[FF] Ojou-sama no Nichijou – 04

Title: 04 – Kamera, Sehun, dan Ciuman (side story of AIL)
Author: wufanneey
Genre: Romance
Pairing: Sehun/Sooyoung
Requester: soohun, tiara soohun soohan (dua orang ini requestnya sama yaudah saya gabungin aja ._.) / (atau jangan-jangan… orangnya emang sama? Duh belekok saya ini sudahlah yang penting dibaca aja ffnya saya jadi bingung sendiri /NAK CUKUP/ /iya mami/)

***

“Jangan banyak bergerak, Sehun-ah, coba lebih tegap lagi berdirinya,” ucap Sooyoung, Sehun mengikutinya tetapi wanita itu kembali mengomel, “Dasimu Sehun-ah, kurang rapi.”

“Iya-iya.”

“Jangan iya-iya tapi kau tetap tidak merapikannya.”

“Kapan aku begitu?”

“Ya Tuhan, setiap kali kau begitu, kapan sih aku lupa memberitahumu?”

“Kapan sih Nuna lupa mengomeliku, lebih tepatnya.”

“Tutup mulutmu, kita bisa menyelesaikan ini sekarang jadi di rumah aku tinggal tidur cantik,” Sooyoung memposisikan lensa kamera membidik setengah badan Sehun dengan latar belakang nuansa merah. Foto ini, ketika jadi nanti, rencanananya akan dibuat Kartu Anggota Klub–resmi. Berhubung Klub Lukis tidak punya juru foto ahli atau minimalnya anak Multimedia, jadi dengan amat sangat terpaksa terpilihlah Chanyeol, Suzy, dan Sooyoung sebagai fotographer dadakan.

“Sehun jangan bergerak terus, aku bilang.”

“Tapi mataku perih nih, Nuna, kelilipan sesuatu,” Sehun mengeluh, mengucek-ngucek ujung matanya dengan punggung tangan, dan masih terasa buram, Sooyoung berjalan menghampiri dan dengan perlahan ia menyingkirkan punggung tangan; anak laki-laki itu, untuknya dapat meniup bola mata Sehun yang kini terbelalak.

Jantungnya, tidak, matanya,  begitu membola dan, Sehun sungguh terkejut. Sooyoung kini berjinjit di hadapannya dan demi apapun Sehun tak dapat mengalihkan perhatian dar bibir mungil yang mengerucut itu, yang tengah menghembuskan tiupan-tiupan kecil ke matanya, yang benar-benar kissable itu. Kedua tangan Sehun mengepal kaku di samping tubuhnya, agak gemetar.

Nuna, bisakah kau sedikit menjaga jarak?

Apa? Tidak bisa?

Kau tidak mau, mungkin.

Jadi Sehun tidak punya pilihan (pilihan untuk menahan naluri lelakinya), dan dia mencium. Mendaratkan bibirnya pada bibir Sooyoung. Tidak peduli lagi, Sooyoung adalah seseorang yang disukainya, sedari dulu, dulu sekali. Dan bibirnya mulai bergerak, mendominasi, meraup Sooyoung seluruhnya dan, tak membiarkannya kemana-mana dengan kedua tangannya berada di kiri dan kanan pipi cabi wanita itu.

Terengah, wajah memerah dengan manis dan, demi Tuhan, Sehun ingin merasakan bibir itu sekali lagi. Membiarkan kamera menggantung di leher Sooyoung tanpa tersentuh, membiarkan deru napas yang saling adu di antara mereka, dengan rambut Sooyoung yang mulai berantakan, dan dasi Sehun yang tak dirapikan, terasa sangat lama. Selamanya. Sooyoung-nuna, aku menyukaimu, aku menyukaimu, selalu, dapatkah kau rasakan?

“Se-sehun-ah…”

“Ya, Nuna?” Kening mereka berdua beradu pelan, Sehun menatapnya, tatapan sejuta cintanya untuk Sooyoung. Dirasakah cinta itu? Sadarkah? Sadari aku, Nuna, aku di sini.

Sehun tersenyum.

“Jangan menatapku begitu…”

Manisnya…

“Tapi Nuna, tentang yang tadi bagaimana? Aku serius loh.”

“Ak-aku anggap–”

“EHEM!”

Yeah… jadi ceritanya Sehun memang membiarkan kamera itu menggantung, dan rambut Sooyoung berantakan, dan kemejanya kusut, dan juga dasinya, …dan juga anggota Klub lainnya yang ada di sana. Ingat kan, mereka sedang pemotretan untuk kartu anggota resmi?

“Aku anggap aku hanya berhalusinasi karena ruang klub seni lukis tidak punya AC, demi Wufan yang merani Genie, di sini sungguh panas, dan Oh Sehun-ssi, Anda sangat mesum! Hentai! Bakaniki mati saja sana!”

PLAK!

“Ayo hajar Sonsaengnim! Semangat!” Anak-anak klub menyoraki, Suzy berurai airmata (ingat kan dia ini pendukung Sookris?), dan Chanyeol… ah lupakan, kekacauan memang selalu terjadi di sini.

“Hyaaa! Ampun Nuna, ampun! Yah! Sakit, Nuna! Ah!”