[FF] Sooyoung’s Letter

SooHan

“Sooyoung’s Letter”

 

Luhan/Sooyoung.

PG-rated. l Fluff. l 2705words-oneshot. l Indonesian.

Plot is mine, but characters belong to God and themselves.

Don’t plagiarism!

Inspiration by Illonawu’s fanfict Andante.

But this is original fanfict by wufanneey © 2013.

 

“Just a lilbit’ sweet story about Sooyoung and Luhan before they’re get married.”

 

***

 

“Hihihi…” cekikikan gadis kecil berambut pendek sebahu itu terdengar ke telinga Luhan yang tengah sibuk dengan laptop dan kopinya. Luhan melirik sebentar, lalu kembali acuh. Palingan bercandaan antar bocah tujuh tahun saja, pikirnya.

 

Gadis yang tidur-tiduran di sofa berbisik pada gadis yang lebih pendek yang duduk di karpet di bawahnya, “Ternyata Papamu lucu ya, Lin.”

 

“Lucu apanya? Yang ada aku malu tahu.” Balasnya, gadis kecil yang diketahui lebih lanjut bernama Lin. Lin mempout bibirnya imut.

 

“Kok malu sih?”

 

“Yah… aku nggak percaya aja ternyata dugaanku selama ini benar.” Lin masih mengeluh, bibir mungilnya dibuat manyun-manyun. Lawan bicaranya mendengar curhatan Lin dengan seksama.

 

“Memangnya apa?”

 

“Mama lebih maskulin dari Papa masa,” katanya cepat dan tawa si gadis kecil lawan bicaranya sontak meledak. Kali ini Luhan sukses tersedak kopi karena mendengar penuturan putri kecilnya.

 

“Xiao Meilin, Han Jaekyung, kalian bisa mengecilkan volume sedikit saja?” Luhan memandangi dua gadis itu dengan tatapan tergalaknya. Yang dipandangi sempat terdiam, namun tawa Jaekyung malah semakin menjadi.

 

“Kyungie…” Lin menarik-narik lengan baju Jaekyung karena tatapan Luhan makin mengintimidasi. Dengan memelas, Lin memandangi Jaekyung.

 

“Ups, hehe… mianhae, Paman.” Jaekyung cengengesan lalu menyenggol Lin dengan sikutnya. “Rahangku kram.” Bisiknya kemudian. Sialnya terdengar Luhan.

 

“Memang kalian mentertawakan apa?” tanya Luhan penasaran, lalu mendekat sebelum meninggalkan laptop dan white coffe faforitnya.

 

“Cuma Kyungie kok yang ketawain Papa, aku enggak!” Lin berkelit sembari mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah.

 

“Apa? Siapa yang ketawain siapa?” manik cokelatnya Luhan membulat. Detik berikutnya menyipit dengan alis merendah di balik kacamata minus yang bertengger di atas hidung mancungnya.

 

Meilin sontak menutupi mulutnya ketakutan sedangkan Jaekyung menepok jidatnya. Ups! Keceplosan!

 

Cepat-cepat Lin menyembunyikan sepucuk surat warna cokelat susu di balik punggungnya. Namun sayang, lembar surat di genggaman Lin itu terlanjur menarik perhatian sang Papa. Luhan mengambil alih surat itu dari genggaman Meilin. Jaekyung sudah komat-kamit agar mereka berdua tidak kena pukul. Karena pukulan penggaris di bokong Jaekyung bekas Ibunya kemarin saja masih terasa, apalagi kalau ditambah lagi dipukul Papanya Meilin? Jantung kedua gadis bandel itu dag dig dug nggak karuan saking cemasnya.

 

“Apa ini?” tanya Luhan. Tak bisa dipungkiri ada amarah di nadanya, Lin dan Jaekyung meneguk liur sebelum saling melempar tatapan ‘kau-yang-jawab!’

 

“Er… itu…” Jaekyung menjawab terputus-putus kala Luhan mulai membuka lipatan kertas itu dan membacanya. Seketika airmukanya tak terdefinisi dan kedua gadis itu tahu mereka dalam masalah besar.

 

“Pa…” Lin mengatupkan lagi mulutnya. Gugup. Manik Luhan berkilat merah. Namun itu baru permulaan, mungkin?

 

“Darimana kalian dapat ini?” Luhan menanyai keduanya yang kini menatap matanya takut-takut, seakan mereka maling yang kepergok mencuri jemuran. Tapi… tunggu? Nada suara Luhan berubah?

 

Sedetik Lin dan Jaekyung saling curi pandang. Tidak mungkin mereka salah lihat kan? Kenapa wajah Xiao Luhan bersemu merah? Atau jangan-jangan… kemarahannya sudah di puncak kepala sampai-sampai wajahnya mendidih begitu? Hah!

 

“Maafkan kami!” akhirnya Lin bicara lebih dulu, lalu gadis berkulit seputih susu itu menyambung dengan nada memelas yang sama, “Kami tadi main-mainan piano Papa di ruang musik terus Lin penasaran apa isinya karena suaranya jelek, jadi Lin menyarankan untuk membuka atasnya dan…” Lin menjelaskan dengan satu tarikan nafas otomatis nafasnya terengah-engah.

 

Mau tak mau Jaekyung melanjutkan, “Dan aku membukanya. Alhasil kami menemukan surat itu yang sudah tertutup debu. Aku mohon jangan pukul kami Paman!” Jaekyung menaruh kedua tangan di depan dada. Raut wajah kedua gadis mungil itu sudah memprihatinkan, seperti mau menangis.

 

“Yah! Apa yang kau lakukan pada mereka?!” terdengar pekikan cempreng Ibunda Meilin dari pintu masuk. Choi Sooyoung menghampiri tiga orang itu dengan wajah garangnya, dia menenteng tas-tas berisikan hasil shoppingnya dengan Yuri siang tadi. mimik wajahnya meminta penjelasan.

 

“Ada apa, Soo?” Kwon Yuri yang baru tiba dengan berkantung-kantung belanjaannya, ikut-ikutan nimbrung tanpa diminta. “Sepertinya aku dengar Jaekyungie bilang siapa yang mau memukul siapa.” Katanya kemudian, menaik turunkan alisnya penasaran.

 

Eomma!” rengek Jaekyung. “Paman Lu mau memukulku, padahal pukulan bekas Eomma kemarin kan masih sakit.” Jelasnya polos. Entah ada yang sadar atau tidak, sebenarnya penjelasan Jaekyung itu salah.

 

Mwo?!” mulut Yuri membulat. Menatap Luhan antara percaya dan tidak. Jaekyung terus memeluk tangan Ibunya erat.

 

“Benar itu, Xiaolu?” Sooyoung melipat tangan di depan dada dengan mata disipitkan.

 

“Papa marah-marah sama aku dan Kyungie karena kami berisik.” Lin menambahi dengan informasi yang tidak 100% benar. Naas bagi Luhan karena kedua Ibu rumah tangga super modis itu percaya perkataan dua gadis bandel itu.

 

“Aku tidak marah dan tidak bilang mau memukul mereka, ini salah paham!” Luhan gelagapan saat Sooyoung dan Yuri memandangnya dengan tatapan super mengerikan.

 

Glek!

 

“Kau tahu, perkataan anak kecil itu lebih bisa dipegang.” Sooyoung mendekat dengan senyuman miring di terbentuk di wajahnya. Yuri mengangguk-angguk menanggapinya.

 

“Soo… kau masih mencintaiku, kan?” Luhan mencicit. Dibalas Sooyoung dengan anggukan penuh namun disertai tatapan maha kesal. “Choisoo…”

 

“XIAOLU, IKUT AKU SEKARANG!” Sooyoung menarik—jika tidak etis untuk dikatakan menjambak—rambut Luhan, membawanya pergi ke belakang rumah. Reflek Yuri menutupi kedua pasang mata Lin dan Jaekyung agar tak melihat adegan kekerasan pasangan itu.

 

***

 

Tentang si pendek dengan rambut merah jambu itu…

 

Upzy… oke, namanya Luhan.

 

Pianis pertama yang berani-beraninya mengatai permainan violaku. Oh, dia pikir dia bisa main viola lebih baik dariku, huh? Kesan pertama saat aku bertemu dengannya di kelas pertamaku di Performing Art adalah, dia cowok sok tahu, sok keren, sok pintar, sok bisa, sok semuanya lah!

 

Intinya, aku benci banget sama dia. Cowok uke itu bukan tipeku. Yuri—pemain klarinet sahabatku—menyumpahiku akan jauh cinta padanya. Dan, kutukannya benar-benar manjur. Damn you Kwon Yuri.

 

Kami tidak pernah bertegur sapa. Tidak, jika Kahi-sam tidak membuat kami sekelompok untuk pementasan akhir tahun, pementasan khusus saat perayaan natal. Dan, yang membuatku semakin dongkol adalah dia satu-satunya partnerku. Kami cuma tampil berdua. Aku dan Luhan. Yang benar saja.

 

Aku mengingatnya, dia pernah sok mengajariku main piano saat ada kelas tambahan dari Jiho-sam padahal aku tahu betul dia sendiri belum menguasai lagu itu. Pabo. Dasar Chinese-boy. Belakangan aku baru tahu ternyata Luhan cuma mau kelihatan keren di depanku. Itu pun aku sadar karena Yuri terus menggoda Luhan.

 

Pernah sekalinya, suatu sore aku latihan sendirian dengan violaku. Tiba-tiba saja Luhan berdiri kaku di ambang pintu dengan wajah kikuk. Melambaikan tangan padaku lalu duduk di sampingku dan bertanya kenapa aku belum pulang. Yang kuingat setelahnya adalah, hujan. Ya, hujan turun menghantam bumi, dengan derasnya. Lalu ada suara petir. Dan, entah kenapa jadi begitu klise saat aku sadar Luhan tengah memelukku. Si bodoh itu takut petir dan punya kebiasaan memeluk seseorang—siapapun yang ada di sampingnya—tatkala ada petir. Dan… yeah… tahulah wajahku segimana merahnya.

 

Karena dua alasan itu, partner perform dan insiden pelukan. Kami jadi dekat. Tidak begitu dekat juga, minimalnya kami bisa bertegur sapa saat berpapasan di koridor atau perpustakaan. Latihan-latihan menjelang performance itu rasanya jadi menyenangkan. Aku bisa luarbiasa rindu kalau sehari aja kami nggak latihan bareng. Ini aneh tapi aku menikmatinya saja. Mencocokkan nada, mendengar lagu bersama dengan satu earphone, kadang kami juga menulis lagu bersama-sama. Itu memori kesukaanku. Dan, satu fakta aku sadari, Luhan nggak semenyebalkan perkiraanku.

 

Panggilan akrab. Luhan paling sebal kalau sudah kupanggil dengan sebutan “Luhaneey”. Padahal itu manis kok. Tapi katanya alasan manis itu yang membuat dia sebal. Justru aku makin gencar panggil dia Luhaneey. Karena aku menyukai wajahnya yang tengah sebal, dia akan mempout bibirnya dan hey! Itu terlihat imut! >,///

Ternyata lagi, dia nggak beda jauh denganku. Dia kuat ngemil. Dan, yang paling suka dia kunyah adalah triplek, beling, sama paku payung. Ahaha, nggak deng, aku bohong. Luhan tuh sukanya sama keripik kentang, pokoknya segala macam keripik kentang dengan berbagai merek dia suka. Tapi pada dasarnya dia suka semua camilan sih.

 

Kalau baru sekali lihat pasti kalian akan punya kesan ‘keren’ ke Luhan. Tapi kalau kedua kali, ketiga kali, yah… gitu. Dia itu keliatannya aja, mukanya kalem, sok cool… Padahal aslinya dia tuh perasa, penyayang, habis itu gampang panik. Cuma kadang agak-agak nyolot. Luhan tuh suka rewel, kalau hal yang sudah dia rencanakan matang-matang nggak berjalan mulus. Hari ini dia semangat, nah detik berikutnya dia bisa tiba-tiba hopeless. Buktinya waktu itu, H-1 menjelang performance natal kami, dia susah diatur, takut gagal lah, takut lupa lah, takut mati lampu lah, semuanya aja dia takutin.

 

Tetapi, untungnya aku bisa menenangkan dia. Dan kami sukses besar malam itu.

 

Eh… apa aku lupa bilang kalau kami jadian setelah perform itu? Kayaknya iya. Dia bahkan menciumku sebelum menyatakan perasaan padaku, di depan anak-anak kelas! Kalau kebanyakan gadis-gadis remaja bahagia dicium lelaki pujaannya, beda denganku. Demi Tuhan aku mau mati saja!

 

Setelah menciumku di backstage, Luhan menarik tanganku ke taman belakang sekolah dan dia minta maaf sudah semena-mena menciumku. Sebenarnya saat itu aku mati-matian menahan diri untuk tidak mencubit pipi merah Luhan karena wajahnya saat meminta maaf itu… Oh Gosh! Itu sangaaaaat manis….

 

Kesukaan Luhan? Selain ngemil, Luhan suka kopi, saking sukanya… kadang dia menyeduh kopi cuma buat dia pandangin. Hobi nggak waras, itu cowok aku pikir rada-rada juga. Dia juga suka bubble tea.

 

Ada dua penyebab kemarahan Luhan bisa meledak. Yang pertama yang tadi itu, soal panggilan “Luhaneey”. Terus yang kedua, dia nggak suka dibilang uke. Masalah itu Luhan paling sensitif. Padahal sendirinya tanpa sadar suka nguke. Apalagi waktu ngomel sama ngambek.

 

Satu lagi, dia manja.

 

Apalagi kalau sudah berduaan denganku. Minta ampun. Dia nggak bakal sadar waktu, tempat, dan situasi, dia suka tiba-tiba minta dicium. Apa coba? Malah Yuri pernah memergoki kami! Bayangkan saja, itu Yuri! Si kulit gelap yang mengutukku jatuh cinta sama Luhan!

 

Setelahnya, aku puasa bicara padanya gara-gara insiden cockblocking itu. Jelas saja, memalukan banget dipergokin Yuri. Bunuh aku sekalian.

 

Tapi satu hal aku paling suka darinya. Tahu deh dia sadar apa enggak, Luhan itu menggemaskan waktu lagi marah… apalagi marahnya gara-gara Oh Sehun—adik kelas yang sempat  menyukaiku. Makanya aku sering menggoda manusia pecinta kopi itu pakai nama Sehun. (Mianhae Sehunie >,<)

 

Luhan pernah mengajari adiknya panggil aku dengan sebutan yang enggak banget. “Tante ceking” == (Bagusan juga panggilanku ke dia). Aku bersumpah akan menggunduli kepalanya kalau dia berani ajari lagi adiknya memanggilku begitu.

 

Selain nggak bisa makan seafood, dia juga nggak bisa makan terong. Luhan benci terong, apalagi kalau terongnya mentah dan masih utuh. Ingat waktu kencan pertama kami, tadinya dia mau mengajakku ke Restoran Jepang, tapi gagal karena turun hujan di tengah jalan. Jadinya balik lagi ke rumahku (waktu itu kami naik motor) dan malah bikin sushi biasa terus makan dengan suasana yang biasa-biasa juga, dia ngotot nggak mau makan kalau sushinya pakai terong jadi aku sisihkan dulu terongnya. Dia juga takut kecoa sama kaki seribu. Itu anak jejeritan waktu di sepatunya aku selipi kecoa plastik. Kurang uke apanya coba?

 

Luhan akan jadi menyeramkan kalau dia sudah nyanyi, habis suaranya sengaja dibuat melengking. Dia terlalu maksain padahal dia cuma bisa nada-nada rendah. Biar begitu, suaranya nggak jelek-jelek amat sih. Terus dia suka sok memanas-manasiku kalau cewek-cewek sekolah sudah gencar memberinya cokelat di v-day. Gantian saat white day, aku kebanjiran hadiah dari para cowok dan dia masam-masam, apalagi kalau hadiah yang kupamerkan itu dari Sehun. Poin plus untukku lihat wajah imutnya waktu cemberut… ingin kugigit!

 

Kalau dengar dia ngomel-ngomel, rasanya ingin banget nyumpal mulutnya terus masukin dia ke kantong celana… hahahaha.

 

Tetapi biar bagaimana pun, Luhan itu faforitku. Cuma di depannya aku bisa jadi diri sendiri. Dan cuma di depanku juga Luhan bisa jadi diri sendiri. Dia satu-satunya cowok idiot yang bisa membuatku jadi diriku yang apa adanya. Nafasku sesak tiap merindunya, padahal kujamin 100% aku nggak ada riwayat asma. Aku berdebar di dekatnya padahal aku nggak punya penyakit jantung. Ini aneh. Tapi keanehan ini yang membuatku yakin satu hal.

 

Xiaolu…

 

Aku mencintaimu.

 

Aku, violist cantik yang jadi incaran semua orang ini, yang jadi kesayangan guru-guru ini, yang terkena kutukan dari Yuri ini, jatuh cinta padamu. Jadi, jangan sekali-sekali kau berani menoleh melihat wanita lain! Aku akan membunuhmu bahkan sebelum itu terjadi! Catat itu.

 

Yours forever,

 

The most bossy girl in your live, Choi Sooyoung.

 

***

 

Kembali pada Sooyoung dan Luhan. Di halaman belakang rumah minimalis mereka, Sooyoung selesai membaca ulang surat cinta itu. Wanita itu juga barus selesai mendengar penjelasan panjang lebar Luhan mengenai salah paham yang tadi.

 

“Aku tidak menyangka mereka bisa menemukan tempatku menyembunyikan surat ini,” Luhan berujar pelan disertai helaan nafas lega keluar dari mulutnya. Di depannya, Sooyoung duduk dengan perasaan bersalah karena sudah menjambak rambut suaminya. Yap, mereka berdua sedang duduk di ayunan putih halaman belakang.

 

“Maaf ya soal rambutmu tadi,” suaranya mencicit. Antara takut dan malu melihat wajah Luhan, Sooyoung menunduk.

 

“Kau terlalu sering menariknya jadi aku sudah terbiasa.” Entah itu artinya Luhan merima permintaan maaf Sooyoung atau malah mencibirnya, namun Sooyoung ikutan merasa lega.

 

“Tapi kenapa kau masih menyimpannya?” tanya Sooyoung penasaran. Jika dihitung-hitung, surat ini berarti sudah delapan tahun lamanya tersimpan di dalam Piano. “Surat itu kan aneh, tulisannya jelek, bahasanya juga berantakan lagi.” Ucap Sooyoung setengah hati—karena bagaimanapun itu surat buatannya.

 

“Itu kan surat cinta darimu, masa aku buang? Sayang kan.” Luhan tersenyum manis sekali membuat pipi Sooyoung merona kemerahan. Namun dia masih terus memandangi Luhan diliputi rasa penasaran.

 

“Kalau bukan karena permainan truth or dare itu aku tidak mau lagi menjatuhkan harga diriku dengan menuliskanmu surat cinta.” Elaknya, mengalihkan perhatian dari Luhan.

 

“Hey… di surat itu tertulis jelas kau mencintaiku, makanya tidak kubuang. Lagipula kapan lagi kau bilang padaku begitu?”

 

“Tidak pernah.” Balas Sooyoung singkat.

 

“Tuh kan! Malah tidak pernah! Aku saja sering mengucapkannya padamu.” Luhan tampak tidak terima. Lelaki itu menekuk wajahnya mengingat memori saat-saat dulu. Sooyoung memang tak pernah mengatakan perasaannya pada Luhan. Saat Luhan menembaknya pun, Sooyoung hanya mengangguk dan tiba-tiba saja mereka sudah berciuman. “Coba katakan sekarang.”

 

“Tidak, terimakasih.” Tolak Sooyoung seraya senyum hambar.

 

“Aku akan membuatmu mengatakannya.” Suara dengan nada tegas di dapat Sooyoung dari Luhan. Meski tidak yakin, namun detik berikutnya Sooyoung memajang senyum meremehkan.

 

“Tidak akan berhasil.” Sooyoung ngotot dengan pendapatnya. Tapi Luhan punya ide menarik. Sooyoung pernah mengatakannya, sekali. Ya, sekalinya malam itu Luhan mendengarnya jelas.

 

Dimulai dengan senyuman manis yang membuat Sooyoung meleleh, Luhan menyentuh pipi Sooyoung yang masih dilapisi blush on mendadak, dia merengsek maju, wajahnya kini sangat dekat dengan Sooyoung. Kedua pasang bola mata itu saling bertatapan dalam diamnya, saling menyelami perasaan hangat yang medera tiap-tiap dari mereka lewat tatapan mata teduh masing-masing.

 

Lama-lama Sooyoung grogi. Dia tak bisa mencegah tatapannya yang bertubrukan dengan mata Luhan. Luhan menaruh kedua tangannya di palang ayunan, di samping pinggang Sooyoung. Membuat Sooyoung tidak bisa bergerak sama sekali. Bahkan dia kesulitan untuk bernafas.

 

Apa-apaan ini? Hidung mereka sudah bersentuhan! Sooyoung mulai panik. Luhan semakin mencondongkan wajahnya dan jika kepala pria itu miring sedikit saja maka bibir keduanya pasti bertemu. Maksudnya, mereka, kan, sedang ada diluar!

 

Bagaimana jika ada yang memergoki?

 

Senyum Luhan mengembang. “Kau gugup ya,” Luhan berbisik pelan. Nafasnya sengaja dihembus-hembuskan mengenai telinga Sooyoung yang memerah karena perlakuannya. Sooyoung tidak menjawab, hanya memandang Luhan galak. “Kau pernah mengucapkannya kok, sekali. Waktu itu.” Luhan berucap lebih pelan lagi.

 

“Kapan?” dari nadanya, Sooyoung menantang. Luhan memamerkan senyum licik.

 

“Malam pertama kita.”

 

Sooyoung sukses dibuatnya skak-mat! Ini pertamakalinya dalam debat mereka dan Sooyoung kalah. Wajahnya merah padam menahan malu sekaligus kesal karena Luhan mengungkit-ungkit kejadian itu.

 

“Aku mencintaimu, Choisoo…”

 

Chu!

 

Tanpa menunggu jawaban, langsung saja Luhan menyerbu bibir tipis wanita cantik itu. Melumatnya habis tanpa memberi kesempatan Sooyoung mengambil nafas. Terkejut tentu saja! Er… bahkan Sooyoung lupa menutup matanya saat Luhan asyik menciumi bibirnya.

 

“Kalian… dari dulu sepertinya suka sekali jika aku memergoki kalian berciuman, ya?” desisan sinis Yuri menghancurkan menit-menit romantis pasangan itu berkeping-keping. Seketika Luhan menegakkan lagi tubuhnya dan Sooyoung terlihat mengumpat-umpat kecil. “Untung Lin dan Jaekyung tidak melihat kalian.”

 

“Aku lihat kok,” protes Lin sewot, dari arah belakang Yuri dia berceletuk.

 

“Aku juga!” Jaekyung menimpali. “Kami mengintip dari jendela kamar Meilineey.” Tuturnya polos dengan jemarinya yang menunjuk-nunjuk jendela kamar Meilin yang berada sangat strategis untuk jadi markas mengintip.

 

MWOYA?!” dengan wajah horornya, ketiga orang dewasa di situ memekik syok.

 

***

A/N: untuk yang pernah request SooHan, Elisa, Febryza (kalo nggak salah) terus siapa lagi lupa, maaf ya aku orangnya lupaan /pabo/

Jadi gimana nih? Gimana? Ini SooHan perdanaku loh…

Kependekan? Nggak dapet feelnya? Banyak tipo? Bahasanya ancur? Ceritanya aneh?

Kalau itu yang ada dibenak kalian, aku minta maaf sebesar-besarnya.

Tapi juga, terimakasih untuk yang mau baca dan meninggalkan komen! ^^

 

 

33 Comments Add yours

  1. MeydaaWK berkata:

    first? chingu aku ngakak pas baca ini luhan jejeritan itu XD
    no comment deh,itu si lin bandel banget ye ‘-‘?

    Suka

  2. Elisa SHa Nia berkata:

    hiks…hiks aku pingin nangis,terharu banget udah dibuatin ff sebagus dan sekeren ini, aku mau nangis T,T. ff nya dapet bgt feelingnya,saking dapetnya sampe seneng bgt nyusss bgt.

    Wufanney~
    aku cuma mau nanya kamu ko bisa pinter bgt sih nulisnya,keren bgt..kmu author favorit.

    yg scene mnjelang ending adalah bagian yg kusuka, kisseu….

    intinya aku suka bgt, boleh ga kutambahin ke bookmark ku?
    lain kali buat Soohan lagi ya,please…

    ,makasi bgt ya ^^

    Suka

  3. WINTERCHAN berkata:

    Astagfirullah Luhan plis Luhan, dia lenjeh gitu wakwakz
    eh ini terinspirasi dari Andante? Kebetulan aku juga pernah baca Andante, menurut aku itu ff Soohan terkece di Aff *ini malah curhat* wakwakz
    bagus ini ffnya ‘-‘ kapan-kapan bikin lagi yaa ‘-‘
    keep writing ‘-‘)9

    Suka

  4. safira faisal berkata:

    aaa bagus bangeet. Aku kebanyakan ngakak disurat sooyoung buat luhan dari pada terharu nyaa 😀
    abisnya ini kebalik, kaya luhan cewenya–‘
    betewe anaknya yuri sama soohan nyebelin juga ya? Ngefitnah luhan sembarangan -_-“

    Suka

  5. Yufasa berkata:

    ya elah tu anak 2 -.- nakal amat.
    Haha… Ketawa pas baca surat sooyoung bwt luhan 😀 keren deh pokoknya,,,, feelnya dapet bngt
    Ditunggu ff lainya 😀 ah iya… Aku mau request sookris ya ya 😀

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      sookris? sip, haha.

      Suka

  6. kenianurasha berkata:

    romantis ditambah komedi hahahaha keren banget kak!(y)
    kepribadian mereka pas di masa lalu ketuker ya kwkwk. luhan takut apa2 =))
    oh ya, aku masih nungguin fanfic yang sookris itu lho ;;)

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      sookris yang mana? lupa /slapped/

      Suka

  7. ThaNiaa berkata:

    Ya ampun tuh anak2 kecil pada evil banget yaakk..
    wkwkwk ngakak banget deh baca ff ini,,

    harusnya di tambahin comedy tuh di bagian genrenya
    btw sukses deh..
    kalo bisa buat ff soohan lagi yaa,, akhir2 ini lagi suka aja baca ff mereka..
    …ditunggu ff lainya..

    Suka

  8. nina berkata:

    Duo Lin dan Jae bikin ke3 orang dewasa itu menhan geram^^
    apalagi saat duo tersebut membicarakan Luhan dan menertawainya….
    surat cinta soo kaya anak smp kkkk~

    keep writing~
    Fighting~~!

    Suka

  9. Choi HanRa berkata:

    kyaaaaaaaaaaaaaaa SooHan my favorite couple >.<
    daebakkkk … b^^ d
    sumpah ngakak baca ff nie, ditunguu FF SooHan yang lainnya ya +Sooyoung-EXO juga ^^

    Suka

  10. surat cinta sooyoung bikin ngakak xD luhan uke? xD

    feelnya dapet. banget malah.

    your first soohan? overall, bagus kok. suka><

    Suka

  11. choi_hana berkata:

    Huwaaa daebakk !!!
    Surat dari Soo eonni sweet bgt :’33
    Luhan oppa juga , romantiiiiis bgt !!!!!
    Neomu Joa >_<

    Next ff dtggu, hwaiting ^^

    Suka

  12. Choi HanRa berkata:

    Yeayyy… SooHan couple ^^
    ngakak baca surat cinta soo eon, apa lagi waktu endingnya ^^
    ditunggu FF Sooyoung sama EXO lainnya ya ^^

    Suka

  13. febryza berkata:

    Kyaaa terima kasih chingu (bingung mau manggil apa). Ternyata kamu baca andante-nya ilona unnie juga ya?

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      panggil fani aja biar gak formal banget gitu.
      iya, aku juga fic itu

      Suka

  14. chakyuyoungster berkata:

    Kekkekeek

    suka banget chingu. Aku smpe ngakak bacanya. Buat crita SooHan lagi dong chingu ^,^

    Suka

  15. vermouthshikshin berkata:

    Cieee~ kyaa, romantisnya~ manis~
    Yuri eonni menghancurkan moment yang paling ditunggu-tunggu .–.

    Suka

  16. shin hyun young berkata:

    aaahhh romantis..
    bikin SOOHAN lagi.. aku suka..

    Suka

  17. Anna Choi berkata:

    bener-bener serasa baca after storynya andante xD
    intinya mereka berdua saling mencintai apa adanya ya? so sweet ~
    eh iya itu yul nikahnya sama hongki kah?
    jadi pengen baca andante lagi :3
    gak nyangka bisa ketemu sama sesama readers andante di wp xD

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      gatau yul nya nikah sama siapa, nama anaknya juga Han Jaekyung, sama Hankyung kali nikahnya, wkwkwk~
      pada suka chinese boy kali yak…

      Suka

      1. Anna Choi berkata:

        haha mereka chinese boy lover dong?
        kasian hongki-nya deh wkwk

        Suka

  18. KyungSoo berkata:

    udah lama banget gak mampir ke sini nih-__-
    eh sekalinya mampir ada ff SooHan!
    itu luhannya minta ditabok mukanya,tau aja bikin soo grogi wkwkwkwk
    daebak weh-o-)b sekali kali bikin soohan lagi nde? *kedip” maut/?

    Suka

  19. Choi_Reni407 berkata:

    Ceritanya bagus.
    Aku suka banget.
    Coba aja ini real tapi sama Kris . Hahaha

    Suka

    1. wufanneey berkata:

      waah, ninja ya? sama! /tos/

      Suka

  20. February soo berkata:

    lucu banget wwkwkkw /.\

    Suka

  21. yoonade berkata:

    ni pertama kali’y aq bc ff cast’y soohan 🙂
    daebakk thor 🙂
    emank soo eon cck bget jd main cast ff …..

    Suka

  22. Rifqoh wafiyyah berkata:

    ff’a daebak thor..:)
    ktawa q pas bca surat cnta’a soo unnie..:)
    lucu bnrgt luhan oppa’a…:)
    apalagi ending’a luhan,soo,yul..
    pda triak kkekekee~
    bkin AS’a dund??

    Suka

  23. Raffa Azzahra berkata:

    Aaa gila nih fanfict ulala banget *ngomong apa coba -_-
    Bagus banget dah, lain kali bikin ff soohan yg lebih banyak oke ^^
    Jangan lupa lebih H.O.T jugak *eh

    This fanfict is so te o pe be ge te :v

    Suka

  24. @angayp berkata:

    Kereeenn daebakk ne, suka bgt soohan couple. Next ff soohan ya min, ditunggu loh :3

    Suka

  25. borayoung berkata:

    kyeopta ❤

    Suka

  26. Fantasy Purple berkata:

    Astagaaaaaa!!! Ceritanya keren bangettttt… Aku sukaaaa. Aku terharu banget pas baca surat cinta Sooyoung. Berasa jadi sooyoung eonnie. Kyaaaa!!! Mreka kissing dan ketauan anak kecil. Wkwkwk. Daebak!!! Ditunggu ff SooHan lainnya ya chingu. Semangat nulisnya (•ˆ⌣ˆ•)

    Suka

  27. jeni berkata:

    Hahahhaa ketauann deh upsss
    itu suratnya lucu banget wkwkwk 😀

    Suka

Tinggalkan komentar