[FF] Ojou-sama no Nichijou – 09

Title: 09 – Cara-Cara Melakukan Ciuman Pertama
Author: wufanneey
Genre: Romance, Comedy (garing, ah, molla~)
Pairing: Sooyoung-centric
Requester(s): yoonade (req Soohet), syavinhumaira (req Sooexo), Anggraeni Putri Syster (req Soo with Chanhunhankris)
Warn! Kisseu everywhere!

 

“Bagaimana caramu bila kau akan melakukan ciuman pertama dengan orang yang kau sukai?”

 

Shim Changmin menjawab paling pertama tanpa pikir panjang, “Karena dia menyukai makanan, yeah, dia suka makan, begitupula aku, maka aku akan mengajaknya makan spagetti sepiring berdua lalu—” dengan sengaja tidak melanjutkannya, alih-alih membayangkan dirinya dan Sooyoung sama-sama menyuap mie terakhir lalu mie-nya semakin memendek dan—Jepret! Kamera paparazzi memotret mereka—dan mimpi Changmin menjadi kenyataan.

“Too cheesy,” komentar Kris Wu dengan nada paling meremehkan sedunia, kemudian ia menyuarakan pikirannya atas pertanyaan barusan, “Bila itu aku, maka aku akan menciumnya di perpustakaan, di tempat yang sunyi dan tenang, dimana hanya ada aku dan dia.” Dan Kris menerawang, mengira-ngira, apakah Sooyoung akan terhanyut dalam ciumannya bila ia melakukannya dengan lembut, tanpa tergesa-gesa. Hanya dua buah kenyal bibir yang menempel, tanpa lidah. Tanpa apa-apa.

“Ah, kau terlalu biasa, Hyung,” decak Oh Sehun, sok dewasa, sok berpengalaman, “Kalau aku sih, sudah jelas akan melakukannya sepenuh hati dan gairahku, sampai aku bisa benar-benar mengecap rasa’nya’.” Sehun mengkhayalkan ia mencium Sooyoung bergaya french kiss yang panas, benar-benar panas. Menahan kedua pipi cabinya, menjelajahi rongga mulutnya, menghisapnya—oh, haruskah aku melakukannya di kamarku? Sebab itu terlalu vulgar bila kulakukan di atap atau tempat kencan, ‘kan?

Cho Kyuhyun tiba-tiba menjitak kepala Sehun dan memprotes garis keras, “Kau mencontek ideku, ya?”

Lee Donghae menengahi, “Kalian berdua sama-sama mesum, cobalah lakukan dengan alami dan tanpa nafsu, maka Sooy—gadis itu akan ketagihan dengan ciuman yang kalian berikan, seperti apa yang akan kulakukan,” sejenak berpikir sebelum ia menambahkan, “Aku akan membuatnya tersandung, lalu aku menahannya jatuh, dan secara sengaja—tetapi aku akan membuatnya menjadi sebuah kecelakaan—aku akan menempelkan bibirku di bibirnya.”

“Yeah, kau ‘kan rajanya gombal,” Kyuhyun melanjutkan lagi permainan PSPnya yang terdunda, “Kalau aku sih langsung saja cium, dia pasti akan menyukaiku apa adanya.” Kyuhyun dapat membayangkan bagaimana jadinya bila ia mencium Sooyoung dengan tiba-tiba, dan gadis itu terkejut, lalu marah-marah padanya dengan wajah yang memerah dengan manis—aigeu.

“Aku menyetujui argumen Lee Donghae-ssi,” Xi Luhan tersenyum lembut, “Dan akan sangat indah bila aku melakukannya di wisata liburan kami, dengan potret alam yang bagus, mungkin minggu depan, ketika kami pergi hiking.” Semilir angin akan menerbangkan helaian rambut dirinya dan Sooyoung, dan Luhan dengan senang hati akan memeluknya, menyalurkan kehangatan setelah mereka berciuman. Apakah segala hal yang berhubungan dengan Luhan memang selalu manis?

Kim Myungsoo berdeham, “Bagaimana bila melakukannya dengan menggoda ia terlebih dahulu? Maka wajahnya akan memerah, dan saat itulah aku langsung menciumnya. Dengan begitu, kita akan semakin senang bisa mendengar dentuman jantungnya dan wajahnya yang kian memerah.” Simple but perfect. Semua yang ada di sana menyetujuinya dalam batin. Kim Myungsoo, kau memang master pengikat hati wanita!

Kecuali, mungkin satu orang tidak setuju dengan hal tersebut, Park Chanyeol. “Itu namanya mempermainkan hati wanita,” menggeleng sok bijaksana, lantas menambahkan, “Aku lebih setuju kita melakukannya di saat moodnya tengah ceria, aku akan tersenyum ketika aku menciumnya. Sehingga ia bisa merasakan senyumanku, dan ia pun akan membalas dengan senang hati.”

“Terdengar childish,” ujar Kai—alias Kim Jongin. Si ganguro tampan yang berpikiran lebih tua daripada usianya. “Nuna lebih suka cowok dewasa, kau tahu, Hyung. Dan aku akan melakukannya dengan panas, sensual, dan eksotis.”

“Itu mesum namanya.” Chanyeol tidak terima, tetapi Kai mengacuhkan, sebab cairan merah sudah membanjiri hidungnya dari hasil menggambarkan dalam benak adegan ciuman 17+ yang ‘bisa jadi’ dilakukannya dengan Sooyoung.

“Ciuman pertama lebih indah dilakukan di gereja, di pernikahanku dan gadis itu, yang bermarga Choi sama sepertiku, dan itulah satu-satunya ciuman yang akan dikenangnya. Terasa satu, damai, tentram, bukankah begitu?” Choi Siwon menyuarakan anggapannya mengenai ciuman pertama. “Ngomong-ngomong, aku tidak suka pemakaian konsep french kiss dalam first kiss.”

“Kenapa?” si mata panda, Huang Zhitao, yang daritadi hanya menjadi pendengar yang baik, kepo.

“Karena selain merasa jijik, gadis itu akan berpikir kalau pria itu hanya menginginkan tubuhnya saja.” Tao langsung mencoret french kiss di daftar hal yang harus dilakukannya dengan Sooyoung-nuna.

“Ciuman pertama di gereja ketika pernikahan? Kuno,” Lee Jonghyun tertawa jenaka, “Mainkan saja lagu di depan rumahnya, sehingga terdengar ke dalam kamarnya. Jadi ketika ia melongok keluar jendela dan aku menyuruhnya turun untuk menemuiku, aku akan menembaknya dan BAM! Aku menciumnya. Tidakkah itu keren?”

“Kau lebih mementingkan betapa kerennya dirimu daripada perasaan gadis yang kau cium. Kau tidak membuat plan B sekiranya gadis itu menolakmu?” cibir Kris.

“Bukankah kau juga sama saja?” balas Jonghyun datar. “Aku tahu kau akan menyemprotkan pewangi ke mulutmu sebelum kau mencium gadis itu di—mana? Perpustakaan ya, tadi kau bilang? Dan membuat rambutmu segaya mungkin dan bajumu serapi mungkin.”

Sehun tertawa, Kai menambahi, “Itu benar! Tambahan, Kris-hyung akan berdandan sebelumnya, jadi mungkin ia akan datang terlambat ke perpustakaan itu!”

“Persis seperti Key, kalau begitu,” celetuk Choi Minho, menunjuk sobatnya yang bernama KTP Kim Kibum yang malah acuh-acuh saja.

“Penampilan ‘kan memang yang paling utama,” Key membela Kris. Luhan tidak setuju, katanya sepasang kekasih saling mencintai haruslah apa adanya.

“Apa adanya? Tentu saja, mobil ada, rumah ada, kartu kredit ada, apa yang kurang?” tanya Siwon—entah bertanya entah menyombongkan harta, sebenarnya.

“Bukan itu maksudku, apa adanya ya bagaimana keadaan seseorang, pasangannya harus mau menerimanya.” Tutur Luhan berusaha sabar. Yang lain secara kompak ber-oh pada Luhan.

“Tapi Sooyoung suka makan,” cetus Changmin tidak nyambung.

“Jangan dengarkan dia.” Kyuhyun jawdrop.

“Chakkamanyo,” seseorang menginterupsi. “Bisakah seseorang, di antara kalian menjelaskan,” sabda seseorang, sebagai penengah, sukses membuat hening dan seketika semua mata para cowok mengorbit di satu pusat perhatian, sesosok gadis yang daritadi mereka jadikan objek untuk pengandaian ‘Ciuman Pertama’. “Mengapa objeknya harus aku?”

Choi Sooyoung.

“Kalian tahu, penggambaran dari tiap adegan ciuman kalian dapat kulihat lewat awan-awan imajiner yang bergantung di atas sana.” Tunjuk dan ucap Sooyoung datar. “Dan lain kali, jangan gunakan aku sebagai targetnya. Itu menjijikkan.”

Sebelum itu, bolehkah Sooyoung melempar mereka semua ke kandang komodo?