh seseorang yang menyukai gambar dari hatinya.”

Bukan.

Lukisan ini hanya…

Perasaan sesaat…

Karena melihat ‘dia’ menggambar dengan wajah berseri setiap hari.

“Waduh. Masa saya sok hebat berbicara di depan Guru Pembimbing Seni?” Luhan tertawa bergurau. Tiba-tiba saja Sooyoung gelagapan dan raut mukanya malu luarbiasa. “Tapi saya benar-benar beranggapan begitu, loh. Pasti Sehun-ssi juga berpikiran sama. Justru karena itu dia ingin agar lebih banyak orang yang melihat lukisan ini…”

Mungkin, Sehun harus berterimakasih pada Wakil Ketua Dewan dalam urusan ini.

***

[Start of Flashback]

Sehun yang berumur 15 saat itu, termenung di bawah pohon rindang yang ada di belakang rumahnya. Semilir angin menerbangkan dedaunan rontok yang tak berguna lagi. Dia duduk berselonjor kaki sembari bersandar pada batang pohon. Digenggamnya sebuah pensil dan buku sketsa yang sudah tertoreh garis-garis abstrak. Tatapannya kosong. Sekosong hatinya. Ini genap dua tahun semenjak kepergian Ayahnya. Dan, kekosongan itu tak kunjung terisi.

“Sehunie,” panggilan seseorang membangkitkan suasana kelamnya siang itu. Sehun medapati sepupu perempuannya tercinta langsung duduk di sampingnya lalu menyandarkan kepala di pundaknya.

Sooyoung menghela napas bosan karena tak mendapat respon yang berarti dari Sehun. Diliriknya benda yang sedari tadi dipegang Sehun—pensil dan buku sketsa. Lalu menatap seraut wajah dengan mimik datar itu.

“Mencoba menggambar lagi?” tanya Sooyoung.

Sehun mengangguk kecil. “Padahal maksudku mau menggambar Appa… Tapi entah kenapa nggak bisa kubuat dengan wajah yang tersenyum, aku kesal lalu mencoret gambarnya.”

Paboya.” Sooyoung menoyor kening Sehun dengan jari telunjuknya. Bibirnya yang maju saat sedang kesal sangatlah terlihat imut di mata Sehun, sayangnya mood anak laki-laki itu sedang tidak bagus hari ini. “Kau tahu nggak?”

“Apa?” respon Sehun tanpa minat.

“Kanvas, buku sketsa, kertas gambar, atau apapun yang sejenisnya… tidak bisa dibohongi.” Tuturnya pelan-pelan. “Kalau menggambar waktu sedih, akan jadi gambar yang sedih pula. Kalau menggambar waktu senang, akan jadi gambar yang senang…”

Sehun menatap Sooyoung, meminta penglanjutan. Sebelum akhirnya Sooyoung meneruskan dengan seulas senyum cerah menghiasi wajah cantiknya. Sehun menyukai senyum itu.

“Perasaan orang yang menggambar melalui kanvas akan sampai pada orang yang melihatnya. Makanya, menggambarlah dengan perasaan senang. Bahwa sekarang kau tertawa dan hidup bahagia, supaya tersampaikan pada Appamu di surga sana.”

Sehun termenung beberapa saat. Lagi-lagi, Sooyoung yang menjadi pencerah hatinya saat sedang kelam. Sooyoung yang menjadi penyelamatnya disaat dia karam. Sooyoung yang menjadi penghidupannya saat hatinya padam.

“Senyum dulu, dong.”

“Aww! Noona, kenapa kau selalu mencubit pipiku?”

“Kan supaya kau senyum.”

[End of Flashback]

Sehun membuka kelopak matanya yang terasa berat. Ah, bodohnya dia ketiduran di gudang penyimpanan lukisan lama. Nyenyak pula, padahal ruangan itu berdebu minta ampun. Malah sampai mimpi juga, parahnya tentang masa lalu. Yang Sehun ingat betul. Kok pipinya jadi berasa sehabis dicubit Sooyoung betulan, ya?

“Dia pasti bohong. Dia sendiri yang bilang kanvas tak bisa dibohongi.” Sehun bermonolog sendiri setelah mengucek kedua mata dengan punggung tangannya. “Dasar Noona bodoh.”

“Nggak usah kau bilangin juga aku sudah tahu.”

Siiiiing.

Sehun terlonjak, terkaget-kaget sampai dia memasang kuda-kuda tatkala melihat Sooyoung sudah stand by di seberang meja dengan bertopang dagu dan tatapan lurus mengarah padanya.

“WAKS! Sejak kapan ada di situ?”

“Sesaat sebelum kau bangun, sih. Aku takut mengganggu jadi kutunggu saja. Bisa ya kau tidur senyenyak itu di ruang kayak gini. Tahu gitu kau kusuruh tidur di gudang belakang apartemenku pun kayaknya nggak ada masalah, ya.”

Sehun syok. Kok tiba-tiba suasananya balik lagi ke semula, sih? Maksudnya, tadi kan sedang marah-marahan diantara mereka.“Bukannya Noona sedang marah padaku?”

“Iya. Pastinya… Selain memasuki ruang klub tanpa izin, juga karena membawa keluar lukisanku tanpa izin, dan memajangnya tanpa izin di pameran, ditambah lagi menyebutku bodoh segala. Mana bisa aku nggak marah?”

Noona!” Sehun merengek seperti anak anjing.

“Selain itu…,” Sooyoung menggantung ucapannya. “Yang paling buruk… Semua campur tanganmu itu… Karena kau memikirkan aku, kan?”

Sehun mengerjapkan maniknya berulang kali. Memastikan penglihatannya baik-baik saja sekaligus pendengarannya tak bermasalah. Ada apa gerangan? Tahu-tahu Sooyoung datang dan bilang hal yang membuat perasaannya jadi jungkir balik. Sehun berbunga-bunga. Sedangkan Sooyoung, seakan tersadar atas apa yang baru diucapkannya, merasa pipinya jadi panas dan… entahlah, salah tingkah.

“Ini… Sudah musim gugur, kan? Kenapa masih panas? Ugh… Buka jendelanya, dong.” Sooyoung pura-pura kepanasan sungguhan dengan mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan. Mengalihkan muka dari Sehun. Dia benar-benar malu.

“Padahal dia sendiri yang bilang,” gumam Sehun. Sambil senyam-senyum menyebalkan.

“Ngomong apa tadi?”

“Ah, nggak.” Kelit Sehun. Namun detik berikutnya senyum menyebalkan itu tampak lagi di wajah ulzzangnya. “Noona malu padaku lagi, ya?”

“Apa? Siapa? Aku? Hahaha!”

Sehun memutar bola matanya. Susah amat sih ditanya baik-baik. Kalau mau ngaku kan nggak bakal panjang urusannya. Tetapi detik berikutnya kedua insan itu tersadar sesuatu. Sebuah lagu lembut melantun, terdengar sampai tempat mereka. Sehun meloading otaknya. Kayaknya ada yang kelupaan, tapi apa ya…

“Astaga! Noona, aku baru ingat!”

***

“Dansa Kebun!”

Di halaman sekolah seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, dansa kebun diadakan. Suasananya tidak begitu resmi, sih. Karena ini bukan dansa formal dengan gaun dan tuxedo. Ada beberapa pasangan yang sudah memulai berdansa. Yang tentu saja pasangan paling fenomenal Lay dan Suzy. Pasangan mengherankan Kai dan Sulli—tentu saja, bukankah sudah rahasia umum kalau Kai naksir Jiyoung dan Sulli ngeceng Taemin? Lalu ada Taemin dan Jiyoung—tidak terlalu aneh. Lalu Kyungsoo dan—ini benar-benar amazing—Minah.

“Sooyoung-sam mana? Daritadi kok nggak kelihatan?” seorang siswa bertubuh kecil dengan mata sipit bereyelid celingak-celinguk dengan raut pandang detektif. Siapa lagi kalau bukan Byun Baekhyun si tukang gosip.

“Mungkin sibuk.” Jawab Suho pendek. Yang dijuluki Pangeran Shinju itu hanya memasang wajah kalem seperti biasa—matanya agak redup.

“SIBUK? Hahaha! Masa bodoh! Sehunie juga nggak ada, pasti mereka sedang bermesraan!” ceplosnya sembarangan. Maniknya berapi-api kalau sudah menggosip ria seperti itu.

“Bermesraan?”

“Bermesraan!” tegas Baekhyun sekali lagi. “Padahal aku aja nggak dapat pasangan buat diajak dansa. Nggak fair, nih!” Melihat pasangan-pasangan lain berdansa, makin sweatdrop lah dia. “Aku kalah start!” Keluhnya melihat gebetannya Amber sudah diajak berdansa dengan Key—sang Diva Shinju.

Bicara soal yang tidak mendapat pasangan dansa. Mari kita lihat Pelatih Basket kita yang sedari tadi kerjaannya memandangi situasi sekitar dengan gelas jus jeruk yang seperempatnya kosong di genggaman. Kris Wu ikut mencari-cari keberadaan Sooyoung, dia berdecak pelan,“Dasar orang itu…”

Xi Luhan—yang nampaknya telah berkenalan dengan Kris—ikut duduk di sampingnya dengan santai. Bedanya, manik Luhan langsung menangkap dua sosok guru dan murid yang bergandengan tangan masuk area dansa. “Ah, mereka…” Luhan menunjuk Sehun dan Sooyoung.

“Tuh kan benar! Bermesraan! Dasar curang!” pekik Baekhyun. Si pendek itu tak henti meruntuk-runtuk. “Huaaa! Aku kalah start!”

“Beruntungnya jadi Sehun.” – Suho.

“Indahnya keakraban.” – Luhan.

Brother Complex.” – Kris.

“Sehun-a… Ini memalukan…” desis Sooyoung. Namun Sehun tetap mengandeng tangannya, lantas menuntunnya untuk melingkari leher Sehun. Sooyoung bersikeras menggeleng tetapi Sehun mengangguk lebih kuat. Mau tidak mau menurutlah sang kakak.

Noona,” panggil Sehun. Seiring dengan kedua tangannya meraih pinggang Sooyoung dan membawanya lebih rapat kepada tubuhnya. Jantung keduanya terpompa berlomba-lomba. Tapi tak satu pun dari mereka mencoba menjauh.

“Hm?” Sooyoung menunduk—Oh Gosh, bagaimana bisa dia tidak berani membalas tatapan Sehun sekarang?

“Karena yang membawaku ke jalur lukis adalah kau,” ujar Sehun tenang. Ada jeda sekian detik sebelum ia kembali melanjutkan, “Maka aku akan membuatmu kembali ke jalur itu juga bagaimana pun caranya, selama apapun waktunya, apapun rintangannya…”

“Jangan mulai bicara ngawur.” Peringatan Sooyoung tak cukup membuat Sehun menghentikan ucapannya.

“Meskipun membutuhkan waktu seumur hidup.” Lanjut Sehun dengan seulas senyum. Sayangnya Sooyoung yang menunduk tidak bisa melihat senyum itu. Tidak kehabisan akal, Sehun lalu ikutan menunduk—menempelkan keningnya pada kening Sooyoung yang terhalang helaian poni.

“Sehun!” berhasil! Sooyoung mengangkat wajahnya dan kini wajah mereka berjarak kurang dari sejengkal. Hidung mereka bahkan bersentuhan.

“Bisa diam tidak?” dengan kedua kelopak mata yang ditutup, Sehun bertanya. “Bisakah kita seperti ini?” pintanya kemudian. “Hanya seperti ini…”

Sooyoung tidak bisa menjawab. Karena, dia tidak punya pilihan. Membiarkan debaran jantungnya menggila dengan pelukan Sehun yang kian mengerat pada pingganggnya. Dirinya, saat itu, entah bagaimana ceritanya… sudah tidak peduli lagi dengan tatapan aneh orang-orang, atau ceramahan Guru Kepala, atau cibiran penuh cinta Chanyeol, atau pekikan keras Bakhyun, atau tatapan kagum Luhan, atau senyuman Suho, atau pun reaksi Kris saat melihatnya memeluk leher Sehun lebih erat dari sebelumnya.

“Bukankah kau pernah menyuruh Suho-hyung untuk berlapang dada dengan rasa sukanya?”

“Uhm…”

“Lalu kenapa kau tidak bisa melakukan itu untuk dirimu sendiri?”

“Dalam hal?”

“Menyukaiku.”

***

49 Comments Add yours

  1. zahrana berkata:

    so fluffy! sumpah ya sehun bener2 jago banget bikin deg-degan.
    semoga sooyoung cepet ngakuin perasaannya ke sehun. semoga sooyoung bisa terus ngelukis lagi. semoga mereka bisa se-mesra itu di dunia nyata (?) aamiin

    thanks for the story, fanneey!

    Suka

  2. Ranran berkata:

    jiah knp pairing sooexo yg aku sukain kluar smw disini.
    soohan soohun n sookris. ma soosuho

    klo da mrka ber4 d skitr sooyoung langsung spechless.
    galau
    wkwkwkkwk

    Suka

  3. autumnkid berkata:

    “indahnya keakraban” << ini sumpah kok gue ngakak banget sama kata-kata luhan. Dasar bijaksana! /tendang luhan/ /?
    dan beneran deh adanya baekhyun sama chanyeol di ff ini itu mewarnai jalan cerita (?) baekyeol ailafyah!!! ❤ ❤
    lanjutannya ditunggu yeaaa 😀

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      ailafyah ta [?]
      bahasaapaini

      Suka

  4. Vi berkata:

    keren… Aku agak ngerasa ada perubahan gaya bahasa ya di penulisannya. Tapi tetep bisa dipahamin kok.

    Oh ya mau tanya, gmana cara dapetin pw promiscuous six? Balas ya author fanneey 😀

    Suka

  5. sweetndah berkata:

    akhirnya yg ditunggu” keluar juga.
    banyak bgt ya cow yg suka sama soo.
    soo primadona nih.

    Suka

  6. soomiracle berkata:

    awesome! ff yg aku udh lama tunggu~~~~~
    lucu ngeliat kemesraan soohun<3<3

    Suka

  7. Emmalyana berkata:

    Oh god keren banget ff.nya!!
    Luhan ikut juga ciaa..
    Kris jangan cemburu yah u,u
    next ditunggu:D

    Suka

  8. mia berkata:

    Ceritanya semakin menarik plus para cast baru yg bermunculan hahahhahaha
    Seneng ngeliat mereka berdua akarab lagi n murid+teman-atasan yg kompak juga
    Tapi mian ya perasaan bahasa’a lebih enak dibaca part sebelum2’a disini pake bahasa’a gak baku ya jadi qw yg baca’a agak sedikti terganggu, tpi itu terserah author’a saya cuma sbg penimat
    N semoga komen ini nyampe 😉

    Suka

  9. febryza berkata:

    Omaigat sehun blak2an bgt yg pas adegan terakhirnya… Hayoloh gimana tuh soounnie

    Suka

  10. elisayoonaddict berkata:

    Oyes..Akhirnya dipost juga ^^ , Yuhuu uda lama nunggunya . Horee di part ini banyak SooHun momenya,aku paling suka tuh sama yg scene akhir itu..sesuatu banget syalala, sekalian ciuman aja lah..

    Ciat..Luhan jd dewan? hahaha Kok bisa wkwk
    kukira bakal ngerusuh hubungan SooHun.

    Astaga Chanyeol lo tuh ya masa sama guru kaya gitu -_- ,kaya Baekhyun aja,eh tumben tuh baekhyun nonggol hehehe,tp kasian ga da temen dansa.

    Btw Kris gimana tuh perasaanya? Termehek-mehek plus patah hati pastinya .Oh ya fan part selanjutnya jgn lama ya? oke..okee. Satu lagi kalau boleh saran
    ff nya rada dibakuin sedikit aja bahasanya, soalnya
    disini rada gaul gitu.

    semangat ya adik .
    Hwaiting π^_^π

    Suka

  11. AnnHee berkata:

    daebak!! Kyeopta..

    Aish… Sehunnie! Kau manis skali.. Aku suka deh… Aish.. Aku bingung mau ngomong apa lagi..

    Yg pntimg tetep fighting,ya.. I like it!

    Suka

  12. AnnHee berkata:

    daebak!! Kyeopta..

    Aish… Sehunnie! Kau manis skali.. Aku suka deh… Aish.. Aku bingung mau ngomong apa lagi..

    Mmm.. Aku suka gaya nulis author..

    Yg pntimg tetep fighting,ya.. I like it!

    Suka

  13. safira faisal berkata:

    sebenernya aku lebih suka sooyoung sama kris, tapi demi apa di ending nya itu soo sweeeeet banget, mauuu!!!!! Seperti biasa bahasanya enak banget, lucu juga pula :3 , ditunggu part lanjutannya^^

    Suka

  14. miss_sooyoungster10 berkata:

    Aaa!!!
    Sehun romantis bangetttt
    Ada Luhan jugaaa..^^
    Apakah Luhan juga suka Sooyoung? ?

    Suka

  15. kim nana berkata:

    Omg,,,
    Suka bgt sama karakter sehun disini
    So sweet bgt,,
    Good story: )

    Suka

  16. Wah kalo jadi soo aku juga bakal deg degan…sehun so romantic

    Suka

  17. Zee Anggita berkata:

    waaah soohun romantic bngt..

    Suka

  18. rana berkata:

    waaaaah… kereen bangeet>>>
    nggak sabar nunggu lanjutannya..

    Suka

  19. kenianurasha berkata:

    aku menggila baca kata2nya sehun di akhir
    soohun romantis bangettt ><
    lanjut ya kak^^
    keren banget (y)

    Suka

  20. vermouthshikshin berkata:

    annyeonghaseyo chingu, mianhe baru comment di sini, sungguh minta maaf.

    daebak, aku suka banget sama sehun dan sooyoung. ini ff keren. ^ ^ .

    Suka

  21. park choi berkata:

    Wahh soohun couple mesrah bgt kkk… Lanjut thorr!!!! Lanjuttt!!! 😀

    Suka

  22. Choi JiRa berkata:

    huaaa,,,, akhirnya keluar jugaa…

    padahal udh nunggu lama :))

    kata”nya sehun beuhhhhh ajibb,, bikin hatiku dagdagdag

    Suka

  23. cica berkata:

    aaaah pengen trik waktu chapter 9 udah keluar.
    dan ceritanya bikin mau triak lagi….
    sumpah keren keren keren tripel thumb buat authornya,
    next part 10nya ditunggu walalupun lama niaaaan

    Suka

  24. HyoSoo03 berkata:

    EONNI!!!! wajib lanjuttt cepet ppalliwaaaaa!!! xD
    aku ngakak pas bagian :
    “Tuh kan benar! Bermesraan! Dasar curang!” pekik Baekhyun. Si pendek itu tak henti meruntuk-runtuk. “Huaaa! Aku kalah start!”

    “Beruntungnya jadi Sehun.” – Suho.

    “Indahnya keakraban.” – Luhan.

    “Brother Complex.” – Kris.

    Ngahahahaha =))) cepet lanjutin eonni aku gasabaaar!! Fightinggggg~ ;;******* ♥♥♥♥♥♥

    Suka

  25. chakyuyoungster berkata:

    Akhirnya lnjutannya ada juga nih -,-

    sek asek dah. SooHun moment nya makin banyak dan makin ekhmm xD

    hahah
    Baekkie sma Luhan critanya numpang eksis nih y :v

    Kris nasibnya gmna nih, pnasaran deh
    hehhe

    next part jgn lma” thor -,-

    Suka

  26. annisahika berkata:

    wey sooyoung kau! Guru macam apa kau? Dansa kebun bareng murid ndiri, nempel” pula -_-”
    A-yo fanfan! Lanjutkan! 😀
    mau kritik boleh ya? Kan ada kata ‘bermonolog’ tuh. Kamu malah bikin kalimatnya ‘bermonolog sendiri’. Padahal bermonolog kan udah jelas ‘bicara sendiri’. Kesannya jadi kaya pengulangan kata yang rancu gitu. *ini buat perbaikan aja kedepannya, ok?! 😉
    oh ya, walaupun bahasanya masih agak acak”an gegara kamu nyatuin bahasa sehari-hari sama bahasa baku, tapi ngena banget 🙂 perbendaharaan kata kamu juga makin banyak huwaaa aku iri u.u
    keren deh keren pokonya *thumb*
    kalo bisa sih, dikasih ilustrasinya dong pas lukisan Sooyoung itu :3
    udah ah komennya takut kepanjangan *udah panjang sih sebenernya xD
    inget! Harus dilanjut loh ini *maksa* 😀
    hwaiting fanfan-aa ^0^

    Suka

  27. dinaalifa berkata:

    hyaa! kangen banget sama ff ini.
    cepetan dilanjut deh thoor, ff soohun paling ‘nyess’ dihati ya yang kayak gini ini 😀

    Suka

  28. kalau cerita ini di dunia nyata aku udah jejeritan asli:”D
    pairingnya sooyoung keluar semua disini ya haha semoga hubungan mereka semakin jelas trs sooyoung mau ngelukis lagi.

    oh iya buat Kris maaf untuk di ff ini kayaknya km harus ngalah deh sama sehun ya;D tp sookris tetep numero uno kok hihi

    Suka

  29. wufanneey berkata:

    test!
    untuk semuanya, maaf aku komen di sini, soalnya cuma mau pengumuman sedikit,
    maaf kalo bahasaku makin nggak karuan di ff ini, sedih juga sih, tapi mau gimana lagi, aku orangnya nggak pantai buat konsisten =..=
    terus,
    bagi kalian yang panggil aku thor, aku akan panggil kalian der (reader)
    begitu pula kalo kalian panggil namaku, aku juga akan panggil kalian pakai nama ^-^
    So, imbang kaaaaaan?

    Suka

  30. Sooyoung_sy berkata:

    Hunnie makin romantis aja ;;) soo jangan marah marah terus dong T_T.baekkie jangan jadi biang gosip deh_-,next chap jangan lama lama ya thor 😉

    Suka

  31. seo plugin berkata:

    Hello Web Admin, I noticed that your On-Page SEO is is missing a few factors, for one you do not use all three H tags in your post, also I notice that you are not using bold or italics properly in your SEO optimization. On-Page SEO means more now than ever since the new Google update: Panda. No longer are backlinks and simply pinging or sending out a RSS feed the key to getting Google PageRank or Alexa Rankings, You now NEED On-Page SEO. So what is good On-Page SEO?First your keyword must appear in the title.Then it must appear in the URL.You have to optimize your keyword and make sure that it has a nice keyword density of 3-5% in your article with relevant LSI (Latent Semantic Indexing). Then you should spread all H1,H2,H3 tags in your article.Your Keyword should appear in your first paragraph and in the last sentence of the page. You should have relevant usage of Bold and italics of your keyword.There should be one internal link to a page on your blog and you should have one image with an alt tag that has your keyword….wait there’s even more Now what if i told you there was a simple WordPress plugin that does all the On-Page SEO, and automatically for you? That’s right AUTOMATICALLY, just watch this 4minute video for more information at. Seo Plugin

    Suka

  32. annisarizki berkata:

    Sehuuuun~!! Berani banget sih peluk2 di depan umum gitu.. Apalagi itu di sekolah nya.. Tapi keren.. hha
    Lanjut yaa.. 🙂

    Suka

  33. reinathaknight berkata:

    Chingu maaf baru comment di part ini coz aku harus baca dari awal part lagi, tapi sumveh ceritamu keren banget.. ^^
    ♥SooHan, ♥Soo-Suho, ♥SooHun
    Next ya.. jangan lama-lama 😉

    Suka

  34. ymshtemi berkata:

    duhhhhhh romantis bgt soohun….. :”) kyaaa author fan eon emang daebak ! xD aku suka pemilahan kata2nya eon :3 pas baca ini aku ngakak pas kris bilang “brother complex.” sama luhan yg bilang “indahnya keakraban.” lucu masa hehehe xD nextnya ditunggu ya fan eon :3 kalo bisa jgn lama2 ya ^^ hehehehe… hwaiting fan eon!

    Suka

    1. ira berkata:

      debak

      Suka

  35. soohaelin berkata:

    ditunggu part selanjutnyah yah 🙂

    Suka

  36. syoohmy berkata:

    ya ampunnnn romantis bgt soohun!!!!ngakak pas luhan bilang “indahnya keakraban.” wkwkw hwaiting mau lanjut baca part selanjutnya ><

    Suka

  37. kartika berkata:

    hiyaah luhan juga muncul. kris jangan cemburu ya? baekhyun sama chanyeol ya ampun sama guru sendiri begitu amat XD daebak

    Suka

  38. syoo unnie nari sama hunhun? kok gak ngajak sih… gak adil ah
    yay, ada Luhan (My shipper is SooHan, Soohun??? Gapapa)
    Lanjut kak…. ff nya geregatan

    Suka

  39. FAnoy berkata:

    Luhan ngeksis bentar -_-..trus yg pas dansa baekhyun sama chanyeol aja(?).
    Bagian terakhir aku merinding..aku bisa hipotermia(?)..keep writing..fighting ‘-‘)9

    Suka

  40. @agilrestuuu berkata:

    aduh .. aduhhh ..
    jadi pengen ada soohan ._.v
    hahaha
    thor keep writing !!

    Suka

  41. nesme berkata:

    ff nya keren aku suka

    Suka

  42. DeliaaOKT berkata:

    Ada Luhan….aku SooHan shipper..tapi aku juga suka SooHun koq,,pokoqnya segala jenis namja imut aku suka #apacoba??
    Mau dehh dansa kyk begitu,,,sweeet
    Luhan bijak ya…?

    Suka

  43. YSA berkata:

    itu reaksi Kris gimana ya? *peluk Kris* wkwkw
    sumpaahhh Sehun romantisnya~ kyaaa suka

    Suka

  44. riyalva07 berkata:

    Ahh so sweet kalian… :*
    SooHun love you Love you :*
    Gatau kenapa pengen ada SooHan

    Suka

  45. jeni berkata:

    Sehun itu polosnya kelewatan yaak

    Suka

  46. wiiaawiyu berkata:

    Ahh si bayi sehun bisa sweet juga….. 😍😍😍

    Suka

  47. yoonade berkata:

    Berlapang dada dalam hal menyukai sehun, oh my, sehun frontal banget, pasti soo eonni shock berat tuh. Bisa gak sih sehun sehari aja buat hari soo eonni lebih tenang, tapi klo gak gitu hidup soo eonni jadi gak warna yah author 😊
    Wah dear author alur ceritanya bikin ngakak romantis deh…

    Suka

Tinggalkan komentar