[FF] Happy Jonghyun Day

Pairing : SNSD’s Sooyoung – CNBLUE’s Jonghyun

Genre : Fluff

Lenght : Drabble Collection

 

***

One Call

 

Langit menggelap karena mentari sudah lama terbenam di ufuk barat. Hawa mulai dingin, titik-titik hujan terdengar konstan mendominasi setapak. Pejalan kaki yang berlalu-lalang sudah tak terdengar lagi. Suasana terlalu sepi malam ini.

 

Termasuk sebuah asrama para wanita cantik di daerah Gangnam itu. Tak terdengar suara apapun di dalamnya karena jam menunjukkan pukul 11.45PM, nyaris tengah malam.

 

Tampak sesosok tubuh tinggi semampai keluar dari salah satu bilik pintu kamar, mengendap-endap. Sooyoung berjalan pelan menuju balkon.

 

Wuush!

 

Angin malam langsung menerpa kulit putihnya. Sooyoung menggosokkan kedua telapak tangannya, sekadar memberi kehangatan karena mantel yang dipakainya tak berefek sama sekali.

 

Sooyoung lantas melirik jam di ponselnya, 11.55.

 

“Sebentar lagi,” gumamnya dengan senyum. “Sepuluh, sembilan, delapan,…” dia mulai menghitung mundur, dan tepat tengah malam…

 

Ting!

 

Sooyoung menghubungi nomor seseorang dari ponselnya dengan gesit.

 

“Jonghyun!” panggilnya tak sabaran.

 

“Sooyoung? Ada apa menelepon malam-malam?” suara pria-nya seperti baru bangun tidur, terdengar serak tapi seksi. Ah, Sooyoung begitu merindukannya.“Aku sangat mengantuk, kau tahu kan kami baru saja pulang dari Jepang dan sangat lelah, aku tahu kau rindu padaku, tapi—”

 

“Kau lupa!” potong Sooyoung, menahan pekikan. “Ternyata kau lupa!”

 

“Apa?”

 

 “Aku bahkan mengendap-endap keluar kamar di tengah tidurku yang nyenyak agar tidak mengganggu yang lain, kau tahu! Bahkan aku menomor satukan dirimu dan menomor duakan Sunkyu!” jelas Sooyoung yang sebenarnya membuat Jonghyun tambah bingung.

 

“Maksudmu?”

 

Pertanyaan macam apa itu?! Sooyoung dibuat kesal setengah mati.

 

“Kau memintaku untuk jadi orang pertama yang mengucapkannya, kau memintaku meneleponmu tengah malam, tepat hari ini!” ujarnya lagi dengan oktaf yang tidak bisa dibilang rendah.

 

“Hari apa?”

 

“Hari ulangtahunmu! Jonghyun bodoh!”

 

Pip! Sooyoung memutuskan sambungan secara sepihak.

 

***

Back Hug

 

“Sooyoung,” Jonghyun, seperti biasanya memanggil suara gadisnya lembut dengan suara khasnya.

 

“Apa?” balas menyanyainya, Sooyoung tetap dengan kesibukannya sedari tadi, membuat sushi.

 

“Ayo kita main, aku ingin merayakan hari ulangtahunku denganmu, kan jarang-jarang kita berdua ada waktu senggang begini.” Ungkap Jonghyun.

 

“Justru itu, kau sedang ada waktu senggang, gunakan untuk istirahat,” ujar Sooyoung, secara tidak langsung menolak ajakan Jonghyun. “Belakangan ini skedulmu sangat padat, kalau ada waktu luang sebaiknya dipakai istirahat.” Sambungnya.

 

“Kukira kau datang ke dorm-ku ingin bertemu denganku, tapi kau malah menasehatiku layaknya ibuku, bukan bermesraan denganku kau malah mengencani dapurku.” Sungut Jonghyun. Ya, sejak Sooyoung tiba gadis itu memang langsung grasak-grusuk ke dapur dorm CNBLUE itu dan membuat sushi yang bahkan Jonghyun pun tak pernah minta.

 

Sooyoung diam saja, seolah ucapan Jonghyun hanyalah angin lalu. Jonghyun kesal dibuatnya.

 

“Mending kalau itu khusus untukku, tapi kau membuatkan itu untuk yang lain juga.”

 

“Jangan banyak protes,” kata Sooyoung cepat.

 

Jonghyun mencomot sepotong sushi lalu memakannya, setengah kesal.

 

“Jonghyun!” seru Sooyoung. “Harusnya kau tunggu yang lain datang, lalu kita makan sama-sama!”

 

“Kau tidak bisa pilih kasih ‘sedikit’ padaku apa?”

 

“Tidak,” jawabnya cepat. “Lebih baik kau bantu aku membuat ini untuk rekanmu yang lain, oke? Daripada kau tidak ada kerjaan dan hanya berdiri di belakangku.” Saran Sooyoung. Terdengar helaan nafas Jonghyun sebagai jawaban malas.

 

Sooyoung kembali sibuk dengan sushi-nya karena Jonghyun lebih memilih diam daripada membantunya.

 

Set.

 

Seketika Sooyoung merasa Jonghyun menyandarkan dagunya di pundak Sooyoung. Lalu pemuda itu menggantikan Sooyoung menggulungi nasi dengan nori. Sehingga membuat pose seakan-akan memeluk Sooyoung dari belakang.

 

“Bodoh! Kau cari kesempatan, ya!” bentak Sooyoung keras—berusaha menyembunyikan debaran jantungnya dan wajah meronanya karena perlakuan Jonghyun.

 

“Katanya kau minta dibantu,” jawab Jonghyun tenang. Nafas hangat pemuda itu berhembus di telinga Sooyoung, tak ayal membuat lututnya lemas seketika.

 

Sooyoung merenggut, “Tapi bukan begini cara—!”

 

“Kalian! Jadi selama ini kalian selalu bermesraan selama kami tidak ada di dorm?!” suara Yonghwa si leader tiba-tiba membahana.

 

Dengan cepat Sooyoung menjauh dari Jonghyun. Wajahnya merah menahan malu. Tapi Jonghyun menahan tangannya. “Kenapa? Kau cemburu karena Seohyun tidak bisa diajak bermesraan?” jawab Jonghyun sekenanya.

 

“Bermesraan apanya?!” elak Sooyoung, sungguh dia malu setengah mati dipergoki oleh manusia-manusia band itu.

 

“Seperti ini?”

 

Chu!

 

Jonghyun mengecup pipi Sooyoung hangat, tangan besarnya dilingkarkan di pinggang gadis itu tanpa sempat Sooyoung berontak. Yonghwa, Minhyuk dan Jungshin langsung terpana melihat adegan langka itu.

 

“OMO!”

 

***

Ice Cream

 

“Ternyata benar yang dikatakan Jessica,” gumam Jonghyun siang itu. Dia dan Sooyoung sedang berada di taman kota menikmati kencan mereka, dengan penyamaran lengkap tentu saja. Saat kemarin Jonghyun mengajak Sooyoung jalan-jalan, tanpa di duga keesokan harinya jadwal gadis itu kosong. Jadi mereka memanfaatkan kesempatan itu dengan menghabiskan waktu berdua.

 

“Apa yang dikatakannya?” Sooyoung menanyainya.

 

“Kau sangat suka es krim, kau bahkan menghabiskan itu,” Jonghyun menunjuk tiga cup es krim yang telah dihabiskan Sooyoung. “Dalam waktu lima menit.” Sambungnya dengan wajah horor. Dia baru sadar kalau ternyata kekasihnya selama ini adalah Food Goddess. *LOL

 

“Kau tahu aku sudah berusaha mengubah image shikshin-ku, tapi itu sulit sekali!” curhat Sooyoung.

 

“Benarkah?” Jonghyun curiga. Tapi lebih curiga lagi pada badan kurus si tukang makan itu, bagaimana bisa? Jangan-jangan Sooyoung punya lubang zathura di perutnya? Loh, pikiran Jonghyun jadi ngelantur. Dia menggeleng kuat menghapus pikiran aneh lain yang bermunculan, Sooyoung memang terlalu menarik untuk pria pemikir seperti dirinya.

 

“Lebih suka mana, es krim atau aku?” tanya Jonghyun iseng.

 

“Hmm…” Sooyoung berhenti menjilati es krimnya dan memandangi Jonghyun sejurus kemudian, mata bulat nan beningnya bahkan membuat Jonghyun lupa caranya untuk bernafas.

 

“Kau bahkan menimbang-nimbang dulu, ck.” Jonghyun mengalihkan pandangannya—berusaha acuh—walau tak terelakkan dia sedang gugup karena dipandangi Sooyoung.

 

“Aku lebih suka kau.” Jawab Sooyoung akhirnya—berhasil membuat Jonghyun girang.

 

“Hah? Serius?” senyum Jonghyun merekah, ribuan kupu-kupu seakan berterbangan dalam perutnya. “Kenapa kau suka padaku?” bertanya lagi masih dengan senyum mengembang.

 

“Karena kau selalu mentraktirku es krim.”

 

Gubrak!

 

“Ada apa, Jong? Kau tampak pucat?” tanya Sooyoung—karena wajah Jonghyun memang memucat seketika setelah mendapat jawaban menyakitkan Sooyoung. Sooyoung menyentuh kening Jonghyun dengan telapak tangannya, wajah mereka sangat dekat sekarang.

 

“Tak apa, aku hanya kepanasan. Perutku tiba-tiba mulas.” Respon Jonghyun datar, dengan wajah sebalnya. Tapi dasar Sooyoung yang terlampau bebal, gadis berpipi tembem itu kemudian menanyakan hal yang makin membuat Jonghyun keki sampai ingin menendang bokong Minhyuk.

 

“Kalau begitu, es krim-mu untukku, ya? Sudah mau cair, tuh.”

 

***

Jealously

 

Selesai acara Music Core, Jonghyun bergegas ke backstage untuk mengejar Sooyoung yang seharian ini menghindarinya. Ya, acara Music Core hari ini memang mengundang CNBLUE dan SNSD sebagai salah satu pengisi acaranya. Jadi, Jonghyun semangat sekali hari ini karena bisa bertemu Sooyoung, tapi yang membuatnya kecewa itu Sooyoung malah menghindarinya menjelang performance-performance terakhir.

 

“Choi Sooyoung!” Jonghyun menyerukan nama lengkap si kaki panjang itu, yang dipanggil menoleh tanpa minat. “Kenapa kau murung begitu?” tanya Jonghyun saat melihat wajah Sooyoung yang tak seceria biasanya. Gadis itu hanya menggeleng lemah sebagai jawaban.

 

“Aku hanya lelah.” Katanya cepat, kemudian berlalu meninggalkan Jonghyun yang bertanya-tanya.

 

“Kau sakit?” Jonghyun khawatir. Lagi-lagi Sooyoung menggeleng dan menepis tangan Jonghyun dari pundaknya, lalu dia berlalu dengan pundak yang—sengaja—ditubrukkan pada lengan Jonghyun.

 

“Tidak pernah dia kelelahan sampai murung seperti itu,” simpulnya. “Pasti ada sesuatu.” Jonghyun pun memutuskan membuntuti Sooyoung ke restroom SNSD yang berbeda koridor dengan restroom CNBLUE. Rasa penasarannya terlalu kuat.

 

“Menyebalkaaaaan!” jerit Sooyoung saat dia menutup pintu ruang rehat SNSD. Dia menjatuhkan tubuh kurusnya di sofa dengan kencang, membuat Jessica yang sedang sibuk dengan ponselnya tiba-tiba menoleh karena guncangan kecil dari Sooyoung.

 

“Apa sih masalahmu?” Jessica bertanya. Sedikit sebal karena chattingannya dengan Donghae terganggu.

 

“Jonghyun!” gerutu Sooyoung.

 

“Kenapa dengan dia? Kenapa lagi?” tanya Jessica memburu.

 

“Dia menyapa T-ARA Eunjung dan memberinya senyum saat di stage. Apa dia tidak sadar berapa kamera fans yang memotretnya saat itu? Dia mau skandal apa?!” tutur Sooyoung dengan emosi meletup-letup. Jessica memutar bola matanya malas.

 

“Ewwh… Itu hanya sapaan biasa, Summer Choi! Kau sendiri sering tersenyum dan memberi salam pada Oppadeul SJ dan DBSK. Dan reaksi Jonghyun? Dia biasa saja karena memang sapaan itu hanya hal biasa untuk ukuran senior-junior.”

 

“Tidak! Ini berbeda! Eunjung balas tersenyum dan aku tahu dari senyumnya dia menyukai Jonghyun-ku! Eunjung serta merta memanggil Jonghyun-ku dengan sebutan Jonghyunie!” pekik Sooyoung tertahan. Untung di sana hanya ada member SNSD saja, jadi tidak ada yang protes dengan pekikan Sooyoung yang sudah biasa. “Jonghyunie? Owh, yang benar saja, Jong-Hyun-Neey!” Sooyoung menekankan tiap suku katanya. Jessica kembali acuh atas sikap cemburu Sooyoung yang berlebihan.

 

“Jadi dia cemburu?” di balik pintu restroom Jonghyun tercengir-cengir sendiri.

 

***

Baby

 

“Hah, Eunjungeey memanggilmu manis sekali, Jonghyuneey.” Cibir Sooyoung pada pemuda yang sedang menyetir di samping joknya duduk, Jonghyun. Memang, Sooyoung masih kesal masalah Eunjung itu—dan ia akhirnya mau jujur pada Jonghyun kalau ia cemburu. Jonghyun senang Sooyoung mengakuinya, itu artinya Sooyoung cinta padanya, kan?

 

Tapi, nyatanya berbeda jauh dengan keadaan sekarang, Sooyoung terus saja kesal dan mencibir Jonghyun dengan segala majas ironinya. Untungnya Jonghyun bukan tipikal orang yang pemarah, dia lebih penyabar dan dewasa dalam menanggapi Sooyoung.

 

“Diamlah, Sooyoung. Eunjung itu hanya rekan se-agensi, dia hanya memberikan ucapan selamat ulang tahun padaku, itu saja,” sahut Jonghyun. Sooyoung mengacuhkannya.

 

“Dia suka padamu, aku tahu.”

 

“Tapi aku suka kau, kau tahu.”

 

“Lee Jonghyun, jangan membalikkan perkataanku!” geram Sooyoung.

 

“Sekalipun dia suka padaku, belum tentu aku suka padanya, kan?”

 

“Tetap saja aku tidak suka dengannya! Aku tidak suka caranya menatapmu!” geram Sooyoung. “Sekarang turunkan aku di sini!” titahnya galak. “Aku bilang turunkan aku—hmp!”

 

Apple Jonghyun membekap cherry mungil Sooyoung kala itu juga. Entah kenapa itu Cuma satu-satunya cara dalam benak Jonghyun untuk membuat Sooyoung berhenti marah-marah. Dan, berhasil. Sooyoung langsung bungkam dengan ekspresi terkejut—maniknya membulat sempurna dan pipinya merona.

 

“Kau berlebihan, Soo…” suara Jonghyun melembut, dia menepikan mobilnya kemudian, di samping SPBU yang membuat Sooyoung makin kesal karena pria itu tak ada romantis-romantisnya sama sekali. “Aku sudah punya kau dan Eunjung punya Jungshin.”

 

Seketika Sooyoung terheran. “Jungshin?”

 

“Ya.”

 

Sooyoung menolehkan kepalanya. “Kau mempermainkanku?” tuduhnya sembarangan. Jonghyun tergelak. “Kau bilang begitu supaya aku yang salah.”

 

“Minta maaf padaku apa susahnya?” tawar Jonghyun, disertai senyum manisnya yang (lagi-lagi) membuat lutut Sooyoung lemas.

 

“Aku marah padamu beberapa menit yang lalu dan sekarang kau suruh aku minta maaf? Tidak, terimakasih Tuan Lee!” Sooyoung merasa malu luarbiasa meski dia terlalu pandai menutupinya, dia selalu gengsi kalau harus meminta maaf. Ehm, entahlah.

 

Jonghyun malah menertawainya. “Jangan tertawa! Bawa aku ke dorm sekarang juga, urusan kita selesai.” Memotong kegiatan tertawa Jonghyun, Sooyoung berujar masih dengan nada ketusnya.

 

“Baiklah, Nona manis.” Jonghyun mengulum senyum, lantas menyalakan mesin mobilnya lagi lalu melajukannya pelan, tak lama terdengar desisan Sooyoung dari sampingnya.

 

“Dan, jangan pernah lagi memotong ucapanku dengan ciuman.” Saat mengatakan itu, Jonghyun tahu wajah Sooyoung sudah memerah sempurna seperti udang rebus.

 

***

 

Gatau mau bilang apalagi.

Ini gaje banget.

Maaf ya, Jonghyun Oppa ucapan “selamat ulang tahun” dariku luarbiasa menyedihkan.

*ohya, yang diatas itu bonus pic aja, bukan poster*